Layanan Transportasi Publik Jakarta Sangat Buruk


Baru-baru ini, Arcadis, konsultan kajian pembangunan kota berkelanjutan merilis survei kualitas indeks mobilitas berkelanjutan kota-kota di dunia. Dalam survei itu, aspek transportasi tentu saja menjadi poin utama penilaian. Tak sulit ditebak, posisi Jakarta nyungsep di bawah.

Membangun Infrastruktur



Sebenarnya, sudah banyak langkah-langkah positif yang dilakukan oleh pemerintah untuk menyelesaikan problem mobilitas warga Ibu Kota ini. Misalnya, pembangunan berbagai proyek infrastruktur transportasi massal. Yang sedang berjalan dan ditunggu-tunggu penyelesaiannya yaitu LRT dan MRT. Dua moda transportasi publik ini rencananya bakal terintegrasi dengan seluruh sistem transportasi Jabodetabek.

Peremajaan Moda



Langkah selanjutnya adalah peremajaan armada. Kepala Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Shafruhan Sinungan menyebut kalau nantinya angkutan kota (angkot) dalam proyek peremajaan DKI bakal terintegrasi dengan layanan transportasi umum lainnya di DKI. Sehingga penumpang dapat mengkombinasikan berbagai moda transportasi dengan satu kali bayar. Penumpang tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam, sebab hanya akan dikenakan tarif sekali jalan sebesar Rp5 ribu.

"Ntar penumpang naik terus mau pindah ke Kopaja yang sudah terintegrasi dengan dia tidak perlu bayar. Lalu pindah ke Transjakarta juga tidak perlu bayar," tandas Shafruhan.

Pembatasan Kendaraan

[img] https://1.bp.blogspot.com/-v7vfSwCWq...%2Bjakarta.jpg[/img]

Langkah yang juga dilakukan di masa Gubernur Basuki Tjahja Purnam pemberlakuan ganjil-genap hingga larangan kendaraan sepeda motor melintas di beberapa ruas jalan. Kebijakan pembatasan ini bertujuan untuk menekan penggunaan kendaraan pribadi.

Tarif Murah



Yang terbaru, Pemprov DKI mencanangkan OK Otrip. Yaitu layanan transportasi yang menghubungkan antar moda dengan tarif murah. Wakil Gubernur Sandiaga Uno menyebutnya “One Trip Rp 5.000, One Day Rp 10.000”. Untuk menikmati layanan baru ini, anda cukup membeli kartu OK Otrip yang tersedia di tempat-tempat tertentu.

Rekayasa Hunian



Selain soal infrastruktur dan moda transportasi, hal lain yang juga berkaitan dengan kualitas layanan angkutan publik adalah pemukiman warga. Kepadatan jalanan, harus diakui juga akibat commuter. Di siang hari, penduduk Jakarta bertambah 3 juta jiwa. Artinya, tiga juta jiwa ini setiap hari bergerak di jalanan Ibu Kota, belum termasuk 7 juta penduduk asli Jakarta.

Konsep hunian terpadu dan terintegrasi mulai banyak dikembangkan. Hunian terpadu menyatukan antara hunian, perkantoran, bisnis dan pusat perbelanjaan yang banyak diterapkan oleh developer superblok. Sementara yang terintegrasi yaitu konsep hunian transport oriented development (TOD). Hunian terhubung langsung dengan angkutan publik sehingga meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi.

Green Pramuka City bisa dikatakan salah satu superblok menengah yang menerapkan konsep terpadu dan terintegrasi. Di pasar premium, ada Agung Podomoro City atau Kuningan City. Superblok ini menyatukan antara tempat tinggal, pusat bisnis yang terintegrasi dengan jaringan transportasi publik.

“Jadi sejak awal Green Pramuka sangat mendukung adanya fasilitas transportasi massal bagi penghuni. Konsep TOD Green Pramuka juga didukung "mixed-use development" atau sistem multifungsi seperti perkantoran, hotel, tempat tinggal, dan area komersial yang dikembangkan menjadi satu kesatuan,” ujar Direktur Utama PT Duta Paramindo Sejahtera Rudy Herjanto Saputra.


Bukan cuma swasta, perusahaan-perusahaan plat merah pun ikut mencoba peruntungan dengan membangun apartemen yang terintegrasi dengan layanan transportasi. Namun tidak mengusung konsep superblok karena keterbatasan lahan, sebab memang dibangun menyatu dengan stasiun atau jalur LRT seperti yang dilakukan oleh Adhi Karya di Bekasi.

Bila semua upaya yang dilakukan saat berjalan optimal, kita berharap dalam lima tahun ke depan layanan transportasi publik di DKI menjadi lebih manusiawi, berkualitas dan modern sehingga dapat disejajarkan dengan transportasi publik negara tetangga yang lebih maju.