Sumber foto: CNN Indonesia


Kebakaran besar telah terjadi di Amerika Serikat, tepatnya California. Sejak 5 Desember 2017, api melahap perumahan dan berbagai fasilitas sosial di negara bagian tersebut. Bahkan hingga kini (12/12) kebakaran yang disebut dengan Thomas Fire tersebut masih terus berlangsung dan meluas. Dampaknya telah melebihi luas kota New York City dan menghanguskan setidaknya lebih dari 1000 bangunan.
Seperti yang dikutip dari CNN, dari perkembangan terakhir tercatat Thomas Fire telah membakar lebih dari 230 hektar di wilayah Ventura dan Santa Barbara. Kebakaran setidaknya menyebabkan kerugiaan harta mencapai multi milion dolar, seperti yang dilansir independent. Kebakarn ini juga juga mendapatkan beragam komentar salah satunya dari nettizen Indonesia. Mereka menyatakan bahwa bencana ini adalah akibat dari klaim sepihak Trump tentang ibukota Israel yang baru, Yerusalem. Pernyataan presiden Amerika Serikat ini telah memantik kemarahan berbagai pihak. Tidak hanya warga Palestina, yang dirugikan secara langsung, dan menyebabkan memanasnya keadaan di jalur Gaza, tetapi juga kemarahan dari berbagai warga dari berbagai latar agama dan bangsa di belahan dunia. Tercatat lebih dari 100 ujuk rasa besar menolak klaim Trump terjadi di seluruh dunia. Mulai dari Mesir yang berada di Timur Tengah hingga Ingris di Eropa. Namun hingga saat ini nampaknya Trump belum bergeming dengan keputusannya.
Netizen Indonesia pun turut memberikan komentarnya, salah satunya dari akun Afzani.
"Api membakar sangat cepat, meluluhlantahkan segala yang di hadapannya. Inilah api yang sangat besar. Tetapi api ini sebenarnya sangat. kecil. Amat sangat kecil di bandingkan api yang dikobarkan Trump." tulis Afzani di akun medsosnya.
Sebelum kebakaran ini, California juga telah mengalami bencana kebakaran pada Oktober 2017 lalu. Kebakaran tersebut menewaskan sedikitnya 40 korban dan menghanguskan ribuan bangunan. Namun memang, kebakaran akhir tahun ini adalah kebakaran terbesar dari sejarah California modern.

Benarkah ini teguran Tuhan untuk Trump?