Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

leokenedyAvatar border
TS
leokenedy
Mencari Figur RI 2 untuk Presiden Jokowi


MEMASUKI tahun 2018-2019, suhu politik di Indonesia mulai memanas. Selain mulai bermunculan figur-figur politik yang akan menjadi lawan bagi Presiden Jokowi, tidak kalah serunya adalah memprediksi siapa yang pantas menjadi RI 2 nanti. Pastinya sosok itu harus bisa diterima semua kalangan dan menutupi kekurangan dari Presiden Jokowi. Bisa dari kalangan Islam, militer, ekonomi atau merujuk pada realitas politik yang ada nanti.

Sebenarnya sosok pendamping Jokowi sudah ada pada diri Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hanya saja di ajang pilpres nanti, Jusuf Kalla tidak akan maju kembali dan lebih memilih untuk mengurus cucu di rumah. Maklumlah, Jusuf Kalla sudah terbilang cukup mumpuni menjabat sebagai wakil presiden baik saat berpasangan dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dengan Presiden Jokowi saat ini.
Meski demikian, Jusuf Kalla pernah menyebut kriteria yang pantas menjadi pendamping Presideen Jokowi nanti, salah satunya adalah religius. "Kalau presidennya nasional, maka wakilnya harus lebih religius, itu biasa," kata Jusuf Kalla seperti dikutip Tirto.id

Tentunya ini sangat beralasan mengingat Jokowi pasti akan berhitung untuk meraih suara terbesar yakni dengan menggandeng tokoh Islam sebagai wakil presidennya nanti. Apalagi di tengah kondisi bangsa yang saat ini sedang gaduh seperti merebaknya isu komunis beberapa waktu lalu hingga massifikasi gerakan Islam. "Karena itu kombinasi nasionalis dan Islam diyakini dapat meredam potensi konflik sosial karena keduanya adalah kekuatan terbesar di republik ini," kata Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno

PDI Perjuangan sepertinya punya semangat untuk menyatukan kekuatan Islam dan nasionalis serta sudah menjadi visi-misi PDIP dalam memilih calon kepala daerah pada gelaran Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. "Figur santri seperti Cak Imin, Zulkifli Hasan, dan Romy (Romahurmuziy) layak diperhitungkan,” tutur Adi dilansir dari Sindonews.

Bila dibandingkan dengan figur tersebut, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin lebih berpeluang. Alasannya adalah karena perolehan suara PKB melampaui suara Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Berikutnya adalah karena Cak Imin mewakili kekuatan politik Nahdlatul Ulama (NU) dengan potret keagamaan yang moderat sehingga cocok untuk meredam isu-isu komunisme dan radikalisme. Dan alasan terakhir sekaligus sangat penting adalah karena loyalitas PKB sudah teruji ke Jokowi. Malahan fungsionaris PKB sering pasang badan saat Jokowi diserang isu PKI dan komunis.

Sebenarnya sosok Zulkifli Hasan layak masuk dalam perhitungan karena beririsan dengan massa Muhammadiyah. Namun karena PAN sering membuat manuver maut dan kerap berseberangan dengan pemerintah, membuat dia tidak masuk dalam pertimbangan untuk menjadi calon yang layak untuk mendampingi Presiden Jokowi. Sementara Ketua Umum PPP M Romahurmuziy atau Romi sangat kecil untuk dilirik meski peluang tetap ada.

Sosok Militer
Figur lain yang juga cocok untuk menjadi wakil presiden Jokowi adalah berasal dari kalangan militer atau kepolisian. Berdasarkan hasil survey Litbang Kompas, sosok seperti mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Agus Harimurti Yudhoyono mendapatkan polling tertinggi dari responden yang disurvey. Agus mendapatkan 17,1 persen sedangkan Jenderal Gatot mendapatkan 15,9 persen. Kedua tokoh ini saling bersaing satu sama lain. Selain kedua tokoh itu muncul pula nama Moeldoko dengan Budi Gunawan dan Tito Karnavian. Dua tokoh yang terakhir adalah berasal dari kalangan kepolisian.

Direktur Eksekutif Saiful Mujani Research and Consulting ( SMRC) Djayadi Hanan menganggap, publik masih berharap agar ada wakil dari militer yang berpasangan dengan Jokowi. Dengan masuknya figur militer maka akan memperkuat kepemimpinan Jokowi dengan sikap dan ketegasan yang tinggi. Jenderal Gatot jelas punya peluang terbesar dibandingkan dengan tokoh lainnya.

Pengamat pertahanan Ridlwan Habib menyebut, gaya kepemimpinan Gatot hampir mirip dengan Presiden Jokowi. Saat menjadi Kepala Staf Angkatan Darat, Gatot tidak segan turun dan bersama-sama anak buahnya berada di lapangan. "Pak Gatot bukan tipe jenderal di belakang meja, beliau ikut turun dan bersama-sama prajuritnya," ujar Ridwan seperti dikutip merdeka.com, Jakarta, Rabu (10/6).

Gaya kepemimpinan yang tidak suka berada di balik meja inilah yang kemungkinan akan dipertimbangkan kembali oleh Presiden Jokowi untuk menjadi wakilnya nanti. Gatot juga senang terlibat dalam program pembangunan rumah murah, perbaikan jalan rusak, membersihkan sungai dan pantai serta mau turun ke sawah membantu petani menanam padi.

Koordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS), Haris Azhar menyebut, jika Gatot dipilih menjadi wakil presiden nanti, maka pertimbangannya adalah Jokowi menginginkan kestabilan politik dalam negeri. Karena itu sosok Gatot sangat berpeluang besar bahkan dia tidak punya catatan buruk mengenai pelanggaran HAM di masa silam.

Figur Ekonom
Tapi bisa juga Jokowi melirik tokoh-tokoh yang mumpuni di bidang ekonomi. Nama seperti Sri Mulyani, agaknya menjadi salah satu kandidat terkuat yang sulit untuk dipatahkan. Dengan kredibilitas yang dimiliki dan kemampuannya mengelola keuangan negara menjadikan namanya kerap muncul di berbagai lembaga survey guna menjadi kandidat pendamping Jokowi nanti. Lewat tangan dinginnya, keuangan negara yang minus bisa sedikit bernapas, bahkan Sri Mulyani juga bisa membuat martabak Indonesia tidak lagi bisa diinjak-injak oleh lembaga keuangan internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Sri Mulyani juga bisa dibilang sukses memimpin Kementerian Keuangan, membenahi sistem perpajakan dan menjadi tokoh yang sangat reformis.

Sayang sejauh ini dari pantauan lembaga survey Indikator, gerbong Sri Mulyani untuk naik menjadi calon wakil presiden belum banyak. Elektabilitasnya dianggap masih kalah dibandingkan dengan Gatot Nurmantyo. "Sebagai pendidik, teknokrat, dia memang baik. Tapi kita belum tahu seberapa besar dia bisa menyumbangkan suara untuk Jokowi," kata Peneliti dari Indikator Rizka Halida

Tentu saja, pilihan terhadap “calon ideal” ini sangat bergantung sepenuhnya pada PDIP dan Megawati. Mungkin sebagian elit PDIP tidak atau kurang nyaman dengan nama-nama itu. Tapi, kalau mereka memikirkan masa depan negeri ini dan peduli dengan citra partai mereka sendiri, tak ada alasan menolak orang-orang terbaik itu.

Realitas Politik
Jadi, siapa calon yang paling pas mendampingi Jokowi? Ada dua kemungkinan untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, wakil Jokowi akan ditentukan oleh realitas politik yang berjalan. Kedua, wakil itu sepenuhnya dipilih berdasarkan kriteria “ideal” yang bisa menutupi kekurangan Jokowi.

Jika kemudian suara PDIP di Pemilu 2019 nanti tidak cukup besar, katakanlah kurang dari 25% atau hanya lebih sedikit dari angka ini, maka partai ini harus realistis. PDIP membutuhkan partner koalisi untuk mendukung Jokowi. Realitas politik yang akan menentukan siapa wakil yang akan medampingi capres populer itu.

Dengan suara minimal, tidak mungkin PDIP akan berjalan sendirian. Kalaupun partai ini bisa mencalonkan presiden dan wakilnya sendiri, maka jalan yang akan dilewati Jokowi akan sangat terjal. Selama lima tahun ke depan, pemerintahan Jokowi akan terus “diganggu” oleh kekuatan-kekuatan di Senayan. Untuk mengatasi ini, berkoalisi adalah pilihan satu-satunya. Siapa atau partai apa yang akan diajak koalisi? Rasanya masih terlalu dini untuk menyebut parpol tersebut.

Sumber :
https://www.merdeka.com/peristiwa/in...garan-ham.html

http://www.republika.co.id/berita/ek...awapres-jokowi

http://www.saifulmujani.com/blog/201...ategory_tid=26

https://tirto.id/calon-wakil-preside...suf-kalla-cz9m
tien212700
tien212700 memberi reputasi
1
3.7K
41
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan