

TS
listiya613
RODA INSPIRASI DI SUDUT KERAMAIAN
RODA INSPIRASI DI SUDUT KERAMAIAN
Oleh: Listiyani
Senja kini mulai meninggalkan sepenggal cerita dari orang-orang yang menikmatinya. Begitupun dengan bulan dan bintang, yang baru saja akan memulai pekerjaannya: menerangi para penikmatnya. Ibu paruh baya yang menjadi salah satu penikmat kedua sumber cahaya ini, saat itu terlihat sedang menjajakan bakso tusuknya kepada orang-orang yang melintas di depannya.
Di dalam hiruk pikuknya pengunjung Sekaten, tepat di samping pintu masuk ibu paruh baya ini dengan gerobaknya kala itu sabar menanti rupiah demi rupiah yang akan dibawanya pulang ke rumah. Senyum renyah dari wajahnya tidak bosan-bosannya ia tamparkan kepada orang-orang yang ingin masuk Sekaten, ataupun kepada orang yang sedang duduk-duduk menikmati angin malam di trotoar Alun-alun.
Raut wajah yang remang-remang diantara lampu-lampu jalan terlihat sabar menunggu sang pembeli. Suaranya tetap lantang menerjang walau terkadang tenggelam diantara pluit tukang parkir, lalu lalang kendaraan dan mesin-mesin diesel yang bersumber dari Sekaten.
Ya inilah Parti, sosok perempuan penjual bakso tusuk. Parti merupakan ibu rumah tangga yang sangat inspiratif dan merupakan sosok yang pekerja keras. Parti mempunyai dua orang anak, dan seorang suami yang sama-sama bekerja sebagai pedagang bakso tusuk. Dimana keduanya ini berjualan bakso tusuk setiap harinya dengan penghasilan yang tidak menentu.
“Oya ndak tentu mbak, masalahnyakan ya tergantung biarpun banyak orang nyatanya mana tu ya segitu dagangan ndak abis, berartikan ndak begitu laku,” tutur Parti, penjual bakso tusuk.
Jika bakso dagangannya tidak habis terjual, maka ia akan membawanya pulang ke rumah. Kemudian bakso tersebut didinginkan dengan batu es, dan kemudian pagi harinya bakso akan dipanaskan dan setelah itu dapat dijual kembali. Meskipun begitu ia tetap berusaha terlebih dahulu dan mengupayakan agar baksonya habis terjual.
Parti juga membuat bakso tersebut dengan bahan-bahan yang aman, tidak memakai pengawet seperti formalin. Dengan begitu bakso yang tidak habis juga tidak akan basi. Saat berjualanpun, bakso dagangannya sering diperiksa oleh Dinas Kesehatan. “Saya biasa kaya gini ni di itu, di cek sama Dinas, ada orang datang minta contoh, anak-anak saya juga sering makan, jadi ya kitakan ndak bolehlah kaya gitu malah bikin dosa nanti,” jelas Parti.
Sudah tiga tahun berjalan Parti mencari rupiah bersama gerobak baksonya. Ia bercerita bahwa sebelum memilih berjualan bakso tusuk, ia sempat berjualan pakaian batik. Namun, karena usahanya tidak berkembang dan saat itu juga di Alun-alun, Bus Pariwisata tidak boleh masuk. Jadi Ia pun memutuskan untuk berhenti berjualan pakaian dan beralih ke bakso tusuk, dengan harapan bahwa penghasilan dari berjualan bakso tusuk akan mencukupi kebutuhan keluarganya, terutama untuk biaya pendidikan kedua anaknya.
Berjualan secara nomaden, harus membuatnya pitar-pintar mencari tempat-tempat yang ramai. “Masalahnya kita yang ambil alih ini, bisa pergi kemana-mana, ada event, ada lomba-lomba, ada apa bisa ngikut kesana kemari, kita ambil alih dululah rizki Allah yang menentukan,” ujar Parti.
Senyum lebar mataharipun sudah tidak dihiraukannya lagi, hujan yang menyapa bumi dengan cepat ia lalui, hingga sayup-sayup angin malam mengalun indah dan merasuk ke tulangnya, ia pun tidak kunjung berhenti. Dengan tubuh yang semakin hari-semakin renta, terkadang membuatnya merasa lelah namun sekali lagi semangatnya tetap membara.
Parti rela berdagang bakso tusuk kesana kemari demi membantu sang suami. Menabung dan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, seperti biaya makan setiap harinya, biaya pendidikan kedua anakya, pakaian, biaya tak terduga dan lain-lain sebagainya. Terlebih untuk biaya pendidikan yang semakin tahun semakin mahal, membuat Parti harus rajin-rajin menyisihkan uang dan cerdas dalam mengelola keuangan keluarga.
Setiap ibu pasti menginginkan anak-anaknya kelak menjadi orang yang sukses, untuk hal itu setidaknya anak-anak mendapat pendidikan yang layak demi masa depannya. Begitu juga dengan Parti. Parti merupakan salah satu dari berjuta-juta ibu rumah tangga yang sadar akan pentingnya pendidikan. Ia sadar bahwa perekonomian keluarganya yang pas-pasan dapat menjadi faktor penghambat anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Sehingga bagaimanapun caranya ia terus berusaha agar kedua anaknya dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Untuk itulah, saat ini ia rela besusah payah membawa gerobak bakso tusuk dengan motor tua ala kadarnya yang ia miliki saat ini. Berjualan dari tempat satu ke tempat lainnya, semata-mata untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Kerja kerasnya selama ini pun membuahkan hasil dan tidak sia-sia.
Hal ini terbukti, saat ini anak pertama Parti tengah menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma dan sebentar lagi akan wisuda. Sedangkan anak keduanya sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Yogyakarta.
Banyak sekali bukan, orang-orang yang ingin melihat anak-anaknya kelak menjadi orang yang sukses dan mendapatkan pendidikan yang layak namun keinginan tersebut terkendala oleh masalah ekonomi?. Ya, hal ini pasti banyak diimpikan dan dirasakan oleh setiap orang. Namun, tak jarang orang-orang ini hanya berharap saja. Mereka orang-orang dengan perekonomian yang pas-pasan terkadang mengabaikan pendidikan anak-anak mereka, hanya karena tidak ada biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya dan terkadang pendapatannya hanya pas untuk makan saja. Padahal sebenarnya mereka mampu, mereka bisa, jika bekerja dengan niat dan giat.
Ya, sekali lagi ini adalah sosok Parti, perempuan paruh baya yang memperjuangkan pendidikan anak-anaknya, ia sadar dengan kekurangan keluarganya. Namun, dengan semangat yang membara dan dengan tekad yang kuat Parti mampu melawan sedikit-demi sedikit kekurangannya itu. Rizki memang sudah ada yang mengatur, tetapi jika tidak ada usaha dan perjuangan, rizki tidak akan turun. Sosok seperti Parti wajib dicontoh, sebagai generasi muda, mungkin kita semua bisa meniru kegigihannya, semangatnya dan pantang menyerahnya beliau.
Oleh: Listiyani
Senja kini mulai meninggalkan sepenggal cerita dari orang-orang yang menikmatinya. Begitupun dengan bulan dan bintang, yang baru saja akan memulai pekerjaannya: menerangi para penikmatnya. Ibu paruh baya yang menjadi salah satu penikmat kedua sumber cahaya ini, saat itu terlihat sedang menjajakan bakso tusuknya kepada orang-orang yang melintas di depannya.
Di dalam hiruk pikuknya pengunjung Sekaten, tepat di samping pintu masuk ibu paruh baya ini dengan gerobaknya kala itu sabar menanti rupiah demi rupiah yang akan dibawanya pulang ke rumah. Senyum renyah dari wajahnya tidak bosan-bosannya ia tamparkan kepada orang-orang yang ingin masuk Sekaten, ataupun kepada orang yang sedang duduk-duduk menikmati angin malam di trotoar Alun-alun.
Raut wajah yang remang-remang diantara lampu-lampu jalan terlihat sabar menunggu sang pembeli. Suaranya tetap lantang menerjang walau terkadang tenggelam diantara pluit tukang parkir, lalu lalang kendaraan dan mesin-mesin diesel yang bersumber dari Sekaten.
Ya inilah Parti, sosok perempuan penjual bakso tusuk. Parti merupakan ibu rumah tangga yang sangat inspiratif dan merupakan sosok yang pekerja keras. Parti mempunyai dua orang anak, dan seorang suami yang sama-sama bekerja sebagai pedagang bakso tusuk. Dimana keduanya ini berjualan bakso tusuk setiap harinya dengan penghasilan yang tidak menentu.
“Oya ndak tentu mbak, masalahnyakan ya tergantung biarpun banyak orang nyatanya mana tu ya segitu dagangan ndak abis, berartikan ndak begitu laku,” tutur Parti, penjual bakso tusuk.
Jika bakso dagangannya tidak habis terjual, maka ia akan membawanya pulang ke rumah. Kemudian bakso tersebut didinginkan dengan batu es, dan kemudian pagi harinya bakso akan dipanaskan dan setelah itu dapat dijual kembali. Meskipun begitu ia tetap berusaha terlebih dahulu dan mengupayakan agar baksonya habis terjual.
Parti juga membuat bakso tersebut dengan bahan-bahan yang aman, tidak memakai pengawet seperti formalin. Dengan begitu bakso yang tidak habis juga tidak akan basi. Saat berjualanpun, bakso dagangannya sering diperiksa oleh Dinas Kesehatan. “Saya biasa kaya gini ni di itu, di cek sama Dinas, ada orang datang minta contoh, anak-anak saya juga sering makan, jadi ya kitakan ndak bolehlah kaya gitu malah bikin dosa nanti,” jelas Parti.
Sudah tiga tahun berjalan Parti mencari rupiah bersama gerobak baksonya. Ia bercerita bahwa sebelum memilih berjualan bakso tusuk, ia sempat berjualan pakaian batik. Namun, karena usahanya tidak berkembang dan saat itu juga di Alun-alun, Bus Pariwisata tidak boleh masuk. Jadi Ia pun memutuskan untuk berhenti berjualan pakaian dan beralih ke bakso tusuk, dengan harapan bahwa penghasilan dari berjualan bakso tusuk akan mencukupi kebutuhan keluarganya, terutama untuk biaya pendidikan kedua anaknya.
Berjualan secara nomaden, harus membuatnya pitar-pintar mencari tempat-tempat yang ramai. “Masalahnya kita yang ambil alih ini, bisa pergi kemana-mana, ada event, ada lomba-lomba, ada apa bisa ngikut kesana kemari, kita ambil alih dululah rizki Allah yang menentukan,” ujar Parti.
Senyum lebar mataharipun sudah tidak dihiraukannya lagi, hujan yang menyapa bumi dengan cepat ia lalui, hingga sayup-sayup angin malam mengalun indah dan merasuk ke tulangnya, ia pun tidak kunjung berhenti. Dengan tubuh yang semakin hari-semakin renta, terkadang membuatnya merasa lelah namun sekali lagi semangatnya tetap membara.
Parti rela berdagang bakso tusuk kesana kemari demi membantu sang suami. Menabung dan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya sehari-hari, seperti biaya makan setiap harinya, biaya pendidikan kedua anakya, pakaian, biaya tak terduga dan lain-lain sebagainya. Terlebih untuk biaya pendidikan yang semakin tahun semakin mahal, membuat Parti harus rajin-rajin menyisihkan uang dan cerdas dalam mengelola keuangan keluarga.
Setiap ibu pasti menginginkan anak-anaknya kelak menjadi orang yang sukses, untuk hal itu setidaknya anak-anak mendapat pendidikan yang layak demi masa depannya. Begitu juga dengan Parti. Parti merupakan salah satu dari berjuta-juta ibu rumah tangga yang sadar akan pentingnya pendidikan. Ia sadar bahwa perekonomian keluarganya yang pas-pasan dapat menjadi faktor penghambat anak-anaknya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Sehingga bagaimanapun caranya ia terus berusaha agar kedua anaknya dapat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.
Untuk itulah, saat ini ia rela besusah payah membawa gerobak bakso tusuk dengan motor tua ala kadarnya yang ia miliki saat ini. Berjualan dari tempat satu ke tempat lainnya, semata-mata untuk membiayai pendidikan anak-anaknya. Kerja kerasnya selama ini pun membuahkan hasil dan tidak sia-sia.
Hal ini terbukti, saat ini anak pertama Parti tengah menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma dan sebentar lagi akan wisuda. Sedangkan anak keduanya sedang duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Yogyakarta.
Banyak sekali bukan, orang-orang yang ingin melihat anak-anaknya kelak menjadi orang yang sukses dan mendapatkan pendidikan yang layak namun keinginan tersebut terkendala oleh masalah ekonomi?. Ya, hal ini pasti banyak diimpikan dan dirasakan oleh setiap orang. Namun, tak jarang orang-orang ini hanya berharap saja. Mereka orang-orang dengan perekonomian yang pas-pasan terkadang mengabaikan pendidikan anak-anak mereka, hanya karena tidak ada biaya untuk menyekolahkan anak-anaknya dan terkadang pendapatannya hanya pas untuk makan saja. Padahal sebenarnya mereka mampu, mereka bisa, jika bekerja dengan niat dan giat.
Ya, sekali lagi ini adalah sosok Parti, perempuan paruh baya yang memperjuangkan pendidikan anak-anaknya, ia sadar dengan kekurangan keluarganya. Namun, dengan semangat yang membara dan dengan tekad yang kuat Parti mampu melawan sedikit-demi sedikit kekurangannya itu. Rizki memang sudah ada yang mengatur, tetapi jika tidak ada usaha dan perjuangan, rizki tidak akan turun. Sosok seperti Parti wajib dicontoh, sebagai generasi muda, mungkin kita semua bisa meniru kegigihannya, semangatnya dan pantang menyerahnya beliau.


tata604 memberi reputasi
1
767
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan