- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Tjilik Riwut Pahlawan Nasional Dari Kalimantan
TS
kanadiyel
Tjilik Riwut Pahlawan Nasional Dari Kalimantan
Nama Tjilik Riwut, secara jelas atau samar-samar tentulah kalian pernah mendengarnya.
Apa yang terlintas di dalam kepala kalian ketika pertama mendengar nama Tjilik Riwut?
Nama Pahlawan Nasional ?!
Nama Bandar Udara kah ?!
Atau justru melintas dalam kepala kalian tentang Pulau Kalimantan dan Suku Dayaknya ?!
Quote:
Tiga hal yang aku sebutkan di atas memang benar adanya berhubungan erat dengan nama Tjilik Riwut.
Beliau memang betul seorang Pahlawan Nasional yang diakui oleh bangsa ini semenjak ditetapkan secara resmi pada tahun 1998.
Nama belliaupun dipakai untuk NamaBandara Kalimantan Tengah, yang dulu bernama Bandara Panarung.
Dan sang Pahlawan kita yang satu ini memang betul anak asli Suku Dayakyang bersumpah setia kepada NKRI di tahun 1946, di hadapan Presiden Soekarno.
Tjilik Riwut, nama yang terdengar asing dan unik di telinga ku ketika pertama kali mengetahuinya saat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial di bangku SD dulu.
Unik karena kata “cilik” merupakan salah satu kata dalam bahasa Jawa yang berarti kecil, tapi beliau bukanah berasal dari Jawa, malahan asli Kalimantan.
Dan riwut adalah kata yang asing sekali di telinga ku, bahkan aku berpikir kata ini mustilah bukan berasal Bahasa Indonesia.
Tjilik Riwut
Yang familiar di telingaku mungkin adalah kata Ribut, Ruwet, Rumit atau bahkan Rawit, dan kata Riwut sungguh asing sekali bagi ku.
Jujur ketika pertama kali mendengar nama ini, bayanganku tentang orang ini adalah orang yang berperawakan kecil yang suka berbuat onar dan keributan tapi sungguh disegani orang, seperti kata peribahasa “kecil-kecil cabe rawit”.
Tjilik Riwut lahir di wilayah Kasongan, yang sekarang menjadi IbukotaKabupaten Katingan, Propinsi Kalimantan Tengah. Beliau lahir pada tanggal 2 Februari 1918 dari orang tua yang asli Suku Dayak Ngaju.
Beliau semenjak muda dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai Kalimantan, beserta Suku Dayak dan Kebudayaannya.
Bahkan ketika beliau, beliau pernah tiga kali mengelilingi Pulau Kalimantan dengan berjalan kaki, naik perahu ataupun rakit !!
Nah sampai sini, ceritanya mirip denganErnesto “Che” Guevara kan, yang masa mudanya juga pernah berkeliling Amerika Selatan dengan Sepeda Motornya !?
Boleh dibilang Tjilik Riwut adalah orang Dayak pertama yang menuntut ilmu sampai Ke Pulau Jawa. Dan beliaupun pernah tercatat sebagai anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Bersama keluarga
Setelah Indonesia berhasil memperoleh kemerdekaannya, Tjilik kembali pulang ke kampung halamannya di Kalimantan Tengah.
Beliau pulang sembari mengemban tugas dari Pemerintah Republik Indonesia untuk memberikan persepsi yang sama tentang kemerdekaan kepada 142 Suku Dayak yang tersebar di seluruh Pulau Kalimantan.
Dan tugas ini dijalani dengan hasil yang memuaskan, ketika pada tahun 1946 di hadapan Presiden Soekarno, Tjilik Riwut yang mewakili 142 suku Dayak mengangkat sumpah untuk setia sampai mati membela NKRI.
Semenjak saat itu Tjilik Riwut aktif dalam Pemerintahan di tanah kelahirannya. Dan pada puncaknya beliau pernah dipercaya untuk naik menjadi Gubernur Kalimantan Tengah.
Karena beliau asli suku Dayak, maka tak heran rasanya jika cerita tentang belliau juga erat dengan hal-hal yang berbau mistik.
Konon ketika beliau belum lahir ke dunia, kedua orang tua Tjilik Riwut sering malakukan “Balampah” atau bertapa memohon kepada Hattala (Dewa Tertinggi Dalam Kepercayaan Suku Dayak Ngaju) di sebuah tempat bernama Bukit Batu.
Kedua orang tua Tjilik sedari dulu memang mendambakan kehadiran sosok anak laki-laki. Namun berkali-kali sang Ibu, Piai Riwut melahirkan anak laki-laki selalu saja meninggal saat usian balita.
Quote:
Hal inilah yang mendorong sang Ayah,Riwut Dahiang, untuk melakukan Balampah kepada Sang Hattala.
Di salah satu pertapaannya, Riwut Dahiang memperoleh wangsit yang isinya, kelak ketika pasangan ini dikaruniai anak laki-laki, anak tersebut akan menjadi seorang pemimpin besar yang akan mengemban tugas khusus bagi sukunya.
Dan ternyata wangsititu menjadi kenyataan.
Sejak kecil, Tjilik kerap kali diajak oleh Riwut Dahiang mengunjungi Bukit Batu.
Dan pada akhirnya, setelah dewasa Tjilik mengikuti kebiasaan sang Ayah untuk melakukan Balampah di Bukit Batu.
Konon keputusan Tjilik untuk meninggalkan kampung halamannya untuk menuju tanah Jawa juga dikarenakan oleh wangsit yang diterimanya kala bertapa di Bukit Batu.
Ada satu lagi cerita mistik saat masa perang merebut kemerdekaan RI.
Tjilik yang bertugas memimpin perang melawan Penjajah, selalu mencari wangsit dengan bertapa di Bukit Batu.
Sampai pada suatu ketika, Tjilik menemukan batu pipih yang berbentuk mirip dengan Daun Telinga sepulangnnya dari melakukan Balampah.
Dan batu ini bukanlah sembarang batu, jika ditempelkan ke telinga, batu ini akan memberikan kekuatan yang dapat mendengarkan dan memonitor keberadaan musuh dan strategi perang yang tengah disusun musuh.
Sehingga lewat bantuan batu ini, tiap kali berperang dengan musuh-musuhnya pasukan Tjilik selalu dapat memenangkan Pertempuran.
Namun setelah kemerdekaan berhasil diraih, batu itu tiba-tiba hilang secara misterius dan tak meninggalkan bekas..
Sampai sekarang, tempat bernama Bukit Batu masih ada. Terletak sekitar 40 KM dari pusat Kota Palangkaraya, atau hanya berjarak 10 KM dari Kabupaten Katingan, tanah kelahiran Tjilik Riwut.
Tempatitu sekarang dikenal sebagai Pertapaan Tjilik Riwut, dan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang kerap kali dikunjungi wisatawan.
Demikian cerita tentang Tjilik Riwut, yang bagi ku ceritanya sama hebatnya dengan cerita tentang Winnetou dan Che Guevara, tapi ini adalah tokoh asli dari Indonesia.
Di salah satu pertapaannya, Riwut Dahiang memperoleh wangsit yang isinya, kelak ketika pasangan ini dikaruniai anak laki-laki, anak tersebut akan menjadi seorang pemimpin besar yang akan mengemban tugas khusus bagi sukunya.
Dan ternyata wangsititu menjadi kenyataan.
Sejak kecil, Tjilik kerap kali diajak oleh Riwut Dahiang mengunjungi Bukit Batu.
Dan pada akhirnya, setelah dewasa Tjilik mengikuti kebiasaan sang Ayah untuk melakukan Balampah di Bukit Batu.
Konon keputusan Tjilik untuk meninggalkan kampung halamannya untuk menuju tanah Jawa juga dikarenakan oleh wangsit yang diterimanya kala bertapa di Bukit Batu.
Ada satu lagi cerita mistik saat masa perang merebut kemerdekaan RI.
Tjilik yang bertugas memimpin perang melawan Penjajah, selalu mencari wangsit dengan bertapa di Bukit Batu.
Sampai pada suatu ketika, Tjilik menemukan batu pipih yang berbentuk mirip dengan Daun Telinga sepulangnnya dari melakukan Balampah.
Dan batu ini bukanlah sembarang batu, jika ditempelkan ke telinga, batu ini akan memberikan kekuatan yang dapat mendengarkan dan memonitor keberadaan musuh dan strategi perang yang tengah disusun musuh.
Bersama Presiden Ir.Soekarno
Sehingga lewat bantuan batu ini, tiap kali berperang dengan musuh-musuhnya pasukan Tjilik selalu dapat memenangkan Pertempuran.
Namun setelah kemerdekaan berhasil diraih, batu itu tiba-tiba hilang secara misterius dan tak meninggalkan bekas..
Sampai sekarang, tempat bernama Bukit Batu masih ada. Terletak sekitar 40 KM dari pusat Kota Palangkaraya, atau hanya berjarak 10 KM dari Kabupaten Katingan, tanah kelahiran Tjilik Riwut.
Tempatitu sekarang dikenal sebagai Pertapaan Tjilik Riwut, dan menjadi salah satu objek wisata sejarah yang kerap kali dikunjungi wisatawan.
Demikian cerita tentang Tjilik Riwut, yang bagi ku ceritanya sama hebatnya dengan cerita tentang Winnetou dan Che Guevara, tapi ini adalah tokoh asli dari Indonesia.
Spoiler for Refrensi sumber:
Google,wikipedia,buku sejarahkalteng,infodayak.com
Dan semoga dengan cerita ini makin menambah wawasan kita gan dan memupuk kecintaan kita kepada tokoh Pahlawan Nasional.
Heningkan cipta 10 November 2017, 07.80 Untuk Para Pahlawan Yang telah Berjuang dulu Membela Indonesia
Diubah oleh kanadiyel 10-11-2017 12:57
0
4.3K
Kutip
21
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan