Kakek Sugi berkata bahwa Ia belum pernah menyaksikan pertandingan voli pantai. Maka punpun dan teman-temannya mengajaknya menonton. Sebuah pertandingan voli pantai berbikini berlangsung antara kesebelasan JKT dan kesebelasan SNH. Kesebelasan JKT memasukkan bola terlebih dahulu. Kakek Sugi bersorak gembira dan melemparkan topinya tinggi-tinggi. Lalu ganti kesebelasan SNH yang mencetak goal. Dan Kakek Sugi bersorak gembira serta melemparkan topinya tinggi-tinggi lagi.

Hal ini rupanya membingungkan orang yang duduk di belakang kami. Orang itu menepuk pundak Kakek Sugi dan bertanya, "Saudara berteriak untuk pihak yang mana?" "Saya?" jawab Kakek Sugi, yang rupanya saat itu sedang terpesona oleh permainan itu. "Oh, saya tidak bersorak bagi salah satu pihak. Saya hanya menikmati keseksiannya." Penanya itu berpaling kepada temannya dan mencemooh Kakek Sugi, "Ababil!" Sewaktu pulang, Kakek Sugi kami beritahu tentang situasi anak muda di dunia dewasa ini. "Alay-alay itu aneh, Kakek," kata kami. "Mereka selalu mengira, idola-diolanya cantik dan menjelek-jelekkan idola-idola yang ada di pihak lain."

Kakek Sugi mengangguk setuju. "Itulah sebabnya Aku tidak mendukung grup; Aku mendukung cewek-ceweknya," katanya. "Keseksian lebih penting daripada grup. Percintaan lebih penting daripada Pendidikan."

"Kakek, berhati-hatilah dengan kata-katamu," kata salah seorang diantara kami dengan was-was. "Engkau pernah di-drop out karena mengucapkan kata-kata serupa itu". "Ya, dan bahkan hal itu dilakukan oleh pria-pria sejati," kata Kakek Sugi sambil tersenyum.