- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
#KASKUStravelstory Yogyakarta: Candu dan Rinduku


TS
pratiwirinaaa
#KASKUStravelstory Yogyakarta: Candu dan Rinduku
Assalamu’ala’ikum Wr. Wb.
Hallo… Nama ane Rina. Ane bertempat tinggal di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur tepatnya di kawasan lereng Gunung Kelud. Saat ini status ane adalah mahasiswa semester 3 pada salah satu universitas di Kota Malang.
Tanggal 8 Desember 2017 ane telah menyelesaikan UAS 3, setelah itu kampus ane libur dan ane bisa menikmati waktu liburan hingga tanggal 22 Januari 2018. Pada kesempatan liburan ini ane melakukan solo traveling ke Yogyakarta. Ini adalah pengalaman pertama ane pergi liburan (sendiri) tanpa teman dari rumah, sekaligus pengalaman pertama ane naik kereta api
(yaa ampun, setua ini belum pernah naik kereta -_-).
Setelah mendapat izin dari orangtua, tepatnya tanggal 12 Desember 2017 ane langsung meluncur ke Stasiun Kediri untuk memesan tiket. Oh iya, sebelum ke stasiun ane menekadkan diri mengambil uang di tabungan untuk membeli kamera saku seharga 1,5jtan. Awalnya ane ragu mau beli atau kagak, maklum ane masih mahasiswa dan masih menggantungkan uang saku dari orang tua. Tapi gimana yaa? Ane berpikir kalau HP ane belum mumpuni baik dari resolusi kamera maupun kapasitas memorinya. Akhirnya ane nekad deh, dan sampai sekarang orang tua ane belum tau kalau ane beli kamera. Yaudahlah yaa, dipikir nanti sambil jalan
(padahal dalam hati masih dag dig dug). Tapi mudah-mudahan nanti kalau ane menang lomba ini dan dapat OPPO F5 (aamiin..) ane bakal cerita ke orang tua, dan mungkin mereka malah bangga sama ane Ngareppp..
Lanjut.. Tanggal 15 Desember 2017 pukul 13.13 WIB ane berangkat dari Stasiun Kediri menuju Stasiun Lempuyangan. Di dalam kereta, ane mendapat tempat duduk berhadapan dengan sepasang kekasih (sedih gitu baru pertama naik kereta tapi malah diginiin, ingin rasanya hati menjerit-_-), kemudian datang seorang embak-embak yang duduk disamping ane (horeee, ada temennya). Pukul 18.05 WIB, ane tiba di Stasiun Lempuyangan ditemani suasana gerimis di Yogyakarta yang menjadi penyambut kedatangan ane. Beberapa menit menunggu, ane dijemput saudara ane dan menuju ke rumah kosnya. Selama di Yogyakarta, ane numpang tinggal di kos saudara ane sembari silaturahmi dan menghemat biaya (ngiriiittt..).

Selesai membersihkan diri ane jalan-jalan ke Malioboro. Suasana Malioboro yang ramai dan penuh nuansa klasik membuat ane selalu jatuh cinta dengan tempat ini. Tidak tahu kenapa meskipun banyak perubahan bangunan di jalan ini tapi ane tetap merasa rindu. Diiringi suara musik angklungan khas Jalan Malioboro ane terus menyusuri jalan. Dalam hati ane mikir, “mungkin seru yaa kalau nuansanya seperti ini bisa jalan sama pasangan halal”, duh baperr.. Astaghfirullah, fokus-fokus!!!



Keesokkan harinya, tanggal 16 Desember 2017 ane pergi ke Candi Prambanan. Selama 3x ane ke Yogyakarta, ini adalah kali pertama ane main ke Candi Prambanan. FYI, saat itu harga tiket masuk untuk orang dewasa di Candi Prambanan adalah Rp.40.000,-. Di sisi kiri dari kawasan Candi Prambanan, ada kegiatan kenegaraan. Kalau kata orang-orang acara tersebut didatangi oleh Presiden Jokowi. Ane kurang tahu pastinya itu acara apa. Selesai berwisata dan berfoto ria ane kembali ke kos. Tapi sebelumnya ane mampir ke toko oleh-oleh Bakpia Kukus Tugu Yogyakarta. Bagi kalian yang belum tahu Bakpia Kukus Tugu Yogyakarta bisa kalian search di internet. Harga kukus tersebut ada yang Rp.25.000,- dan Rp.30.000,- tergantung varian rasanya.







