- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Masyarakat Puas dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi
TS
sengkunibarbar
Masyarakat Puas dengan Kinerja Pemerintahan Jokowi
Quote:
MASYARAKAT Indonesia masih memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kinerja Presiden Joko Widodo, yakni 75% untuk kriteria pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Artinya, masyarakat masih menginginkan Joko Widodo untuk kembali memimpin di periode berikutnya. Demikian hasil survei yang dilakukan Polmark Indonesia sejak 13-25 November 2017. Survei yang dibeberkan dalam konferensi pers di kawasan SCBD, Jakarta, Senin (18/12), juga mencoba memotret preferensi calon pemilih jelang Pemilu 2019. Direktur Polmark Indonesia Eep Saefulloh Fatah, mengatakan pengambilan data primer survei dilaksanakan di seluruh provinsi dengan jumlah responden sebanyak 2.600 orang. Survei pun menggunakan metoda multistage random sampling dengan margin of error sebesar 1,9% pada taraf kepercayaan 95%. "Kepuasan masyarakat atas kinerja Presiden Joko Widodo sebesar 75,8%, dan kepuasan atas Wakil Presiden Jusuf Kalla, 69,1%, di mana pembangunan infrastruktur menjadi faktor dominan tingkat kepuasan tersebut," katanya.
Menurut dia, secara umum masyarakat Indonesia mengetahui bahwa tahun 2019 akan dilaksanakan Pemilu Legislatif (50,5%) dan Pemilu Presiden (60,1%). Namun, dari prosentase tersebut (86,9%) masyarakat Indonesia justru belum memiliki calon legislatif. Bahkan, apabila pileg dilaksanakan pada hari ini ternyata PDIP memperoleh elektabilitas tertinggi, yakni 24,2%, kemudian disusul Partai Golkar dengan 8,2% dan Partai Gerindra sebesar 9,2%. "Ini menjelaskan bahwa kenaikan maupun penurunan elektibilitas parpol dari Pileg 2014 ke pemilihan saat ini tidak menunjukkan angka yang drastis, sehingga dapat disimpulkan bahwa elektibilitas parpol saat ini cenderung stabil," kata Eep.
Ia menambahkan, popularitas dan kedisukaan para tokoh jelang Pilpres 2019 menempatkan 4 figur pada posisi puncak atau di atas 90%, seperti Joko Widodo, Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri, dan Prabowo Subianto. Tingkat popularitas itu dapat dimaklumi lantaran mereka menjadi tokoh poros dalam dinamika politik Indonesia. Berdasarkan survei itu, Jokowi memiliki prosentase tertinggi dalam aspek kedisukaan, yaitu 85,2%. "Jika Pemilihan Presiden dilaksanakan hari ini (pada saat survei berlangsung) secara spontan menyebut Joko Widodo (41%) dan Prabowo Subianto (15,9%) sebagai calon presiden. Beberapa nama lain juga bermunculan namun angkanya jauh dibawah undecided voters sebesar 35,8%." Di sisi lain, imbuh dia, bagian terpenting dari survei ialah temuan yang menunjukkan tingginya referensi pemilih yang menyatakan setuju jika Jokowi dipasangkan dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, yakni 65%.
Data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan lebih dengan konfigurasi pasangan tersebut ke depan, apalagi survei juga menemukan konfigurasi pasangan calon lain ternyata berada beberapa poin di bawah Jokowi-BG, seperti Jokowi-Muhaimin (64%), Jokowi-Chairul Tanjung (64,6%), Jokowi-AHY (63,5%), Jokowi-Gatot Nurmantyo (63,1%), dan Jokowi-Anies Rasyid Baswedan (62,9%). Konfigurasi pasangan Jokowi-BG pun tetap unggul ketimbang konfigurasi paslon Prabowo-Gatot Nurmantyo (63,5%), Prabowo-Chairul Tanjung (58,0%), atau Prabowo-Zulkifli Hasan (57,1%). "Mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan kembali Presiden Joko Widodo untuk memimpin kedua kalinya (52,5%). Kinerja Joko Widodo dianggap terbukti dan dianggap peduli rakyat karena turun langsung kepada masyarakat," ujarnya.
Lebih jauh, imbuh dia, dalam konteks permasalahan bangsa Indonesia, secara umum persoalan kemiskinan menjadi masalah utama bagi masyarakat Indonesia (29,5%), tingginya harga kebutuhan pokok (16,8%), dan masalah korupsi (16,3%). Pun pertimbangan masyarakat dalam memilih pasangan calon presiden banyak dipengaruhi oleh keinginan untuk memilih pasangan calon presiden dengan kriteria, seperti tegas dan berwibawa dalam memimpin (22,8%), merakyat dan peduli pada masyarakat (21,4%), mempunyai visi kerakyatan (13,0%), dan beberapa kriteria lainnya.
Menurut dia, secara umum masyarakat Indonesia mengetahui bahwa tahun 2019 akan dilaksanakan Pemilu Legislatif (50,5%) dan Pemilu Presiden (60,1%). Namun, dari prosentase tersebut (86,9%) masyarakat Indonesia justru belum memiliki calon legislatif. Bahkan, apabila pileg dilaksanakan pada hari ini ternyata PDIP memperoleh elektabilitas tertinggi, yakni 24,2%, kemudian disusul Partai Golkar dengan 8,2% dan Partai Gerindra sebesar 9,2%. "Ini menjelaskan bahwa kenaikan maupun penurunan elektibilitas parpol dari Pileg 2014 ke pemilihan saat ini tidak menunjukkan angka yang drastis, sehingga dapat disimpulkan bahwa elektibilitas parpol saat ini cenderung stabil," kata Eep.
Ia menambahkan, popularitas dan kedisukaan para tokoh jelang Pilpres 2019 menempatkan 4 figur pada posisi puncak atau di atas 90%, seperti Joko Widodo, Jusuf Kalla, Megawati Soekarnoputri, dan Prabowo Subianto. Tingkat popularitas itu dapat dimaklumi lantaran mereka menjadi tokoh poros dalam dinamika politik Indonesia. Berdasarkan survei itu, Jokowi memiliki prosentase tertinggi dalam aspek kedisukaan, yaitu 85,2%. "Jika Pemilihan Presiden dilaksanakan hari ini (pada saat survei berlangsung) secara spontan menyebut Joko Widodo (41%) dan Prabowo Subianto (15,9%) sebagai calon presiden. Beberapa nama lain juga bermunculan namun angkanya jauh dibawah undecided voters sebesar 35,8%." Di sisi lain, imbuh dia, bagian terpenting dari survei ialah temuan yang menunjukkan tingginya referensi pemilih yang menyatakan setuju jika Jokowi dipasangkan dengan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan, yakni 65%.
Data menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan lebih dengan konfigurasi pasangan tersebut ke depan, apalagi survei juga menemukan konfigurasi pasangan calon lain ternyata berada beberapa poin di bawah Jokowi-BG, seperti Jokowi-Muhaimin (64%), Jokowi-Chairul Tanjung (64,6%), Jokowi-AHY (63,5%), Jokowi-Gatot Nurmantyo (63,1%), dan Jokowi-Anies Rasyid Baswedan (62,9%). Konfigurasi pasangan Jokowi-BG pun tetap unggul ketimbang konfigurasi paslon Prabowo-Gatot Nurmantyo (63,5%), Prabowo-Chairul Tanjung (58,0%), atau Prabowo-Zulkifli Hasan (57,1%). "Mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan kembali Presiden Joko Widodo untuk memimpin kedua kalinya (52,5%). Kinerja Joko Widodo dianggap terbukti dan dianggap peduli rakyat karena turun langsung kepada masyarakat," ujarnya.
Lebih jauh, imbuh dia, dalam konteks permasalahan bangsa Indonesia, secara umum persoalan kemiskinan menjadi masalah utama bagi masyarakat Indonesia (29,5%), tingginya harga kebutuhan pokok (16,8%), dan masalah korupsi (16,3%). Pun pertimbangan masyarakat dalam memilih pasangan calon presiden banyak dipengaruhi oleh keinginan untuk memilih pasangan calon presiden dengan kriteria, seperti tegas dan berwibawa dalam memimpin (22,8%), merakyat dan peduli pada masyarakat (21,4%), mempunyai visi kerakyatan (13,0%), dan beberapa kriteria lainnya.
Salam 2 Periode
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/news/r...ggi/2017-12-18
0
1.8K
Kutip
22
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan