Kaskus

News

BeritagarIDAvatar border
TS
BeritagarID
Masalah ekonomi picu demo antipemerintah di Iran
Masalah ekonomi picu demo antipemerintah di Iran
Mahasiswa anti-pemerintahan Iran melakukan aksi unjuk rasa di University of Tehran, Iran, 30 Desember 2017.
Puluhan kota di Iran memanas beberapa hari jelang pergantian tahun 2017.

Ribuan pengunjuk rasa anti-pemerintahan turun ke jalan meneriakkan "Matilah diktator", yang dialamatkan pada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei dan Presiden Iran, Hassan Rouhani.

Dua orang demonstran dilaporkan tewas di kota Doroud setelah peluru polisi antihuru-hara menghantamnya. The Guardian yang mengutip jurnalis Iran untuk Voice of America (VOA), menyebut dua demonstran itu bernama Hamzeh Lashni dan Hossein Reshno.

Video yang menunjukkan tubuh Hamzeh dan Hossein tergeletak bersimbah darah sempat beredar di media sosial, meski akhirnya ditarik. Banyak kabar yang menyebut korban tewas bertambah dua lagi, namun informasi itu belum bisa terverifikasi dengan benar.

Menteri Dalam Negeri Iran, Abodlrahman Rahmani Fazli, memang sudah memberi peringatan sebelumnya. "Barang siapa yang merusak properti umum, mengacuhkan perintah, dan melanggar aturan, harus bertanggung jawab dan membayar sanksi yang sepadan," ucapnya.

Peringatan itu yang kemudian dianggap sebagai latar belakang dari tindakan represif yang dilakukan aparat keamanan.

BloombergPolitics melaporkan, lebih dari 50 pengunjuk rasa ditangkap.

Unjuk rasa yang sudah berlangsung dalam tiga hari belakangan ini disebut lebih besar dibanding aksi anti-pemerintahan serupa yang pernah terjadi pada tahun 2009 saat Iran masih berada di bawah pemerintahan Ahmadinejad.

Akar permasalahan unjuk rasa yang dimulai dari kota Masyhad, utara Iran, pada Kamis (28/12/2017), berawal dari penolakan atas kenaikan harga barang bahan pokok dan dugaan korupsi yang dilakukan pemerintahan Rouhani.

Salah satu contohnya adalah kenaikan harga telur yang melonjak 40 persen hanya dalam beberapa hari.

Pada Agustus 2017, bank sentral Iran mengatakan inflasi mencapai 10 persen, atau posisi tertinggi dalam sejarah "Negeri Para Mullah" itu. Begitu pun jumlah pengangguran yang meningkat hingga 12,7 persen, yang nyaris seluruhnya didominasi kalangan muda. Iran pun berada di posisi 120 dalam Indeks Kemudahan Berbisnis yang dirilis oleh Bank Dunia.

Para demonstran juga memprotes kebijakan pemerintah Iran yang lebih fokus atas politik Suriah ketimbang urusan domestik.

"Rakyat mengemis, ulama bertindak seperti Tuhan. Bukan Gaza, bukan Lebanon, hidupku untuk Iran," sebut beberapa demonstran dalam laporan BBC.

Di kubu pemerintahan, Wakil Presiden Pertama Iran, Eshaq Jahangiri tak menampik adanya kenaikan harga barang pokok. Namun, dia memastikan pemerintah tengah mencari jalan keluar atas masalah itu.

Jahangiri pun menduga ada motif lain di samping masalah ekonomi yang memicu unjuk rasa besar di beberapa kota di Iran itu.

"Ketika gerakan sosial dan protes di jalanan berlangsung, mereka yang memicu itu tidak selalu bisa mengendalikannya," sebut Jahangiri dalam lansiran Al-Jazeera, Sabtu (30/12/2017).

Pemerintah Iran menuduh kelompok anti-revolusioner dan agen-agen kekuatan asing telah menyebarkan virus anti-pemerintah.

Kecurigaan itu semakin menjadi ketika Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan komentarnya tentang demonstrasi yang terjadi di Iran lewat akun Twitter-nya, Minggu (31/12/2017).

"Rezim yang menindas tidak dapat bertahan selamanya. Akan tiba waktunya rakyat Iran dihadapkan kepada pilihan. Dunia akan mengawasi," ucap Trump yang tengah berbicara di markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, AS.

Komentar Trump tentu saja mendapat cibiran dari pemerintah Iran. Menteri Luar Negeri Iran, Bahram Ghassemi mengatakan, apa yang diucapkan oleh Trump tidak memiliki arti apapun bagi rakyat Iran.

Di sisi lain, analis politik dan pendiri lembaga penelitian Orient, Adnan Tabatabai menilai, protes yang dilakukan sejumlah rakyat Iran ini murni dilatarbelakangi permasalahan sosial-ekonomi yang memang tengah dalam krisis serius di Iran.

"Mereka menduduki kantor-kantor pemerintahan di seluruh wilayah di negara ini, mereka hanya mengeluhkan permasalahan ekonomi yang tidak terurus," sebu Tabatabai dalam Aljazeera.

Oleh karena itu, Tabatabai mengimbau pemerintah Iran harus mengambil langkah serius untuk menyelesaikan persoalan itu sebelum rakyat semakin tidak percaya pada pemerintahnya.
Masalah ekonomi picu demo antipemerintah di Iran


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...rintah-di-iran

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Masalah ekonomi picu demo antipemerintah di Iran Kejahatan di Jakarta dan sekitarnya terjadi 15 menit sekali

- Masalah ekonomi picu demo antipemerintah di Iran PDI Perjuangan 'dikeroyok' Koalisi Rakyat Bali

- Masalah ekonomi picu demo antipemerintah di Iran Acara malam tahun baru 2018 di seputar Jakarta

anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan