- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Sandiaga Berkelakar, Mau Beri Bitcoin untuk Mahar Nikah Massal


TS
blizzard000
Sandiaga Berkelakar, Mau Beri Bitcoin untuk Mahar Nikah Massal
NURSITA SARI
Kompas.com - 19/12/2017, 13:00 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (18/12/2017).(KOMPAS.com/NURSITA SARI)
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berkelakar ingin menyediakan mahar berupa bitcoin untuk pasangan yang nikah massal pada malam tahun baru 2018. Namun, nilai mata uang virtual itu terlalu mahal.
"Tadinya pengin (kasih mahar) bitcoin, tapi mahal, ha-ha-ha," ujar Sandiaga di Kantor Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2017).
Sandiaga akan menyediakan mahar emas untuk peserta nikah massal pada malam tahun baru dari kantong pribadinya, jika tidak ada perusahaan yang menyumbang.
Ia menyebut emas yang diberikan nantinya bisa dalam bentuk lain. Namun, dia belum mau menyebutkan bentuk yang dimaksud.
"Nanti kami akan lihat (bentuknya). Pokoknya akan ada suatu hal yang menarik lah, terobosan baru tentang emas ini," kata Sandiaga.

Meski demikian Sandiaga berharap ada dunia usaha yang mau berpartisipasi menyumbang mahar. Saat ini, dia sudah berkomunikasi dengan PT Antam (BUMN), dan berharap bisa mendapat bantuan mahar emas.
Nikah massal rencananya digelar di park and ride Jalan MH Thamrin Nomor 10, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, 31 Desember 2017 malam.
Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Bazis) DKI untuk menyiapkan mahar berupa alat shalat dan Al Quran.
Selain mahar, Pemprov DKI Jakarta juga akan menyiapkan pakaian nikah adat Betawi untuk prosesi pernikahan tersebut. Ada pula pelaminan yang akan disiapkan untuk berfoto secara bergantian.
49 pasangan mengikuti nikah massal di Poso, Sulawesi Tengah. Seluruh pasangan adalah suami istri yang sudah menikah, tetapi belum tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 49 pasangan yang menikah massal, terdiri dari pasangan berusia 37-57 tahun. Diiringi anak-anak mereka, semua pasangan mengikuti nikah massal setelah diberi tuntunan nikah oleh bupati Poso, Darmin Sigilipu. Nikah massal digelar di Desa Barati, Pamona Tenggara. Seluruh pasangan pengantin mengenakan busana tradisional khas suku masing-masing, mulai dari Suku Bali, Suku Pamona Poso, dan Suku Tator. Seusai menikah, seluruh pasangan mendapatkan akta nikah secara gratis, tanda pernikahan sudah tercatat secara sah oleh negara.(Kompas TV)
Penulis: Nursita Sari
Editor: Kurnia Sari Aziza
KOMPAS

Kompas.com - 19/12/2017, 13:00 WIB

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin (18/12/2017).(KOMPAS.com/NURSITA SARI)
JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno berkelakar ingin menyediakan mahar berupa bitcoin untuk pasangan yang nikah massal pada malam tahun baru 2018. Namun, nilai mata uang virtual itu terlalu mahal.
"Tadinya pengin (kasih mahar) bitcoin, tapi mahal, ha-ha-ha," ujar Sandiaga di Kantor Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2017).
Sandiaga akan menyediakan mahar emas untuk peserta nikah massal pada malam tahun baru dari kantong pribadinya, jika tidak ada perusahaan yang menyumbang.
Ia menyebut emas yang diberikan nantinya bisa dalam bentuk lain. Namun, dia belum mau menyebutkan bentuk yang dimaksud.
"Nanti kami akan lihat (bentuknya). Pokoknya akan ada suatu hal yang menarik lah, terobosan baru tentang emas ini," kata Sandiaga.

Meski demikian Sandiaga berharap ada dunia usaha yang mau berpartisipasi menyumbang mahar. Saat ini, dia sudah berkomunikasi dengan PT Antam (BUMN), dan berharap bisa mendapat bantuan mahar emas.
Nikah massal rencananya digelar di park and ride Jalan MH Thamrin Nomor 10, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, 31 Desember 2017 malam.
Pemprov DKI Jakarta bekerja sama dengan Badan Amil, Zakat, Infaq, dan Shadaqah (Bazis) DKI untuk menyiapkan mahar berupa alat shalat dan Al Quran.
Selain mahar, Pemprov DKI Jakarta juga akan menyiapkan pakaian nikah adat Betawi untuk prosesi pernikahan tersebut. Ada pula pelaminan yang akan disiapkan untuk berfoto secara bergantian.

49 pasangan mengikuti nikah massal di Poso, Sulawesi Tengah. Seluruh pasangan adalah suami istri yang sudah menikah, tetapi belum tercatat di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. 49 pasangan yang menikah massal, terdiri dari pasangan berusia 37-57 tahun. Diiringi anak-anak mereka, semua pasangan mengikuti nikah massal setelah diberi tuntunan nikah oleh bupati Poso, Darmin Sigilipu. Nikah massal digelar di Desa Barati, Pamona Tenggara. Seluruh pasangan pengantin mengenakan busana tradisional khas suku masing-masing, mulai dari Suku Bali, Suku Pamona Poso, dan Suku Tator. Seusai menikah, seluruh pasangan mendapatkan akta nikah secara gratis, tanda pernikahan sudah tercatat secara sah oleh negara.(Kompas TV)
Penulis: Nursita Sari
Editor: Kurnia Sari Aziza
KOMPAS

0
1.2K
9


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan