"Seperti tahun-tahun kemarin, hanya menjadi wacana..."



Kalau hanya menjadi wacana, buat apa membuat resolusi?
Supaya terlihat punya mimpi dan tujuan hidup?
Atau agar bisa pamer impian ke orang lain? Impian bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk dicapai,
nanti sajalah kalau sudah bisa mencapainya baru diceritakan ke orang lain.
Menciptakan minat sama dengan menumbuhkan motivasi, jadi mulailah peduli dengan resolusimu sendiri
agar tidak menjadi wacana lagi.

"Seperti biasa, membuat resolusi yang sama setiap tahunnya..."



Resolusi yang kita buat harusnya bisa bermanfaat dan membuat diri kita berkembang.
Membuat resolusi yang sama setiap tahunnya tidak salah, tapi akan lebih baik jika menambahkannya lagi,
karena hal positif bisa meyerap setiap manfaat yang ditawarkan.
Jadi, mulailah untuk berani melakukan sesuatu yang baru, ambil resiko dan jangan mundur.

"Punya banyak target, tapi hanya beberapa saja yang tercapai..."



Bukan suatu kesalahan fatal jika punya banyak resolusi dan belum bisa mencapai semuanya.
Perlu langkah lebar dalam memasuki sesuatu yang baru, jadi buatlah target dan rencana untuk mencapainya.
Karena 365 hari bukanlah waktu yang singkat, jadi banyak yang bisa dilakukan untuk mencapai target tsb.

Sisanya yang belum tercapai?
Diulang lagi tahun ini atau biarkan saja dan membuat resolusi baru untuk 2018?
Sesuaikan saja dengan kebutuhan, masih dibutuhkan atau tidak? Mungkin banyak hal yang ingin kita capai, ingin kita miliki. Tapi ingat, memiliki semuanya bukan berarti memiliki sekaligus.

"Semuanya bisa terealisasikan, bersyukur sekali bisa mencapai semua target yang..."



Selamaaatt.. untuk kalian yang berhasil.
Itu artinya rencana dan usaha bisa sejalan. Keberhasilan tsb bukanlah suatu kebetulan belaka,
dan ini bisa menjadi semangat untuk mencapai target berikutnya.

"Tidak ada yang tercapai, makanya diulang lagi tahun ini..."



Remidi resolusi.
Jika tidak ingin tahun ini seperti tahun kemarin, berjanjilah untuk tidak membuat kesalahan yang sama,
jangan hanya pas di awal saja semangatnya, ketika sudah berjalan dan menghadapi banyak tantangan
malah mundur. Kegagalan kemarin harusnya bisa memberikan saran
tentang apa yang harus dan tidak harus dilakukan tahun ini.

"Mengganti target, karena beberapa alasan, diantaranya..."



Terlalu khayal, terlalu konyol, terlalu muluk, atau…..
Kita bebas membuat resolusi apapun, yang penting realistis.
Tapi tetap saja pecuma diganti dengan yang lain jika tidak ada semangat dan usaha untuk mencapainya.

"Terabaikan, karena fokus ke hal yang lain, jadinya yaa..."



Karena tidak tahu mana yang harus didahulukan, semuanya bisa menjadi berantakan. Agar hal ini tidak terjadi lagi, lebih baik dibuat skala prioritas, jadi jelas mana yang harus didahulukan. Jadi ketika harus fokus ke hal lain,
yang lainnya tidak ada yang terabaikan, semuanya tetap mendapat perhatian sesuai porsinya.

"Lupa kalau punya resolusi, jadi dulu itu..."



Parah, masa iya lupa kalau punya resolusi.
Jadi dulu resolusi yang pernah dibuat itu ditulis dan disimpan dimana?
Dari 365 hari yang dilalui, tidak pernahkah satu hari saja mengingatnya?

"Resolusi? Apa itu??"



Tidak sedikit dari kita yang tidak membuat resolusi tahun baru.
Tapi bukan berarti mereka yang tidak membuat resolusi tidak mempunyai tujuan,
impian atau cita-cita dalam hidupnya. Mereka punya rencana sendiri, yang mungkin tidak diketahui
atau dimengerti orang lain.