Suatu hari, Nabi Isa as berjalan ke komplek pemakaman.
Di sana beliau melihat seorang pria menangis di samping sebuah kubur.



“Ada apa denganmu wahai pemuda? Tampaknya kau sangat bersedih,” sapa Nabi Isa.
“Benar Paduka! Hamba sangat sedih.
Sudah tiga hari hamba menangis di sini, semenjak istri saya wafat.”
“Mengapa kau begitu berduka atas kematiannya?”
“Dia begitu cantik, saya amat menyayanginya, dan sangat bersyukur bisa menikahinya.
Karena itu, tolong hidupkan lagi dia!” pintanya.

Melihat kesedihan dan kesunguhannya, Nabi Isa pun berseru:
“Wahai penghuni kubur! Bangkitlah dengan izin Allah!”

Tiba-tiba dua buah kubur terbelah, lalu keluarlah penghuninya.
Pertama keluar seorang perempuan yang kulitnya legam seperti habis terbakar.

Nabi Isa bertanya kepada lelaki itu: “Apakah ini istrimu?”
“Bukan!” jawabnya tegas.

Beliau bertanya kepada wanita itu: “Apakah kamu mengenal lelaki ini?”
“Tidak!” sahutnya.
“Siapa kamu?”

“Aku adalah wanita non muslim yang telah wafat puluhan tahun lalu,
dan selama itu pula aku disiksa di dalam kubur, sehingga kulitku hitam begini.

Tapi, setelah aku diberi kesempatan hidup lagi dan menyaksikan mukjizat ini,
maka aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Isa adalah Rasul Allah,” ucapnya.

“Karena kamu bukan wanita yang kucari, maka kembalilah ke dalam kuburmu,” titah Nabi Isa.
Wanita itu pun wafat dengan membawa iman setelah sebelumnya mati dalam keadaan kafir.

Penghuni kubur yang kedua, seorang wanita muda yang sangat cantik dan wajahnya bercahaya.
“Apakah ini istrimu?” Nabi Isa bertanya kepada lelaki itu.

“Benar Yang Mulia! Sungguh dia adalah istri saya,” jawabnya sangat gembira.
“Benarkah ini suamimu?” Nabi Isa bertanya silang.

“Benar Tuan. Dia adalah suami saya. Karena kesabaran dan keikhlasan saya menerimanya
yang berwajah jelek, maka Allah menambah kecantikan saya hingga bercahaya seperti ini,” sahutnya.
“Kalau begitu, temanilah suamimu ini,” ucap Nabi Isa sambil berlalu.

Saking senangnya, lelaki itu berbaring di atas paha istrinya sambil bercengkrama,
sampai akhirnya ia tertidur pulas.



Tiba-tiba seorang pemuda yang teramat tampan, berpakaian serba putih dan menunggang kuda putih lewat.
Keduanya bertatapan. Pemuda itu menghampiri dan merayunya.



Akhirnya perempuan itu tergoda. Perlahan digesernya kepala suaminya.
Lalu ia naik ke atas punggung kuda itu,
dan berlalu meninggalkan suaminya. Begitu terbangun,
lelaki itu sangat terkejut karena sang istri tak ada lagi di sisinya.



Setelah bertanya sana-sini, ia mendapat informasi bahwa istrinya telah pergi bersama seorang pemuda.
Kesedihan kembali mendera jiwanya, bahkan lebih mendalam dari sebelumnya.
Lalu ia mengadu kepada Nabi Isa.

“Wahai fulanah, kembalilah engkau ke dalam kuburmu!” seru Nabi Isa.
Tak lama berselang, tersiar kabar wanita itu tewas karena terjatuh dari kuda.
Ia mati dalam keadaan kufur setelah sebelumnya wafat dalam keadaan sabar.
*******