- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
#Kaskustravelstory Sepenggal kisah di luar rutinitasku


TS
andiroys
#Kaskustravelstory Sepenggal kisah di luar rutinitasku
Halo guys
. Ane mau berbagi cerita tentang pengalaman jalan-jalan ane sama teman ane saat Februari kamarin. Sekedar memberikan sedikit informasi mengenai latar belakang kami, saat itu kami masih menempuh pendidikan profesi dokter alias masih koas di salah satu perguruan tinggi negeri di Medan. Jadi memang kesibukan begitu banyak selama 2 tahun pendidikan. Minimnya waktu libur dan bersantai adalah hal yang biasa. Waktu itu kebetulan kita dapat waktu bebas selama 2 hari, sabtu dan minggu tepatnya.

Spoiler for Anak koas :
Daripada hanya tidur-tiduran seharian di rumah, lebih baik memanfaatkan waktu senggang yang ada untuk seru-seruan. Sebenarnya kami sudah merencanakan ini beberapa hari sebelumnya, tapi tempat tujuannya masih belum jelas hingga hari keberangkatan. Tapi biarpun begitu akhirnya jadi juga haha. Singkat cerita kami membawa perlengkapan yang ada sama stok makanan secukupnya. Setelah persiapan sudah beres kita pun berangkat.
1. Penatapan Berastagi
Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Penatapan Berastagi. Berada di Km.54, Desa Doulu, tempat ini tentunya tempat favorit jika masyarakat dari Medan mau berwisata ke Berastagi. Suguhan jagung bakar dan aneka makanan sambil menikmati panorama bukit-bukit hijau adalah hal sangat ditunggu

Spoiler for Penandangan dari Penatapan:
2. Air Terjun Sikulikap
Di tempat itu kami menikmati secangkir kopi sebentar, lalu menuju ke air terjun yang ada di dekat tempat itu. Namanya adalah Air Terjun Sikulikap. Jalan dari tempat parkiran ke air terjun memakan waktu sekitar 20 menit. Treknya cukup mudah, meskipun ada beberapa lubang dan jalan penghubung yang terputus. Udara disini pun cukup segar, dan suara gerak air terjun bahkan sudah terdengar setelah beberapa saat berjalan.
Spoiler for Trek menuju air terjun:
Beberapa pagar pembatas sudah rusak, jadi tetap harus hati-hati. Meskipun begitu panorama dari tempat ini tetap enak dipandang. Dari tempat ini air terjunnya sudah terlihat.
Spoiler for Jembatan yang rusak:
Sekitar 20 menit, akhirnya kami sampai di air terjun. Airnya segar sekali. Kami mengambil beberapa foto di tempat itu sambil menikmati pemandangan alam di sekitar. Sudah lama juga tidak menikmati hal-hal seperti ini karena kesibukan kami.
Spoiler for Air terjun Sikulikap:
Batu pijakannya sangat licin. Mau bergaya tapi tetap mesti hati-hati supaya tidak tergelincir.
Spoiler for Sedikit tergelincir hehe:
Pemandangan alam di sekitar air terjun. Masih asri dan terjaga. Menikmati keindahan alam memang selalu terasa berbeda.
Spoiler for Pemandangan sekitar air terjun:
3. Pasteurisasi Susu Sapi
Setelah menikmati indahnya air terjun, kami bergerak ke tujuan berikutnya, yaitu Pasteurisasi Susu Sapi. Tempat ini masih Berastagi. Produk susu dari tempat ini merupakan produk olahan langsung dan asli. Kami istirahat sejenak di sini sambil menikmati sajian susu serta snack yang kami bawa.
Spoiler for Pasteurisasi di Berastagi:
Sapi-sapinya berada disini. Hanya petugas saja yag diizinkan masuk. Pengunjung Cuma diperbolehkan sampai di sini hehe.
Spoiler for Foto dulu gan:
Duduk sejenak mengisi tenaga. Menyantap bekal sambil menunggu pesanan susu.
Spoiler for Nyam-nyam:
Ini dia produk susu pasteurisasi. Buatan lokal, tapi rasa dan kualitas tidak kalah dengan merek terkenal.
Spoiler for Produk susu:
4.Pemandian Air Panas Sibayak
Setelah beristirahat sejenak di Pasteurisasi dan membeli sedikit bekal, kami bergerak ke Pemandian Air panas Sibayak. Tempat pemandian ini berada di kaki Gunung Sibayak, masih di daerah Berastagi.
Spoiler for Mau mandi dulu:
Kami merilekskan badan sesaat sambil menikamti air panas di pemandian ini. Walaupun hari masih terik, namun menikmati air panas saat itu tetap nikmati.
Spoiler for Santai sejenak di air panas:

