April 24, 2018
Pada artikel ini saya penulis ingin berpesan kepada kalian yang membaca blog ini agar senantiasa ingat kepada kehidupan yang berdedikasi tinggi..

Sebagai seorang makhluk yang berakal, berilmu dan berfikir pernahkah kita sejenak merenung untuk memikirkan hakikat hidup kita, untuk apa, dari mana dan kepada siapa kita hidup? Pasa saat sekarang ini banyak sudah manusia yang lupa akan hakekat sebenarnya mereka diciptakan. Memiliki harta, jabatan, pangkat, kewenangan mungkin itulah standar kebahagiaan mereka.

Semua itu tentu meleset dari hakeket kita sebagai manusia, sebagai insan mulia yang telah dianugrahi oleh Tuhan yg maha esa yaitu Allah SWT tidak sepantasnya kita melupakan hakekat dalam diri kita karena ambisi nafsu semata. Ingatlah kita hidup didunia hanya sementara karena kita bukanlah penduduk asli bumi. Jadi apakah yg membuat kita ingin tinggal dibumi yang fana ini untuk waktu yang lama?

Semua yang merantau tentu ingin kembali ketanah kelahiran. Ya.. begitulah hakekat kita sebagai makhluk yg sedang merantau. Mau tidak mau karena itu lah takdir kehidupan, dan takdir hidup itu lebih baik dari takdir yang kamu ingin kan.

Lalu jika akan kembali untuk apa kita mengumpulkan yang tidak akan dibawa pulang ? ingat lah sahabat mengikuti nafsu tidak lain hanya akan membawa kita kepada keburukan. Setan akan tertawa ketika mereka berhasil membawamu kepada yg demikian.

Mengumpulkan harta tanpa peduli halal atau tidak....
Mengikuti hawa nafsu untuk kenikmatan sesaaat...
Bangga ketika berhasil meraih dunia...

Ingat lah sampai kapan kita hidup...
Ingat lah sampai kapan kamu akan menikmati semua itu...
karena kelak semua akan dipertanggung jawabkan yg dimana saksimu adalah hakimmu...


Kebahagiaan tidak akan bisa dihitung dari segi materi, dan kebahagiaan yg hakiki adalah kebahagiaan yg ada saat nanti... Nanti kapan? nanti ketika semuanya sudah menjadi abadi.. ketika waktu tidak lagi berputar.. ketika kita tersunyum akan kabaikan yg pernah kita lakukan... ketika kebaikan dan keburukan telah terpisahkan.


Penulis: Setyo Prabowo