Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dakwah.mediaAvatar border
TS
dakwah.media
Orangtua Santri: Terduga Cabul Orangnya Baik
Orangtua Santri: Terduga Cabul Orangnya Baik


Kasus dugaan kejahatan seksual salah satu oknum pemimpin pondok pesantren sekaligus panti asuhan di Kota Bontang, Kalimantan Timur membuat terkejut orangtua dan alumni santri.

Umumnya, merasa tidak percaya dengan kasus menyeret Im (48), pimpinan pesantren yang selama ini dikenal soleh, ramah, dan berhati tulus. Lantaran bersedia menampung dan mendidik ratusan santri dengan berbagai lantar belakang berbeda.

NH (55) tahun misalnya. Wanita paru baya ini sangat terkejut, saat awal mendengar kasus yang menyeret pimpinan Ponpes, tempat tiga putrinya mengenyam bangku pendidikan selama ini. Ia menjelaskan, sang putri yang kini telah berkeluarga, telah diasuh oleh terduga Im, di panti asuhan pada 2009 lalu. Ketika belum digabung menjadi satu dalam manajemen pesantren yang berdiri saat ini.

Namun, ia tidak pernah menerima kabar, apalagi pelecehan seksual atau aksi minor lain dari terduga pelaku, maupun para pengajar. Mereka bisa tumbuh menjadi orang baik, dengan bekal keterampilan ilmu agama, maupun ilmu lain yang dibutuhkan dalam hidup.

Dari pengalaman itu, ia kembali menitipkan dua putrinya yang berusia 14 dan 16 tahun. Bahkan, dia membawa sekira10 orang anak angkatnya yang diketahui terbatas ekonomi, untuk hidup dan menimba ilmu di Ponpes.

“Dan hingga saat ini, mereka baik-baik saja. Jadi, kalau memang benar ada pelecehan, saya kira kembali ke pribadi anaknya.Karena, puluhan tahun berdiri, baru kali ini saya dengar ada kasus,” ungkapnya. KLIK JUGA: Kelima Santriwati Jalani Pemulihan Psikis

AK, salah seorang pendidik Ponpes menerangkan, peraturan ketat berlaku dalam proses pendidikan santri. Katanya, saat ini, tercatat 50 santri dan 50 santriwati berada dalam asuhan pesantren.

Mereka dididik oleh 6 guru, beberapa di antaranya merupakan penghuni pesantren. Dirinya salah satunya. Ia bersama istri dan anak, sepenuhnya mengabdi untuk mengasuh santri di pondok itu. Sedangkan, beberapa lainnya, datang saat mengajar saja. Para santri pria, menghuni lantai dasar sedang putri menghuni lantai dua, yang dipisahkan pagar dengan kunci pengaman. Mereka hanya bertemu dalam situasi tertentu. Misalnya saat makan, membersihkan tempat ibadah, mengaji hingga saat ibadah. Aktivitas belajar santri berakhir pada pukul 20.00 hingga 21.00 wita.

Aktivitas yang padat, dan selalu dalam kontrol para guru pun, diyakini menutup celah terjadinya aktivitas negatif di pesantren. “Intinya, pesantren tidak pernah kosong. Dan anak-anak selalu dalam pengawasan guru. Saya misalnya, bersama anak dan istri, tinggal di sini,” tuturnya.

Ia melanjutkan, 100 santri dan santriwati yang ada, menempuh pendidikan di luar pesantren. Baik jenjang Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), bahkan sampai kuliah pun, dipersilakan untuk menetap di pesantren. Biaya pendidikan pun ditangani pesantren untuk jenjang TK sampai SMA. KLIK JUGA: Dunia Pendidikan Pondok Pesantren Tercoreng

“Mayoritas dari luar Bontang. Paling banyak Kutai Timur. Dan untuk ke sekolah, diantar pakai mobil operasional,” ulasnya.

Para santri pun, disiapkan untuk menjadi manusia baik, dengan akhlak sesuai tuntunan Rosulullah. “Yang diajarkan di sini, adalah ilmu agama. Baik tafsir, baca Alquran, hadis, salat, hingga hafalan. Semua tujuannya, untuk jadi manusia yang baik,” tutupnya. (*)

sunnah nabi


jika terjadi pelecehanpun, pimpinan ponpes tidak salah, tapi karena salah korbannya

protokol umum ala agama ini dalam memutar balikan fakta yg dilakukan sejak abad ke 7 emoticon-Ultah
Diubah oleh dakwah.media 10-12-2017 05:07
0
2.3K
27
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan