Hai! Kembali lagi di Facthistori! Kali ini, aku bakal kasih tau alat yang membuat Jepang tunduk?! Hmmm, alat apa itu? Ya! Alat penyembur api! Ia merupakan peralatan yang digunakan untuk menembakkan dan menggendalikan api dari jarak jauh. Alat penyembur api dibagi menjadi dua kategori yaitu yang pertama akan menyemburkan cairan pembakar api dan yang kedua akan menyemburkan gas pembakaran. Di militer, sebagian besar penyembur api menggunakan cairan pembakar api.

Tapi untuk berbagai pekerjaan, mereka lebih banyak menggunakan alat penyembur gas, hal ini dikarenakan gas lebih mudah dikendalikan dan lebih aman daripada cairan. 

 

Penyembur api yang sekarang digunakan merupakan hasil dari penemuan peneliti Jerman yang bernama Richard Federer, ia membuat Jerman menjadi negara pertama yang menciptakan penyembur api pada tahun 1901. Perangkat penyembur api ini pada dasarnya memiliki semua karakteristik dari penyembur api modern, alat ini dapat dibawa oleh manusia manusia dengan mudah, dengan panjang  1,2 meter dalam wadah silinder. Tingkat wadah internal yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian atas dan bawah.

 
Saat pemegang dari alat penyembur api tersebut mulai menekan pelatuk, kompresor udara mengeluarkan cairan api dari saluran yang terbuat dari karet, lalu api akan tersembur dari dalam lubang tersebut.

 
Perangkat ini dapat menyembur hingga 18 meter, dapat terus mengeluarkan api selama 2 menit, tapi alat ini hanya dapat sekali pakai, setelah habis akan di ganti yang baru. Sampai pada tahun 1911, tentara Jerman membuat tim khusus beranggotakan 12 orang untuk menggunakan alat ini. dalam 4 tahun, kehebatan dari alat ini sudah dikenal semua orang.

 

Penyembur api yang biasa digunakan untuk menghancurkan musuh pada jarak dekat, tetapi juga untuk membakar bunker dan benteng. Pada 1990-an, ketika tentara sedang berada di perbatasan ranjau, penyembur api juga digunakan untuk menjinakkan ranjau tersebut. 

 
Februari 1915, Perancis yang saat itu menduduki Verdun merupakan negara pertama yang merasakan api dari Jerman. 5 bulan kemudian, 30 Juli 1915, di Inggris tepatnya di Flanders Hogg juga merasakan alat penyembur api ini, bahkan dicampur dengan bensin, karet dan belerang. Dua hari pertempuran itu, Inggris kehilangan total 31 perwira dan 751 prajurit. Setelah pertempuran tersebut,  penyembur api yang mematikan pertama kali ditulis ke dalam laporan pertempuran.

Dalam Perang Pasifik, pasukan militer Amerika Serikat setiap kali mendarat di pulau pasti akan kesulitan karena banyaknya lingkungan berhutan tropis, sulit untuk mengenali bunker dan benteng lawan, sehingga Amerika Serikat bersedia untuk membayar harga yang pantas untuk mengatasi ini. Saat di medan perang, letak geografis juga sangat tidak mendukung sehingga angkatan laut Amerika pun tidak dapat membantu banyak.

Oleh karena itu, dengan mengandalkan alat penyembur yang bersuhu tinggi, bunker dan  benteng musuh dapat dengan mudah diatasi, gua atau parit musuh tersembunyi juga dapat dihadapi dengan alat penyembur api tersebut. Tentara Amerika Serikat juga dapat menggunakan alat tersebut untuk menyalakan persenjataan yang mudah terbakar dan bahan baku lainnya, ini telah menjadi kekuatan penting Amerika Serikat dalam  menanggulangi Jepang.

Alat ini suhu tinggi membakar benteng Jepang, dan menyebabkan orang di dalamnya kekurangan oksigen. Dalam waktu singkat benteng kecil dapat ditaklukan akibat prajurit yang sesak napas, membuat benteng musuh dalam target dengan cepat kehilangan resistensinya. Inilah harga yang dibayar oleh Amerika Serikat untuk mengalahkan Jepang. Jangan lupa, untuk kunjungi situs aku yuk! disini! terima kasih, telah membaca!