5. Gunung Sibayak
Setelah melepas lelah dan membersihkan badan di Pemandian Air Panas, kami berangkat ke tujuan berikutnya, yaitu Gunung Sibayak. Jalur pendakian menuju puncak tidak berat. Gunung ini juga merupakan salah satu destinasi favorit mahasiswa untuk camping. Untuk pendaki pemula juga sangat sesuai karena treknya tidak banyak kesulitan. Dari tempat parkiran kendaraan paling atas hingga ke salah satu puncak sejam lebih.
Spoiler for Jalan menuju Gunung:
Beristirahat sebentar sambil merasakan hembusan angin sore. Dari tempat ini tampak bukit-bukit hijau yang berhimpitan satu sama lain. Sungguh pemandangan yang indah.
Spoiler for Pemandangan menuju puncak:
Setelah sampai dipertengahan jalan, kami baru sadar ternyata saat itu pendaki tidak terlalu ramai. Padahal biasanya gunung ini cukup ramai dikunjungi terutama saat akhir pekan. Tetapi itu keuntungan buat kami sehingga kami bisa mengeksplorasi keindahan alam tempat itu tanpa terganggu oleh aktivitas banyak orang.
Spoiler for Lumayan sepi:
Saat itu hanya tampak sedikit tenda para pendaki serta beberapa pendaki yang sedang bergerak pulang. Kesempatan yang bagus untuk menikmati keindahan tempat ini lebih bebas.
Spoiler for Sedikit lagi sampai di puncak:
Teman saya yang satu ini bahkan tidak mau kalah. Dengan memakai jas koasnya, dia tidak sungkan mengeluarkan gaya maksimalnya haha.
Spoiler for Gaya maksimal:
Trek yang kami lalui tergolong ringan, ditambah cuara yang sangat mendukung saat itu sehingga tidak ada kendala hingga sampai di tempat tujuan. Sesekali kami berhenti untuk sekedar manarik nafas dan memastikan tidak ada teman yang tertinggal.
Spoiler for Sedikit lagi sampai:

Akhirnya kami sampai setelah berjalan sekitar sejam. Tidak lupa saya bergaya dulu setelah tiba di puncak hehe. Pemandangan dari pun bagus sekali.
Spoiler for View dari puncak:
Kami menikmati sunset dari salah satu puncak di Gunung Sibayak. Sebenarnya masih ada puncak yang lebih tinggi dari tempat kami ini, namun puncak yang inilah yang paling mudah diakses. Lelah yang dirasakan seperti hilang setelah sampai di sini. Panorama sekitar gunung yang keren betul-betul memanjakan mata.
Spoiler for Puncak Sibayak:
Sekitar setengah jam kami berada di puncak. Setelah puas kami kemudian bergerak turun.Sambil jalan bergerak pulang menuruni bukit, teman ane ini tidak lupa mencari spot yang bagus untuk berfoto. Kawah ini merupakan salah satu spot favorit disini.
Spoiler for Kawah Gunung:
Puas menikmati Gunung Sibayak dan melihat Sunset, kami kembali ke kota Berastagi. Di sana kami melepas lelah sesaat sambil menikmati makan malam berupa hidangan nila bakar di salah satu warung. Tempatnya persis dipinggir jalan kota Berastagi. Ada banyak warung yang menyediakan menu yang sama. Ini adalah salah satu kuliner favorit ane di Berastagi. Rasanya nikmat dan tidak berat dikantong hehe.
Spoiler for Nila Bakar ^^:
6.Bukit Gundul Sipiso-piso
Tujuan kami berikutnya adalah ke Bukit Gundul Sipiso-piso. Tempat ini berada di Merek, Kab. Karo. Dikatakan Bukit gundul karena memang kalau dilihat dari jauh, bukit tersebut memang tampak gundul, seperti tanah kosong yang ditumbuhi rerumputan dengan sedikit sekali pepohonan. Tapi jika diperhatikan dari dekat ternyata tidak gundul seperti itu. Tempat itu banyak ditumbuhi semak-semak juga. Kami memarkirkan mobil di dekat pos awal masuk.
Sekitar 3 jam kami beristirahat di mobil. Ya, kami tidak mendirikan tenda saat itu. Karena kegiatannya memang bisa dibilang dadakan, kami tidak sempat menyediakan alat-alat camping serta peralatan lainnya. Pukul setengah 5 pagi, saatnya bergerak ke puncak bukit. Akses ke puncak bukit cukup baik. Jadi kalau menggunakan sepeda motor bahkan mobil pun bisa lebih lancar. Ya, bahkan menggunakan mobil pun bisa menuju puncaknya haha. Area camping yang paling luas berada dipuncak bukit ini.
Spoiler for Pagi-pagi buta:
Sesaat setelah tiba di puncak Bukit Gundul. Meskipun cahaya pagi sedikit tertutup awan, panorama dari sini sangat memanjakan mata. Sama seperti saat di Gunung Sibayak, di sinipun saat itu pendaki tidak terlalu ramai.
Spoiler for Panorama lainnya:

Dari puncak tampak Danau Toba yang terlihat indah. Sayangnya saat itu kami hanya bisa menikmatinya sebentar saja, karena memang kami masih mau menuju tempat yang lain setelah dari sini. Mungkin lain kali jika ada waktu, kami akan berlama-lama di sini hingga puas menikmati suguhan panorama yang keren ini.
Spoiler for Wow:
Udara saat itu cukup dingin, tapi yang sebelah kiri masih sanggup tanpa memakai jaket. Mungkin lupa dibawa dari rumah haha.
Spoiler for Bertiga:
Sekitar sejam kami menikmati keindahan alam dari pucak Bukit Gundul. Kami pun turun dari puncak dengan menggunakan sepeda motor yang kami sewa dari penjaga pos masuk. Sambil menuruni bukit kami masih mengabadikan beberapa momen.
Spoiler for Turun dari Bukit:

Spoiler for Papan petunjuk Bukit di pintu masuk:
7. Gua Liang Dahar
Setelah bertualang menaiki 2 gunung, kami bergerak menuju destinasi terakhir kami, Gua Liang Dahar. Sebenarnya tempat inilah yang paling berkesan buat kami nantinya. Selain informasi petunjuk ke sana yang terbatas, juga akses jalan yang berbahaya dan paling melelahkan nantinya. Bermodalkan sedikit informasi hasil dari browsing, kami memantapkan hati ke tempat tersebut. Kapan lagi kalau bukan hari ini, begitulah pemikiran kami saat itu. Gua Liang Dahar berada di Desa Lau Buluh, Kuta Buluh Simole dan masih berada di daerah Kab.Karo. Memakan waktu hampir 3 jam dari Kecamatan Merek dari Bukit Gundul tadi, kami bergerak menuju tujuan terakhir kami.
Spoiler for Menuju tempat tujuan terakhir:
Setelah 3 jam berkendara, akhirnya kami sampai. Seteleh bertanya mengenai tempat tersebut kepada warga setempat. Kami pun bergerak ke sana bersama 3 orang guide lokal. Pemandangan di tempat ini tetap nikmat. Cuaca juga sangat mendukung siang itu.
Spoiler for Pemandangan di sekitar desa:
Akses menuju lokasi tidak terlalu berat. Jalan setapak yang belum diaspal serta tanjakan seperti bukit kecil yang sudah di cor semen menemani langkah kami.
Spoiler for Jalan cor beton menuju gua:
Ada sekitar 40 menit kami berjalan. Akhirnya kami tiba di tujuan. Tak lupa kami mengabadikan momen di pintu masuk gua bersama guide lokal. Sekilas dari mulut gua, kesannya tempat ini sangat menarik untuk dieskplorasi. Walaupun perlengkapan yang kami bawa terbatas, kami tetap semangat. Apalagi menurut guide lokal, gua ini relatif aman biarpun didalamnya cukup menantang.
Spoiler for Sampai di depan pintu masuk gua:
Setelah masuk, area di dalam gua ternyata lumayan luas. Jalan yang licin, berlumut disertai batu-batu kecil yang tajam menemani langkah kami di dalam. Meskipun sudah ekstra hati-hati, kami bahkan tergelincir beberapa kali disini.
Spoiler for Di dalam gua:
Batu stalaktit dan stalakmit banyak dijumpai disekitar gua menambah daya eksotis tempat ini.
Spoiler for Bergaya dulu di dalam gua:
Salah satu batu stalaktit di atap gua yang kami jumpai. Keren sekali. Semoga tetap terjaga dan jauh dari tangan-tangan perusak.
Spoiler for Stalaktit gua:
Semakin ke dalam tantangan yang dilewati semakin sulit. Bahkan kadang kami harus melewati celah sempit yang ukurannya pas badan, demi menelusuri seluruh area gua. Sulit memang, tapi justru disitulah keasyikannya.
Spoiler for Banyak celah sempitnya:
Spoiler for Keluar celah sempit, jumpa celah sempit lagi:
Spoiler for Awas stalaktitnya bisa kena kepala:
Trek yang sangat licin ditambah kemiringan yang tidak menentu tidak mematahkan semangat kami. Bahkan kadang harus melepas alas kaki saat melewati satu area supaya tidak tergelincir.
Spoiler for Rintangan yang berat:
Istirahat sejenak di dalam gua. Cukup melelahkan memang, tapi kami puas. Seluruh area gua sudah dieksplorasi. Pakaian sudah tidak karuan kotornya karena berkali-kali tergelincir. Saat mengingat kembali hal itu ane cuma bisa tertawa haha. Syukur tidak ada cedera walaupun sedikit saat itu
Spoiler for Duduk dulu sejenak di dalam:
Setelah kami telah selesai mengeksplorasi hingga seluruh gua, saatnya kembali. Trek yang dilalui juga trek yang sama, berupa tanjakan yang licin dan menantang. Tetap harus ekstra hati-hati. Kami bahu- membahu menaiki satu area untuk kembali ke tempat semula.
Spoiler for Pulangnya mesti mendaki lagi:
Menghadapi tanjakan yang sangat licin dengan penerangan seadanya dan tanpa ada alat pengaman. Sebenarnya beresiko sekali, tapi syukurlah kami bisa melewatinya dengan baik.
Spoiler for Modal nekad:
Akhirnya setelah seru-seruan di dalam gua, kami tiba di tempat awal. Berbahaya, cukup menantang namun mengasyikkan. Kira-kira itulah kesan saat menelusuri Gua Liang Dahar. Terima kasih kepada guide lokal yang meramaikan kegilaan kami hari itu.
Spoiler for Lelah yang berkesan:
Sekian cerita ane kali ini. Mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan. Semoga dilain waktu masih ada kesempatan untuk kembali berpetualang dan berbagi cerita ke agan-agan sekalian. Terima kasih atas perhatiannya.

Diubah oleh andiroys 28-12-2017 03:34
0
1.2K
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan