xenoprotonAvatar border
TS
xenoproton
Kisah Horror Mencekam Filosofi Bangsa Jin Dalam Dunia Bisnis

Ketika saya baru pindah kerumah orang tua saya, ada banyak kejadian yang aneh, bayangan masa kecil itu muncul lagi, kelihatan sangat jelas ada yang duduk atau berdiri didepan saya , namun segera hilang lenyap sebelum saya sempat mengenalinya. Begitu seringnya kejadian tersebut membuat saya penasaran sebab saya yakin rumah orang tua saya ini banyak bangsa Jinnya. Tapi anehnya saya tidak merasa takut seperti masa kecil ketika saya menyadari bahwa yang sering mengajak bermain adalah bukan manusia. Awalnya, si mbak yang kakinya panjang badan langsing terlihat lucu ketika dia saya lihat enteng saja melompat keatas genting atau kakek tua yang turun dari atap sambil bermain silat, saya tertawa2 terhibur oleh tingkah polah mereka. Begitu juga anak2 yang hanya bercawat, ada yang perut buncit, telinga panjang, atau kepalanya yang besar tidak proporsional yang saya kira anak2 tetangga itu akhirnya membuat saya takut setengah mati karena saya tahu mereka bukan manusia. Mungkin karena saya ketakutan itulah saya tidak pernah menjumpai mereka lagi, lenyap begitu saja entah kemana.

Saya makin penasaran ketika seorang teman mengatakan bisa melihat mahluk halus. Waktu saya mengajak dia untuk sebuah keperluan, diperjalanan dia mengatakan banyak sekali yang mengawal saya didalam mobil, agaknya ucapan teman ini ada benarnya tetapi saya masih ragu. Mobil memang terasa berat seperti sudah waktunya mengganti pelumas dan teman saya mengatakan ada beberapa mahluk jin didalam mobil. Aneh pikir saya, pada waktu itu jalanan gelap dan sepi, saya tiba2 teringat bayangan yang sering saya jumpai dirumah. Saya tanya ciri2nya seperti apa, anehnya dia dapat menyebutkan ciri2 itu sama dengan bayangan yang sering saya lihat. Dalam hati saya, saya menginginkan mereka pulang, temanpun mengatakan sudah pergi dan mobilpun terasa normal kembali. Memang orang tua saya sering bercerita tentang mahluk yang satu ini yang katanya mengikuti darah, saya tidak bisa menolak karena mereka adalah warisan dari nenek moyang yang adalah ulama dari Timur Tengah yang diambil menantu oleh Raja Jogyakarta.

Teringat dengan ucapan ayah yang sudah almarhum, saya juga teringat dengan tingkah ayah yang kadang sering marah2 merasa terganggu oleh mahluk yang tidak terlihat oleh saya lagi itu. Ayah saya, saya yakin berfikir sangat rasional, dia berpendidikan barat dan setahu saya sering menolak melakukan ritual yang dianggap musyrik. Keris2 peninggalan nenek moyang tak pernah diurusnya, didiamkan didalam lemari bercampur dengan senjata api sebelum ada aturan semua senjata api harus digudangkan. Senjata tua dan senjata modern menjadi koleksi saja, mungkin seperti itu pemikiran ayah saya. Namun dia sering berkisah, ada bangsa Jin yang ditaklukan oleh nenek moyang yang kemudia menjadi jin Islam yang melakukan pengawalan dalam perjalanan nenek moyang melakukan penyebaran ajaran Islam. Salah satu dari ulama dari Timur Tengah tersebut diambil menantu oleh Raja Jogyakarta yang kemudia diangkat menjadi pejabat kerajaan. Dalam sejarah yang saya pelajari, walaupun kerajaan Jogyakarta bersifat otonom, namun pengangkatan Raja harus atas persetujuan pemerintahan kolonial.

Pemerintahan kolonial memberi syarat bahwa semua pejabat keraton harus memakai nama Jawa dan leluhur saya yang bernama Islam harus berganti memakai nama Jawa. Anak keturunannya yang kemudian menjabat dalam struktur pemerintahan kolonial harus bersedia menggunakan nama jawa dan nama keluarga. Penggunaan nama bangsawan jawa itu tentu ada maksudnya jika kita melihat sifat sosial masyarakat jawa yang menjunjung tinggi kehormatan bangsawannya. Jika para bangsawan ini dapat dikendalikan oleh pemerintahan kolonial maka rakyatpun akan mengikuti apa perkataan junjungannya. Hingga sekarangpun masih terlihat budaya tersebut didalam masyarakat Jogyakarta yang masih merasa bangga menjadi abdi dalem keraton. Jin yang sudah diislamkan oleh leluhur dari Timur tengah tersebut juga beranak pinak dan mengabdi kepada generasi penerusnya dan membentuk sebuah organisasi untuk mengamankan keturunan dari junjungannya itu.

Saya yang menjadi generasi kesekian dari menantu raja Jogya itu, menurut ayah saya baru akan memahami setelah beliau meninggal dunia. Ternyata, beberapa tahun sepeninggal ayahanda, terlebih saya saat itu tinggal dirumah peninggalan ayah, berawal dari kelebat bayangan yang akhirnya saya kedatangan seseorang yang menjadi mediator untuk dapat berkominukasi secara verbal. Saya yang agamanya masih sekedar KTP, komunikasi pertama mereka memperkenalkan diri sebagai pengabdi dan pengawal keselamatan saya. Jin gemblung menganggap saya rajanya, dalam hati saya berkata, namun walaupun dalam hati, ini bangsa Jin hebat juga mampu mengerti apa yang saya pikirkan. Dia menasehati saya agar menjalankan ibadah sholat, nah ini berbeda dengan ucapan pak Ustadz yang melarang untuk berhubungan dengan bangsa jin, apapun alasannya. Ini Jin waras pikir saya, yang dimaksud pak Ustadz mungkin Jin preman, kalau jin preman maka wajarlah tidak perlu diladeni.

Ada nasehat bangsa Jin yang saya nilai sangat masuk akal dan tidak ngawur agar saya mewujudkan keinginan Ayahanda untuk membangun masjid. Jika saya menjadi orang baik, insyallah hidup saya tenang dan mulya, seperti itulah kira2 nasehat bangsa Jin waras ini. Tanah yang awalnya saya ingin jual sebagaimana kehendak saudara yang lain langsung saya urungkan ketika saya kedatangan utusan Kakanwil Dept Agama yang bermaksud membeli tanah peninggalan orang tua saya untuk pembangunan Masjid. Spontan saya tunjukkan tanah yang diinginkan oleh utusan pejabat tersebut, tak pikir panjang langsung saya tunjukkan batas2nya dan saya katakan tidak usah membayar, ini wakaf ayah yang belum terlaksana. Keputusan saya itu, tentu bukan atas saran bangsa Jin, mungkin bangsa Jin ini hanya mengingatkan saja tentang keiinginan ayah saya. Setelah dilakukan pengukuran oleh badan pertanahan, luas itu ternyata enam kalinya permintaan utusan pejabat itu.

Karena sebelumnya saya menetap di Jakarta, pindah ke Bandar Lampung berarti saya harus membangun akses baru dalam usaha saya. Dari melaksanakan wakaf inilah saya mulai mendapat pergaulan yang pada akhirnya saya mampu membuka akses bisnis. Filosofi Jin waras, jadilah orang baik maka anda akan mendapat ketenangan dan kemulyaan itu saya buktikan lagi kebenarannya. Seorang yang tadinya preman dan beringas, berubah total perangainya setelah saya jadikan satpam. Ketika saya tanyakan, enak mana hidupnya ketika menjadi preman, dia menjawab enak sekarang. Lalu saya jelaskan filosofi bangsa Jin kepadanya, ketika dia menjadi preman brengsek, semua sebal dengannya sehingga tidak ada yang sudi memberinya uang. Sekarang ketika dia menjadi satpam yang baik, selain mendapat gaji juga sering mendapat tips rokok atau uang ala kadarnya tanpa diminta oleh penghuni perumahan yang dia jaga. Itu tidak akan dia dapatkan ketika menjadi preman.

Luas tanah yang wakafkan sebanyak enam kali dari yang semula hendak dibeli untuk keperluan masjid oleh utusan pejabat tersebut, mungkin bermakna, mugkin juga tidak. Ternyata dalam perhitungan tehnis dalam penentuan harga jual, harga tanah harus dijual enam kali lipat dari harga pembebasan tanah mentah.Untuk menutup biaya pematangan lahan, perizinan, pembentukan jalan lingkungan dan biaya infrastruktur serta operasional, maka harga tanah efektif siap bangun paling tidak harus ditetapkan enam kali lipat dari harga pembebasan lahan mentah tadi. Dan harga yang ditetapkan tersebut ternyata diterima sebagai harga pasar. Namun efeknya, harga sekelilingya ikut melambung dan secara nyata telah mengangkat pula derajat ekonomi masyarakat sekeliling. Banyaknya masyarakat pendatang yang saya usahakan melalui proyek perumahan saya itu dan ikutannya telah mendorong timbulnya perniagaan. Usaha perdagangan adalah usaha yang paling tua dimuka bumi ini, berdagang dianggap sebuah usaha yang mudah namun membutuhkan modal. Masyarakat asli yang tanahnya dijual dengan harga tinggi, satu persatu membangun pertokoan yang pada akhirnya terbentuk sentra ekonomi baru.

Tingginya minat masyarakat terhadap wilayah yang sudah mulai tertata ini, membuat harga tanah melonjak gila2an, perhitungan saya, sisa lahan yang masih ada milik saya sekarangpun saya perkirakan tidak kurang dari enam kali lipat nilai awal. Padahal, sebagian besar sudah terjual, ada yang saya wakafkan untuk masjid maupun pemakaman, namun sisa yang tinggal sedikit ini telah berlipat enam kali dari nilai keseluruhan sebelum saya melakukan wakaf. Dari hasil tersebut, saya sudah bayarkan kepada ahliwaris lainnya, membangun rumah ditempat lain beberapa buah, membeli mobil dan gonta ganti, untuk menpang hidup, untuk membiayai perselingkuhan ( tapi tidak poligami ) . Itu semua saya lakukan dalam kurun waktu 10 tahun, waktu yang sangat singkat untuk menghimpun dana pensiun. Dari pengalaman saya tersebut, mahluk Jin adalah mahluk Tuhan juga yang hidup berdampingan, masing2 memiliki kehidupan tersendiri. Bangsa Jin tidak dapat mendatangkan kekayaan atau kemulyaan, kekayaan dan kemulyaan adalah dunia manusia yang tergantung dari cara berfikir manusia itu sendiri. Bisnis adalah bisnis antar manusia yang pada dasarnya bisnis harus dilandasi dengan niat baik maka hasilnya akan baik buat manusia itu juga.
Diubah oleh xenoproton 30-11-2017 11:50
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
3.7K
14
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan