Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

wiraprasta333Avatar border
TS
wiraprasta333
Pembangunan Masjid Di Kaltim Ditolak Warga Sekitar Karena Sudah Ada Kebanyakan Masjid
Rumah ibadah, umumnya, didirikan atas permintaan umat. Namun, pembangunan Masjid Al Faruq di Samarinda justru ditentang warga sekitar yang mayoritas muslim. Gubernur selaku penggagas, anehnya, tetap bersikeras.

GEMERICIK air wudu samar-samar mengalir dari balik merdunya suara muazin. Satu demi satu jamaah masuk ke Masjid Jami Al-Maa'uun, rumah ibadah tua yang lantainya sudah retak-retak. Dawam, lelaki yang berusia 60 tahun, memimpin salat Zuhur berjamaah yang diikuti 47 orang.

Ahad (3/12), para jamaah dengan takzim menunaikan salat di masjid yang berdiri di Jalan Merbabu, Kelurahan Kampung Jawa, Samarinda Ulu. Empat puluh lelaki membentuk tiga saf di belakang Dawam. Satu saf lagi, yang diisi tujuh perempuan, berjejer rapi di belakang tirai. Masjid berkapasitas seribu orang itu terlihat lengang ketika Dawam menunaikan tugas sebagai imam.

Masjid Jami Al-Maa’uun, yang dibangun pada 1960 dan terakhir direnovasi pada 1996, berdiri dekat Kantor Gubernur Kaltim. Dua masjid yang lain yang tak berjauhan adalah Masjid Al-Mu’min dan Masjid Baitussalam. Selepas salat, Dawam mengatakan telah mendengar rencana Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak membangun masjid baru.

Masjid Al Faruq, yang namanya serupa dengan gubernur, hendak didirikan Pemprov Kaltim di Lapangan Kinibalu. Arena sepak bola seluas 16.261 meter persegi dengan sertifikat bernomor 47/1989 itu persis di depan Masjid Al-Mu’min yang berdiri di kompleks kegubernuran. Hanya 400 meter dari situ, Masjid Baitussalam berdiri di lingkungan Komando Resort Militer 091/Aji Suryanata Kesuma. Adapun Masjid Al-Maa’uun, yang biasanya dijaga Dawam, hanya 300 meter dari Lapangan Kinibalu.

Gubernur menggagas pembangunan Masjid Al Faruq lewat dana yang disiapkan dari APBD Kaltim 2018. Namun, pembangunan masjid nan megah berbiaya Rp 73,8 miliar itu justru ditolak warga sekitar. Warga menilai, tiga masjid di lingkungan mereka sudah cukup. Sebelas ketua RT bahkan menandatangani petisi. Mereka menganggap Lapangan Kinibalu, meskipun milik Pemprov Kaltim, menyimpan sejarah dan masih diperlukan masyarakat.

Dawam baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai imam salat Zuhur di Masjid Al-Maa’uun ketika Kaltim Post menemuinya. Di Masjid Al-Maa’uun, masjid yang tertua di kawasan itu, Dawam selaku jamaah dan warga setempat menyampaikan pandangan. “Saya bukannya ikut menolak,” ucapnya. Dia berkata lagi, “Tapi kalau masjid ditambah lagi, saya jamin sepi,” tutur pria berjanggut itu.

Kaltim Post berusaha mengonfirmasi ucapan Dawam. Selama tiga hari, media ini mengikuti salat lima waktu di tiga masjid untuk melihat jumlah jamaah. Kecuali salat Jumat, masjid-masjid tidak pernah penuh saat salat fardu, kalau tidak bisa dibilang sepi.

Masjid Al-Maa’uun, misalnya, hanya ramai pada hari kerja. Para jamaah adalah warga sekitar termasuk pegawai kantor gubernur Kaltim. Salat lima waktu yang paling ramai adalah magrib dan isya seperti pada Senin (4/12). Sekitar 80 jamaah mendirikan salat berjamaah. Jumlah itu masih jauh dari kata "penuh” untuk sebuah masjid berkapasitas seribu orang. “Apalagi saat subuh,” tutur Dawam lalu melanjutkan, “Hanya warga sekitar yang datang.”

Sama pulalah dengan subuh di Masjid Baitussalam. Dikurangi imam, seperti Ahad lalu, hanya sembilan orang yang hadir di rumah ibadah di kompleks Korem itu. Penjaga masjid bernama Ringga adalah lelaki yang selalu salat Subuh di situ. Tak terkecuali pada dini hari yang basah dua hari lalu setelah hujan deras menyiram Kota Tepian. “Pada jam kerja, biasanya 80 orang berjamaah menunaikan salat fardu,” ucap pria berbadan tegap itu kepada Kaltim Post, menjelang fajar menyingsing.

Ringga membenarkan para jamaah kebanyakan karyawan Bank Pembangunan Daerah Kaltimtara, Dinas Pariwisata Kaltim, pegawai Lapas Samarinda, dan anggota Korem 091/ASN. Masjid yang selesai direnovasi pada Mei 2017 itu baru penuh setiap salat Jumat. “Jamaah bisa sampai di teras,” tuturnya.

Jamaah Masjid Baitussalam surut lagi setelah jam kerja lewat. Pada waktu Isya, Sabtu (2/12), misalnya, masjid di depan Gereja Katedral Santa Maria itu tidak ramai. Hanya 45 laki-laki dan 12 perempuan yang menunaikan salat berjamaah. Sebagian besar ruangan melompong karena hanya dua saf yang terbentuk di dalam masjid berkapasitas 450 orang tersebut.

Masjid Al-Mu'min di kompleks kegubernuran lebih sepi. Berdiri di kantor pemerintahan, masjid berkapasitas 800 orangitu cuma ramai pada jam kerja. Azan Zuhur pada Ahad (3/12), misalnya, masjid itu kosong sama sekali. Pintu masuk ke masjid bahkan ditutup dan digembok. Baru pada Asar, sembilan orang salat berjamaah di masjid yang diresmikan Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta, Prof DR KH Ali Mustafa Yakub. Penjaga masjid yang ditemui Kaltim Post menolak permintaan wawancara.

Adapun Dawam dan Ringga, penjaga dua masjid yang bertetangga, memberi pandangan seragam. Dawam memang tidak mempermasalahkan masjid baru dibangun sepanjang membawa jamaah. Jangan sampai, kata dia, masjid dibangun megah namun hanya sedikit yang beribadah. "Jangankan salat berjamaah, pengajian di sini (Masjid Al-Maa'uun) sering sepi," ucapnya.

Ringga sepikiran dengan Dawan. Penjaga Masjid Baitussalam di kompleks Korem itu menyarankan, dana pembangunan Masjid Al Faruq dipakai untuk memperbaiki masjid yang lebih memerlukan. "Toh, sama-sama masjid," ujarnya.

Jumlah masjid yang berbilang lebih dari cukup di kawasan itu diamini para ketua RT sekitar. Sebelas ketua RT dari Kelurahan Kampung Jawa dan Kampung Bugis menulis petisi menolak pembangunan Masjid Al Faruq di Lapangan Kinibalu. Mereka menyoal dua perkara. Pertama, lahan milik pemprov itu diklaim hibah dari seseorang bernama almarhum Gusti Husen Saad. Dia mewakafkan lapangan untuk sarana olahraga, kegiatan kepemudaan, dan ruang terbuka.

Para ketua RT yang mewakili warga sekitar, untuk perkara kedua, menyarankan Pemprov Kaltim memperbaiki tempat ibadah yang lain alih-alih membangun masjid baru. "Kami meminta pagar pembatas proyek segera dibongkar," tutur Kusno Hari Susanto, juru bicara pembuat petisi.

Beberapa hari sebelumnya, sekelompok orang mengadakan demonstrasi menolak pembangunan masjid di Lapangan Kinibalu. Dalam jumpa pers pekan lalu, Gubernur Awang Faroek mencurigai ada pihak tertentu di balik unjuk rasa. “Saya mau lihat, jangan-jangan mereka bukan orang dari Kampung Jawa (lokasi proyek masjid),” geram Gubernur.


http://kaltim.prokal.co/read/news/31...alahkan-banjir
0
6.2K
69
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan