- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
"Dulu KJP Lancar, Sekarang Kok Macet Ya?"


TS
micin.batangan
"Dulu KJP Lancar, Sekarang Kok Macet Ya?"
JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orangtua pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) mengeluhkan dana yang macet dan berkurang jumlahnya. Ketika Kompas.com berkunjung ke Rusun Kebon Kacang pada Jumat (8/12/2017), banyak dari warga yang mengaku tak dapat uang bulanan penuh.
Mama Intan misalnya. Pedagang minuman dan makanan ini mengandalkan saldo bulanan di KJP anaknya untuk belanja.
"Saya dapat Rp 80.000," ujar Mama Intan.
Padahal biasanya, uang KJP yang diterima anaknya yang bersekolah di SDN Kebon Kacang 05 Rp 100.000 tiap bulannya. Beruntung anaknya tak perlu uang transport untuk ke sekolah karena lokasinya dekat.
"Akhirnya saya pakai buat beli beras sama telor aja, enggak cukup buat beli daging. Biasanya mah beli," kata Mama Intan.
Masalah yang sama juga dialami ibu-ibu di Jalan Kampung Bali XXVIII. Di pojok gang, para ibu mengeluhkan KJP yang semakin sulit.
Salah satunya Evi yang punya dua anak yang bersekolah di SDN Kampung Bali 07. Ia mengaku hingga Jumat ini, saldo di KJP anaknya belum juga bertambah.
"Dulu KJP lancar, sekarang kok macet ya? Padahal udah tanggal 8 ini, biasanya paling telat kan tanggal 5 udah turun duitnya," kata Evi.
Selain uang bulanan KJP yang belum turun, Evi mengeluhkan uang per enam bulan yang dicairkannya Juni lalu. Mestinya anaknya mendapat Rp 600.000, namun saldo yang tertera saat itu hanya Rp 300.000.
Oleh karena belum pernah terjadi sebelumnya, Evi mengira ada masalah pada rekening anaknya. Ia pun ke Bank DKI untuk menanyakan kekurangan saldo ini.
"Kata orang bank ternyata semua juga gitu, katanya uangnya ditahan enggak diturunin, baru bisa diambil nanti pas SMA. Bingung saya enggak ngerti kenapa jadi gini," ujarnya.
Selain saldo KJP yang berkurang dan terlambat, Evi juga mempertanyakan penjualan sembako dan daging murah yang biasa rutin diadakan di RPTRA dekat rumahnya. Menurut dia, sejak Oktober ia tak lagi membeli paket sembako dan daging murah.
"Biasanya di RPTRA, cuma terakhir udah lama saya enggak beli soalnya katanya pindah tapi enggak tahu pindahnya ke mana," ujarnya.
Kompas.com masih meminta klarifikasi dari Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto mengenai keluhan sejumlah penerima KJP ini.ember
ga lancar nih
Mama Intan misalnya. Pedagang minuman dan makanan ini mengandalkan saldo bulanan di KJP anaknya untuk belanja.
"Saya dapat Rp 80.000," ujar Mama Intan.
Padahal biasanya, uang KJP yang diterima anaknya yang bersekolah di SDN Kebon Kacang 05 Rp 100.000 tiap bulannya. Beruntung anaknya tak perlu uang transport untuk ke sekolah karena lokasinya dekat.
"Akhirnya saya pakai buat beli beras sama telor aja, enggak cukup buat beli daging. Biasanya mah beli," kata Mama Intan.
Masalah yang sama juga dialami ibu-ibu di Jalan Kampung Bali XXVIII. Di pojok gang, para ibu mengeluhkan KJP yang semakin sulit.
Salah satunya Evi yang punya dua anak yang bersekolah di SDN Kampung Bali 07. Ia mengaku hingga Jumat ini, saldo di KJP anaknya belum juga bertambah.
"Dulu KJP lancar, sekarang kok macet ya? Padahal udah tanggal 8 ini, biasanya paling telat kan tanggal 5 udah turun duitnya," kata Evi.
Selain uang bulanan KJP yang belum turun, Evi mengeluhkan uang per enam bulan yang dicairkannya Juni lalu. Mestinya anaknya mendapat Rp 600.000, namun saldo yang tertera saat itu hanya Rp 300.000.
Oleh karena belum pernah terjadi sebelumnya, Evi mengira ada masalah pada rekening anaknya. Ia pun ke Bank DKI untuk menanyakan kekurangan saldo ini.
"Kata orang bank ternyata semua juga gitu, katanya uangnya ditahan enggak diturunin, baru bisa diambil nanti pas SMA. Bingung saya enggak ngerti kenapa jadi gini," ujarnya.
Selain saldo KJP yang berkurang dan terlambat, Evi juga mempertanyakan penjualan sembako dan daging murah yang biasa rutin diadakan di RPTRA dekat rumahnya. Menurut dia, sejak Oktober ia tak lagi membeli paket sembako dan daging murah.
"Biasanya di RPTRA, cuma terakhir udah lama saya enggak beli soalnya katanya pindah tapi enggak tahu pindahnya ke mana," ujarnya.
Kompas.com masih meminta klarifikasi dari Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Sopan Adrianto mengenai keluhan sejumlah penerima KJP ini.ember
ga lancar nih
0
4.8K
58


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan