Sering membeli barang bekas, mungkin tak semua orang mau membeli barang-barang bekas milik orang lain. Kebanyakan lebih suka membeli barang baru karena rasa ragu akan barang yang cacat atau dalam kondisi minus-minus tidak terlalu mengkhawatirkan dengan adanya Garansi dari toko tempat membeli barang tersebut apabila benda tersebut dalam golongan benda elektronik. Tidak perlu ragu dengan histori atau riwayat jejak sebuah kendaraan yang mungkin saja benda tersebut adalah kendaraan bekas "kecelakaan", kendaraan "ranmor" dan lain sebagainya.
Seakan menjadi ketakutan tersendiri untuk membeli barang-barang bekas. Padahal tak ada salahnya lo membeli barang bekas. Asalkan kita punya pengetahuan terhadap benda yang akan kita beli (setidaknya mengajak teman yang sekiranya paham). Karena dengan membeli barang bekas, tak cuma lebih hemat dalam pengeluaran karena harga beli barang bekas memang memiliki selisih yang lumayan untuk digunakan keperluan lainnya.

Mungkin terdengar sedikit kontra dengan poin pertama. Tapi tak semua barang dapat di beli bekasnya lo gan. Masa iya ente mau beli Bra bekas orang, Celana dalam bekas orang?
Dan, membeli barang berkualitas itu lebih baik daripada membeli suatu barang secara kuantitas (atau jumlah). Adalah tindakan yang cukup bijak apabila konsumsinya hanya untuk kepentingan pribadi semata. Suatu contoh, agan mempunyai pilihan membeli bola lampu bermerk yang harganya 100rb namun daya pakainya bisa mencapai 2 tahun dan bola lampu murah yg harganya cuma 25ribu tapi daya pakainya hanya 6 bulan. Mungkin kebanyakan akan membeli yang harganya lebih murah (terkesan murah). Tapi, semua itu berbeda apabila agan/sista membeli bola lampu yang dayanya 2 tahun tapi sekali beli daripada membeli bola lampu yang hanya 6 bulan sebanyak empat kali yang mengakibatkan lebihnya biaya dalam perjalanan. Walaupun di hemat dengan membeli empat bola lampu daya 6 bulan sekaligus. Agan-sista malah harus mencarikan tempat lagi untuk stok barang lagi di gudang atau tempat penyimpanan barang agan. Sekali lagi, ini hanya contoh. Mungkin hal yang sama terjadi ketika agan membeli headset murah yang harganya hanya sekitar 5 - 10ribu saja. Dan mungkin agan sekalian lupa udah keberapa kalinya agan/sista membeli headset murah tersebut
Hal ini berbeda apabila agan membeli headset dengan harga mahal (sekitar ratusan ribu) dimana dengan headset tersebut agan akan merawat headset tersebut agar gak cepet rusak dengan bonus suara yang mungkin lebih jernih daripada headset murah yang saya sebutkan di atas (ya iyalah mahal gitu)

Menggunakan suatu barang sampai habis, bukan berarti kita makan kursi rumah kita ya
Apa yang saya maksud disini adalah saat dimana kita harus menahan godaan-godaan akan inovasi terbaru. Disaat banyak handphone-handphone model baru dengan fitur barunya. Disaat ada mobil-mobil baru dengan model terbarunya. Dan disaat banyak-banyak barang yang sangat ingin agan/sista miliki, tapi di saat yang sama agan sudah punya benda tersebut walaupun model lama yang seharusnya ga jadul-jadul amat dan MASIH FUNGSI DENGAN BAIK. Ane pernah denger kalo ternyata di Jepang, mesin cuci bekas itu dibuang, handphone bekas itu dibuang, bahkan sampe mereka punya gunungan sampah elektronik mereka sendiri dimana kalo ente mau pungut silahkan di pungut.

Mempertahankan fungsi dari barang yang kita miliki. Yang fungsinya masih belum terlalu jauh dengan barang model terbaru yang bari launching. Sehingga dapat menjadi pertimbangan sebelum agan membeli barang tersebut.