Malam harinya bertepatan dengan malam Minggu, teman ane yang kuliah di Yogyakarta mengajak ane untuk melihat acara pentas seni yang diselenggarakan oleh mahasiswa dari salah satu universitas disana. Acara tersebut digelar di 0 (nol) Km Yogyakarta, menampilkan pertunjukan drama, dance, musik, dll. Sementara di seberang jalan ada pentas puisi dan musik-musik khas Jogja lainnya. Benar kalau ada yang bilang bahwa, “Jogja itu candu dan rindu”, suasana yang menyenangkan, meskipun ramai tapi tetap mengasyikkan.


Hari Minggu, tanggal 17 Desember 2017 ane istirahat karena kelelahan. Namun, malam harinya ane dan saudara ane berbelanja oleh-oleh pada salah satu toko batik di sekitar Alun-Alun Lor. Harga pakaian di toko tersebut cukup terjangkau, kami membeli blangkon seharga Rp.30.000,-, baby doll Rp.60.000,-, serta batik couple Rp.80.000,- dapat potongan harga menjadi Rp.65,000,-.

Setelah selesai berbelanja batik, kami mampir ke pusat pembuatan Bakpia Pathok. Harga bakpianya Rp.25.000,- dengan isi 15biji. Pelayanan parkir di tempat tersebut sangat menyenangkan. Saat itu ane dan saudara ane naik motor dan kehujanan, karena memakai jas hujan kami tidak masuk ke dalam toko. Namun, si mas tukang parkir mau dimintai tolong untuk mengantri dan membelikan bakpia, sementara kami di luar. Setelah menunggu beberapa menit, si masnya datang membawa bakpia dan struk harga. Kami membayar di mas tersebut, setelah itu kami melanjutkan perjalanan.


Sebelum kembali ke kos, kami mampir ke toko baju Sakola. Bagi kalian fashionista, ane merekomendasikan toko ini karena pakaian yang dijual keren-keren dan kekinian, serta harganya yang menurut ane murah daripada toko pakaian kekinian di daerah lain (yang ane tahu). Di sini ane membeli baju berbahan sifon seharga Rp.79.000,- dan saudara ane membeli celana bahan seharga Rp.70.000,-.


Setelah selesai berbelanja kami pulang ke kos, dan ane langsung packing barang-barang. Tanggal 18 Desember 2017 pukul 01.30 WIB, ane memesan ojek online, ini juga kali pertama ane naik ojek online. Awalnya ane takut kalau tidak dapat driver, tapi Alhamdulillah ada driver di sekitar rumah kos. Pukul 02.52 WIB, ane berangkat dari Stasiun Lempuyangan. Pukul 07.30an ane tiba di Stasiun Kediri, 1 jam kemudian ane dijemput oleh keluarga ane. Sebelum pulang ke rumah ane mampir ke Pagora untuk melihat pertunjukkan lumba-lumba, kemudian jalan-jalan di Taman Simpang Lima Gumul (SLG), dan terakhir mampir di Rumah Makan SLG.



Bagi Rina, selain untuk menyegarkan pikiran, solo traveling juga memacu mental dan keberanian. Bersosialisasi dengan orang-orang baru, melatih kewaspadaan, melatih sikap dan perilaku, serta masih banyak yang lainnya. Sementara pelajaran yang Rina ambil adalah bahwa solo traveling itu merupakan detik pemisah antara Rina dan keluarga, terkadang seseorang yang terlalu dekat dan sering bersama juga butuh beberapa detik jeda untuk meningkatkan kasih sayang mereka. Karena kalau kita sering berkumpul terus dengan keluarga atau siapapun, terkadang kita sering menyepelekan kehadiran mereka dan tidak begitu menghargai kebersamaan dengan mereka. Oleh karena itu, solo traveling perlu dilakukan agar kita tahu betapa berartinya momen kebersamaan kita bersama orang-orang terdekat kita
Itulah cuplikan cerita traveling Rina, terima kasih atas kesediaannya untuk membaca. Segala kritik yang bersifat membangun Rina terima, karena di sini Rina juga masih belajar. Arigatou gozaimasu
Wassalamu’ala’ikum Wr. Wb.
NB: Foto-foto yang saya tampilkan berasal dari dokumen pribadi. Saya sengaja tidak menampakan wajah karena untuk menjaga pandangan. Terima kasih
Hallo… Nama ane Rina. Ane bertempat tinggal di Kabupaten Kediri Provinsi Jawa Timur tepatnya di kawasan lereng Gunung Kelud. Saat ini status ane adalah mahasiswa semester 3 pada salah satu universitas di Kota Malang.
Tanggal 8 Desember 2017 ane telah menyelesaikan UAS 3, setelah itu kampus ane libur dan ane bisa menikmati waktu liburan hingga tanggal 22 Januari 2018. Pada kesempatan liburan ini ane melakukan solo traveling ke Yogyakarta. Ini adalah pengalaman pertama ane pergi liburan (sendiri) tanpa teman dari rumah, sekaligus pengalaman pertama ane naik kereta api

Setelah mendapat izin dari orangtua, tepatnya tanggal 12 Desember 2017 ane langsung meluncur ke Stasiun Kediri untuk memesan tiket. Oh iya, sebelum ke stasiun ane menekadkan diri mengambil uang di tabungan untuk membeli kamera saku seharga 1,5jtan. Awalnya ane ragu mau beli atau kagak, maklum ane masih mahasiswa dan masih menggantungkan uang saku dari orang tua. Tapi gimana yaa? Ane berpikir kalau HP ane belum mumpuni baik dari resolusi kamera maupun kapasitas memorinya. Akhirnya ane nekad deh, dan sampai sekarang orang tua ane belum tau kalau ane beli kamera. Yaudahlah yaa, dipikir nanti sambil jalan

Lanjut.. Tanggal 15 Desember 2017 pukul 13.13 WIB ane berangkat dari Stasiun Kediri menuju Stasiun Lempuyangan. Di dalam kereta, ane mendapat tempat duduk berhadapan dengan sepasang kekasih (sedih gitu baru pertama naik kereta tapi malah diginiin, ingin rasanya hati menjerit-_-), kemudian datang seorang embak-embak yang duduk disamping ane (horeee, ada temennya). Pukul 18.05 WIB, ane tiba di Stasiun Lempuyangan ditemani suasana gerimis di Yogyakarta yang menjadi penyambut kedatangan ane. Beberapa menit menunggu, ane dijemput saudara ane dan menuju ke rumah kosnya. Selama di Yogyakarta, ane numpang tinggal di kos saudara ane sembari silaturahmi dan menghemat biaya (ngiriiittt..).
Selesai membersihkan diri ane jalan-jalan ke Malioboro. Suasana Malioboro yang ramai dan penuh nuansa klasik membuat ane selalu jatuh cinta dengan tempat ini. Tidak tahu kenapa meskipun banyak perubahan bangunan di jalan ini tapi ane tetap merasa rindu. Diiringi suara musik angklungan khas Jalan Malioboro ane terus menyusuri jalan. Dalam hati ane mikir, “mungkin seru yaa kalau nuansanya seperti ini bisa jalan sama pasangan halal”, duh baperr.. Astaghfirullah, fokus-fokus!!!
Keesokkan harinya, tanggal 16 Desember 2017 ane pergi ke Candi Prambanan. Selama 3x ane ke Yogyakarta, ini adalah kali pertama ane main ke Candi Prambanan. FYI, saat itu harga tiket masuk untuk orang dewasa di Candi Prambanan adalah Rp.40.000,-. Di sisi kiri dari kawasan Candi Prambanan, ada kegiatan kenegaraan. Kalau kata orang-orang acara tersebut didatangi oleh Presiden Jokowi. Ane kurang tahu pastinya itu acara apa. Selesai berwisata dan berfoto ria ane kembali ke kos. Tapi sebelumnya ane mampir ke toko oleh-oleh Bakpia Kukus Tugu Yogyakarta. Bagi kalian yang belum tahu Bakpia Kukus Tugu Yogyakarta bisa kalian search di internet. Harga kukus tersebut ada yang Rp.25.000,- dan Rp.30.000,- tergantung varian rasanya.
Malam harinya bertepatan dengan malam Minggu, teman ane yang kuliah di Yogyakarta mengajak ane untuk melihat acara pentas seni yang diselenggarakan oleh mahasiswa dari salah satu universitas disana. Acara tersebut digelar di 0 (nol) Km Yogyakarta, menampilkan pertunjukan drama, dance, musik, dll. Sementara di seberang jalan ada pentas puisi dan musik-musik khas Jogja lainnya. Benar kalau ada yang bilang bahwa, “Jogja itu candu dan rindu”, suasana yang menyenangkan, meskipun ramai tapi tetap mengasyikkan.
Hari Minggu, tanggal 17 Desember 2017 ane istirahat karena kelelahan. Namun, malam harinya ane dan saudara ane berbelanja oleh-oleh pada salah satu toko batik di sekitar Alun-Alun Lor. Harga pakaian di toko tersebut cukup terjangkau, kami membeli blangkon seharga Rp.30.000,-, baby doll Rp.60.000,-, serta batik couple Rp.80.000,- dapat potongan harga menjadi Rp.65,000,-.
Setelah selesai berbelanja batik, kami mampir ke pusat pembuatan Bakpia Pathok. Harga bakpianya Rp.25.000,- dengan isi 15biji. Pelayanan parkir di tempat tersebut sangat menyenangkan. Saat itu ane dan saudara ane naik motor dan kehujanan, karena memakai jas hujan kami tidak masuk ke dalam toko. Namun, si mas tukang parkir mau dimintai tolong untuk mengantri dan membelikan bakpia, sementara kami di luar. Setelah menunggu beberapa menit, si masnya datang membawa bakpia dan struk harga. Kami membayar di mas tersebut, setelah itu kami melanjutkan perjalanan.
Sebelum kembali ke kos, kami mampir ke toko baju Sakola. Bagi kalian fashionista, ane merekomendasikan toko ini karena pakaian yang dijual keren-keren dan kekinian, serta harganya yang menurut ane murah daripada toko pakaian kekinian di daerah lain (yang ane tahu). Di sini ane membeli baju berbahan sifon seharga Rp.79.000,- dan saudara ane membeli celana bahan seharga Rp.70.000,-.
Setelah selesai berbelanja kami pulang ke kos, dan ane langsung packing barang-barang. Tanggal 18 Desember 2017 pukul 01.30 WIB, ane memesan ojek online, ini juga kali pertama ane naik ojek online. Awalnya ane takut kalau tidak dapat driver, tapi Alhamdulillah ada driver di sekitar rumah kos. Pukul 02.52 WIB, ane berangkat dari Stasiun Lempuyangan. Pukul 07.30an ane tiba di Stasiun Kediri, 1 jam kemudian ane dijemput oleh keluarga ane. Sebelum pulang ke rumah ane mampir ke Pagora untuk melihat pertunjukkan lumba-lumba, kemudian jalan-jalan di Taman Simpang Lima Gumul (SLG), dan terakhir mampir di Rumah Makan SLG.
Bagi Rina, selain untuk menyegarkan pikiran, solo traveling juga memacu mental dan keberanian. Bersosialisasi dengan orang-orang baru, melatih kewaspadaan, melatih sikap dan perilaku, serta masih banyak yang lainnya. Sementara pelajaran yang Rina ambil adalah bahwa solo traveling itu merupakan detik pemisah antara Rina dan keluarga, terkadang seseorang yang terlalu dekat dan sering bersama juga butuh beberapa detik jeda untuk meningkatkan kasih sayang mereka. Karena kalau kita sering berkumpul terus dengan keluarga atau siapapun, terkadang kita sering menyepelekan kehadiran mereka dan tidak begitu menghargai kebersamaan dengan mereka. Oleh karena itu, solo traveling perlu dilakukan agar kita tahu betapa berartinya momen kebersamaan kita bersama orang-orang terdekat kita
Itulah cuplikan cerita traveling Rina, terima kasih atas kesediaannya untuk membaca. Segala kritik yang bersifat membangun Rina terima, karena di sini Rina juga masih belajar. Arigatou gozaimasu
Wassalamu’ala’ikum Wr. Wb.
NB: Foto-foto yang saya tampilkan berasal dari dokumen pribadi. Saya sengaja tidak menampakan wajah karena untuk menjaga pandangan. Terima kasih
0
895
6


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan