- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Presiden Taiwan: ‘Militer China adalah Ancaman bagi Asia Timur’


TS
cholish
Presiden Taiwan: ‘Militer China adalah Ancaman bagi Asia Timur’
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen mengatakan bahwa ambisi militer China tidak hanya mempengaruhi Taiwan, tapi juga seluruh Asia Timur. Ia pun memperingatkan bahwa ancaman militer China semakin meningkat hari demi hari, dan bahwa ketegangan antara Taiwan dan China daratan tidak boleh diselesaikan melalui kekuatan militer.
Oleh: Christina Zhao (Newsweek) dan Reuters
Di atas panggung, diapit oleh dua model jet tempur, Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen mengatakan bahwa ambisi militer China tidak hanya mempengaruhi Taiwan, tapi juga seluruh Asia Timur, dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (29/12). Ia juga memperingatkan bahwa ketegangan antara Taiwan dan China daratan tidak boleh diselesaikan melalui kekuatan militer.
“Aktivitas militer China tidak hanya berdampak pada situasi di Selat Taiwan, namun juga di seluruh Asia Timur… Ini bukanlah masalah yang hanya dihadapi oleh Taiwan,” ujar Tsai, yang merupakan presiden wanita Taiwan pertama, kepada para wartawan lokal.
“Seluruh negara di wilayah ini ingin melihat perdamaian dan stabilitas, mencapai konsensus… dan China mengabaikan hal ini… masalah antar-Selat tentunya tidak dapat diselesaikan melalui kekuatan militer, namun melalui cara-cara damai.”
Tsai kemudian berjanji untuk memperluas anggaran pertahanan Taiwan.
“Sepanjang tahun lalu, semangat militer kita terus membaik; Dukungan untuk militer kita juga terus meningkat. Ini adalah hal yang paling memuaskan sejak saya menjadi presiden. Dengan ini saya umumkan bahwa anggaran pertahanan tahunan kita akan tumbuh dengan stabil dalam kisaran yang wajar,” katanya.
“Kita hidup di lingkungan geopolitik yang berubah dengan cepat; Ambisi China dalam ekspansi militernya di wilayah ini menjadi lebih jelas, terbukti dengan aktivitas angkatan udara dan angkatan darat Tentara Pembebasan Rakyat,” Tsai menguraikan.
Pada Selasa (26/12), Taipei mengatakan bahwa latihan militer China yang sering dilakukan dan terus meningkat, merupakan ancaman besar bagi keamanan Taiwan, dalam sebuah tinjauan pertahanan tahunan, menurut South China Morning Post.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan 16 latihan di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri pada tahun lalu, kata Kementerian Pertahanan Taiwan di sebuah kertas putih pada minggu ini. Ancaman militer China semakin meningkat hari demi hari.
Ketika ditanya tentang latihan yang terus berlanjut dan rekaman video yang dirilis oleh angkatan udara, Kantor Urusan Taiwan China (TAO) menyatakan bahwa pihaknya dan Kementerian Pertahanan telah berulang kali mengatakan bahwa latihan tersebut rutin dilakukan.
“Semua orang perlahan-lahan akan terbiasa,” ujar juru bicara TAO An Fengshan, pada sebuah konferensi pers, tanpa menjelaskan lebih jauh.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak, dan China terus menggunakan kekuatan untuk membuat Taiwan berada di bawah kendalinya. Taiwan dipersenjatai dengan baik—sebagian besar dengan perangkat keras dari Amerika Serikat—dan telah berusaha untuk membeli lebih banyak peralatan berteknologi tinggi dari Washington untuk mempertahankan diri dari China.
Beijing menduga bahwa Tsai—yang memimpin Partai Progresif Demokratik yang mendukung kemerdekaan—ingin memastikan kemerdekaan penuh untuk pulau tersebut apa pun yang terjadi.
Tsai mengatakan bahwa ia ingin mempertahankan hubungan baik dengan China, namun akan mempertahankan keamanan dan jalan hidup Taiwan.
Sumber : Presiden Taiwan: ‘Militer China adalah Ancaman bagi Asia Timur’
Oleh: Christina Zhao (Newsweek) dan Reuters
Di atas panggung, diapit oleh dua model jet tempur, Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen mengatakan bahwa ambisi militer China tidak hanya mempengaruhi Taiwan, tapi juga seluruh Asia Timur, dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (29/12). Ia juga memperingatkan bahwa ketegangan antara Taiwan dan China daratan tidak boleh diselesaikan melalui kekuatan militer.
“Aktivitas militer China tidak hanya berdampak pada situasi di Selat Taiwan, namun juga di seluruh Asia Timur… Ini bukanlah masalah yang hanya dihadapi oleh Taiwan,” ujar Tsai, yang merupakan presiden wanita Taiwan pertama, kepada para wartawan lokal.
“Seluruh negara di wilayah ini ingin melihat perdamaian dan stabilitas, mencapai konsensus… dan China mengabaikan hal ini… masalah antar-Selat tentunya tidak dapat diselesaikan melalui kekuatan militer, namun melalui cara-cara damai.”
Spoiler for Tsai Ing-Wen melambai kepada para pendukung di markas besar DPP, setelah kemenangan pemilunya pada tanggal 16 Januari 2016, di Taipei, Taiwan. Pada Jumat (29/12), ia memperingatkan China untuk tidak menggunakan agresi militer, dan berjanji untuk memperkuat pertahanan Taiwan. (Foto: Getty):
Tsai kemudian berjanji untuk memperluas anggaran pertahanan Taiwan.
“Sepanjang tahun lalu, semangat militer kita terus membaik; Dukungan untuk militer kita juga terus meningkat. Ini adalah hal yang paling memuaskan sejak saya menjadi presiden. Dengan ini saya umumkan bahwa anggaran pertahanan tahunan kita akan tumbuh dengan stabil dalam kisaran yang wajar,” katanya.
“Kita hidup di lingkungan geopolitik yang berubah dengan cepat; Ambisi China dalam ekspansi militernya di wilayah ini menjadi lebih jelas, terbukti dengan aktivitas angkatan udara dan angkatan darat Tentara Pembebasan Rakyat,” Tsai menguraikan.
Pada Selasa (26/12), Taipei mengatakan bahwa latihan militer China yang sering dilakukan dan terus meningkat, merupakan ancaman besar bagi keamanan Taiwan, dalam sebuah tinjauan pertahanan tahunan, menurut South China Morning Post.
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melakukan 16 latihan di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri pada tahun lalu, kata Kementerian Pertahanan Taiwan di sebuah kertas putih pada minggu ini. Ancaman militer China semakin meningkat hari demi hari.
Ketika ditanya tentang latihan yang terus berlanjut dan rekaman video yang dirilis oleh angkatan udara, Kantor Urusan Taiwan China (TAO) menyatakan bahwa pihaknya dan Kementerian Pertahanan telah berulang kali mengatakan bahwa latihan tersebut rutin dilakukan.
“Semua orang perlahan-lahan akan terbiasa,” ujar juru bicara TAO An Fengshan, pada sebuah konferensi pers, tanpa menjelaskan lebih jauh.
China menganggap Taiwan sebagai provinsi yang memberontak, dan China terus menggunakan kekuatan untuk membuat Taiwan berada di bawah kendalinya. Taiwan dipersenjatai dengan baik—sebagian besar dengan perangkat keras dari Amerika Serikat—dan telah berusaha untuk membeli lebih banyak peralatan berteknologi tinggi dari Washington untuk mempertahankan diri dari China.
Beijing menduga bahwa Tsai—yang memimpin Partai Progresif Demokratik yang mendukung kemerdekaan—ingin memastikan kemerdekaan penuh untuk pulau tersebut apa pun yang terjadi.
Tsai mengatakan bahwa ia ingin mempertahankan hubungan baik dengan China, namun akan mempertahankan keamanan dan jalan hidup Taiwan.
Sumber : Presiden Taiwan: ‘Militer China adalah Ancaman bagi Asia Timur’




anasabila dan sebelahblog memberi reputasi
2
1.5K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan