Ini adalah pemikiran ane tentang sebuah kata “viral” yang menjadi magnet kuat di jaman sekarang atau orang lebih suka menyebutnya “Jaman Now”. Apa-apa dibikin viral – Dikit-dikit dibikin jadi viral, ada kejadian apa bisa langsung viral dari social media. Bahkan kadang ada kejadian yang kurang bagus buat dicontoh di-viralkan. Contohnya kasus beberapa orang anak muda yang memberikan minuman keras ke binatang di kebun binatang. Enggak menutup mata juga, kalau banyak juga postingan postif yang viral bisa jadi pelajaran buat netizen dan bisa diambil hikmahnya.

Tapi kenapa ya, sekarang orang-orang lebih suka ambil handphone-buka kamera-rekam kalau ada sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Padahal kan enggak semua kejadian harus kita rekam, Misalnya ada ibu-ibu kesusahaan bawa belanjaan, bukannya dibantuin bawa belanjaannya malah direkam terus di posting ke social media?. kadang engga abis pikir aja, lebih banyak orang peduli dengan “dunia maya” daripada dunia nyata. Atau misalnya ada kecelakaan bukannya menolong korban malah ngevideoin korban. Ane pernah ngeliat kejadian kayak gitu soalnya, bukannya nolong dulu ibu-ibu yang jatoh dari motor malah ngevideoin. Agak miris sih litany walaupun engga semua orang disitu melakukan hal yang sama. Tapi mbok ya adalah sedikit empati atau kepedulian (rasa peduli) untuk menolongnya terlebih dulu.

Mengkritisi hal tersebut, ane pribadi merasa agak kecewa dengan apa yang mereka lakukan, karena video yang mereka sebarkan mengesampingkan etika dan logika manusia yang hakekatnya diberikan rahmat Tuhan berupa akal pikiran.
Seperti sebuah mata uang yang memiliki dua sisi yang berbeda. Selain sisi negative tentunya juga ada sisi positif yang berfaedah dan memberikan manfaat bagi netizen yang menyaksikannya. Banyak kisah inspiratif dan kisah-kisah membangun yang bisa memotivasi diri yang di-viralkan itu memberikan banyak pembelajaran dan manfaat bagi kita. Saran ane sebaiknya kita lebih baik menggunakan social media dengan bijak. Toh banyak manfaat positif yang akan kita dapatkan. Contohnya penghasilan yang mungkin aja kita dapatin dari jumlah viewers. Atau perasaan bahagia karena kita bisa memberikan dampak positif bagi orang lain, tentunya ini adalah hal yang membanggakan.

Kalau menurut ane sebaiknya kita lebih bijak dalam menyikapi dan lebih bijak dalam bersosial media termasuk dalam memberikan komentar. berbagai aspek harus kita perhatikan seperti perasaan orang lain, norma social yang berlaku di masyarakat Indonesia dan menggunakan akal sehat untuk “mem-viralkan” sesuatu. Toh ini lebih membanggakan dibandingkan menjadi “viral” dengan cara yang negative. Selain dibully kita juga memberikan dampak negative bagi orang lain. Jangan hanya karna sebatas kesenangan semata kita melupakan perasaan orang lain dan memberikan dampak yang tidak baik bagi orang lain.

Mendingan kita menggunakan kemampuan kita dijalan yang benar dengan memanfaatkan social media dengan baik, misalnya kita bisa menggunakan social media untuk berjualan, untuk menjadi influencer, mengembangkan bakat misalnya fotografi atau bakat bermusik yang kita miliki. Toh kita juga bisa mendapatkan penghasilan dari sana, kalau kita dapat memanfaatkannya dengan baik.