- Beranda
- Komunitas
- News
- Beritagar.id
Daerah berbahaya Gunung Agung menjadi 6 kilometer


TS
BeritagarID
Daerah berbahaya Gunung Agung menjadi 6 kilometer

Petani menggarap lahan pascapanen dengan latar belakang Gunung Agung yang menghembuskan asap disertai abu vulkanis di Sidemen, Karangasem, Bali, Sabtu (9/12). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mengamati Gunung Agung telah mengalami beberapa kali letusan bersifat efusif sesaat yang disertai hembusan asap dan abu vulkanis sejak Jumat (8/12).
Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral memperpendek batas radius aman untuk beraktivitas menjadi 6 kilometer dari 8-10 kilometer dari Gunung Agung di Karangasem, Bali.
Meski batas aman diperpendek, aktivitas vulkanik Gunung Agung masih cukup tinggi dan fluktuatif. Hasil analisis data visual dan instrumental meliputi seismik, deformasi dan geokimia, menunjukkan bahwa saat ini Gunung Agung masih berada dalam fase erupsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan material erupsi berupa lava yang mengisi kawah, hembusan/letusan abu, dan lontaran batuan di sekitar kawah masih berpotensi terjadi. Data beberapa hari terakhir menunjukkan tren stagnan yang mengindikasikan belum ada peningkatan pada sumber tekanan yang signifikan.
"Perkiraan potensi bahaya saat ini berupa lontaran batu pijar, pasir, kerikil, dan hujan abu pekat juga lahar hujan diperkirakan melanda area di dalam radius 6 kilometer dari kawah," kata Sutopo melalui keterangan tertulisnya.
PVMBG masih menetapkan Gunung Agung dengan status Awas (level 4). Namun daerah berbahaya diturunkan menjadi 6 kilometer.
Artinya masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apapun di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung. Penurunan daerah berbahaya ini.
Dengan penurunan daerah berbahaya itu, maka ribuan masyarakat yang mengungsi dari desa yang aman boleh pulang ke rumahnya masing-masing.
Berdasarkan analisis peta kawasan rawan bencana, terdapat 12 desa di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah. 12 desa tersebut harus dikosongkan dan warganya harus mengungsi.
Dari 12 desa tersebut terdapat 7 desa yang ada penduduknya dan 5 desa yang tidak ada penduduknya di dalam radius 6 kilometer dari puncak kawah.
Ketujuh desa dengan 20 Banjar yang penduduknya masih harus mengungsi adalah Desa Jungutan; Desa Buana Giri; Desa Sebudi; Desa Besakih; Desa Datah; Desa Baturinggit; dan Desa Ban.
Diperkirakan terdapat 17.115 jiwa masyarakat yang tinggal di 7 desa (20 banjar) yang berada di dalam radius 6 kilometer dan masih harus mengungsi. Di luar radius 6 kilometer tersebut kondisinya aman, normal dan masyarakat dapat kembali ke rumah masing-masing.
"Saat ini sebagian pengungsi telah kembali ke rumahnya masing-masing setelah mendapat informasi desanya aman," kata Sutopo.
Hingga Kamis (4/1/2018), jumlah pengungsi 70.610 jiwa yang tersebar di 240 titik pengungsian. Pengungsi ini berada di tempat yang jauh dari desa asalnya dan terdapat di 9 kabupaten/kota yaitu Kabupaten Buleleng (9.983 jiwa), Klungkung (10.964 jiwa), Karangasem (42.908 jiwa), Bangli (1.017 jiwa), Tabanan (733 jiwa), Kota Denpasar (748 jiwa), Gianyar (3.507 jiwa), Badung (590 jiwa), dan Jembrana (9205 jiwa).
Pada Desember lalu, Pemerintah mencabut status tanggap darurat yang ditetapkan setelah Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali. Tanggap darurat telah dicabut, tetapi status Gunung Agus tetap berada di level IV atau awas.
Pencabutan status tanggap darurat itu diputuskan seusai Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas membahas sektor pariwisata dengan sejumlah menteri Kabinet Kerja di Sanur, Bali pada Jumat (22/12/2017).
Pemerintah Provinsi Bali menetapkan status tanggap darurat ketika Gunung Agung meletus sejak November lalu. Status keadaan darurat yang ditetapkan kepala daerah sebagai syarat administrasi untuk memudahkan penanganan bencana.
Dengan adanya pernyataan darurat dari kepala daerah yang daerahnya mengalami bencana, maka BNPB dapat memberikan bantuan Dana Siap Pakai (DSP) ke pemda. Kemensos dapat mengeluarkan bantuan cadangan beras di gudang jika ada status tanggap darurat.
Status tanggap darurat ternyata berdampak buruk bagi citra pariwisata Bali. Wisatawan beranggapan, kondisi darurat terjadi di seluruh Bali. Padahal tanggap darurat menyangkut penanganan pengungsi akibat letusan Gunung Agung.
Sektor pariwisata di Bali sempat terpukul karena erupsi Gunung Agung. Sejumlah negara menerapkan travel warning.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan angka kedatangan wisatawan mancanegara di Bali yang biasanya rata-rata 15.000 sempat turun menjadi 2.000. Menjelang akhir tahun ini, wisawatan sudah kembali meningkat mencapai 12.300 orang.

Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...di-6-kilometer
---
Baca juga dari kategori BERITA :
-

-

-



anasabila memberi reputasi
1
10.8K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan