Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

skydaveeAvatar border
TS
skydavee
Manusia: Makhluk Istimewa dan Pembawa Bencana


Hujan deras yang beberapa hari ini mengguyur beberapa daerah di wilayah Indonesia, telah banyak merenggut korban harta benda sekaligus nyawa.

Tetesan air hujan yang ditumpahkan dari langit, seakan sudah tak lagi bersahabat dengan manusia. Mengalir begitu deras, menerjang semua benda yang menghalanginya. Tak perduli apakah benda yang diterjang adalah benda mahal, benda KW, atau benda murahan sekalipun.

Spoiler for Semoga banjir segera surut:



Benarkah air hujan sedemikian jahat? Bukankah air ini hanya mengikuti kodrat yang telah digariskan atasnya? Ratusan bahkan ribuan tahun yang silam hukum alam atas sifat air tidak pernah berubah?

Alam pada dasarnya adalah keseimbangan. Sama seperti air yang mengalir dari tempat yang tinggi menuju yang rendah.

Spoiler for Semoga banjir lekas surut:


Demikian pula siklus pada rantai makanan pada waktu pelajaran IPA di Sekolah Dasar.

Petani menanam padi. Masuklah tikus iseng mencari makan. Tak lama, datang pula ular yang kelaparan. Tikus dimakan ular. Selepas kenyang, si ular jalan-jalan. Dari atas langit, seekor elang menatap nanar mahluk melata tersebut, lalu ular dimakan sang elang. Kemudian elang mati, jatuh ketanah. Dimakan lah oleh cacing. Cacing memberikan kesuburan pada tanah. Pak tani lalu menanam padi. Demikian seterusnya.

Jika siklus pada rantai makanan tersebut terganggu, maka terganggu pula sistem keseimbangan. Kira-kira begitu yang saya tahu!

Sama halnya dengan banjir, yang selalu jadi momok saban musim penghujan datang. Siapakah penyebabnya? Bukankah alam pada dasarnya adalah keseimbangan? Salah satu penyebabnya adalah ulah manusia.

Spoiler for Ketika alam telah murka:


Saya pernah melintas dari Balikpapan ke Samarinda. Sepanjang perjalanan, masih ditemukan pohon-pohon besar yang bisa ditemukan selepas melewati bukit Soeharto.

Uniknya, jika dilihat sekilas, pepohonan masih rimbun. Tapi yang ditengah pada bolong-bolong. Ya itu cara manusia mengakali dan menipu orang lain.

Makanya, jangan heran jika hujan datang, Balikpapan suka kerendam. Padahal, hutan Kalimantan seharusnya tetap dijaga sebagai penyuplai oksigen mahluk biadab bernama manusia!

Lagi, jika melintas perjalanan via darat, begitu sudah memasuki kota Pekan Baru, mata akan dimanjakan oleh ribuan hektare tanaman sawit. Akar pohon sawit yang berserabut, sangat jahat dan merampas nutrisi tanah dari tanaman lain. Coba, tanamlah pohon rambutan dekat sawit. Dijamin, rambutan ente bakalan hidup segan matipun tak mau. Sama kek pengungsi Somalia.

Lalu, atas dasar apakah mereka merusak hutan? Sehingga banjir yang datang akhirnya semua pihak saling menyalahkan? Karena manusia memiliki keinginan tak bertepi.

Spoiler for Semoga bencana banjir lekas usai:


Andai berniat hanya mencukupi kebutuhan perut yang panjangnya hanya sekian centimeter, agaknya tak perlu ribuan hektar sawit dimiliki oleh satu orang.

Lalu, apakah manusia hanya memiliki sifat destruktif?

Tentu saja tidak. Manusia yang merupakan ciptaan Tuhan paling sempurna diantara semua mahluk ciptaanNya, terpilih menjadi khalifah dimuka bumi ini.

Dengan akal, pikiran serta "hati" yang dimilikinya, manusia telah terbukti menciptakan segudang prestasi dan penemuan jenius demi mempermudah kehidupan di alam ini.

Jika dahulu jarak tempuh antara Mojokerto dan Palembang memakan waktu berbulan-bulan, maka andai Patih Gajah Mada masih hidup, beliau tak perlu bersusah payah menyeberangi pulau Andalas menaiki kuda. Cukup pesen tiket pesawat, dan dalam tempo 3 jam, telah sampai ditujuan. Asal gak delay.

Belum lagi penemuan dibidang teknologi yang melaju pesat melebihi batas angan dari manusia.

Bila dulu bersillahturrahmi ketika lebaran tiba, harus datang berkunjung ke rumah, sehingga pemilik rumah harus menyiapkan rengginang, kue klepon, lemper dan lain sebagainya, maka saat ini cukup dengan broadcast messages, permintaan maaf sudah terwakilkan. Simpel bukan?

Semoga satu contoh dari banjir ini, bisa mengingatkan kita semua. Bahwa, manusia sebagai mahluk pilihan Tuhan, harusnya kembali ke kodratinya dan tidak bersikap melampaui batas.

Keserakahan memang selalu mengundang bencana!!!


©Skydavee

Sumber gambar: google
Diubah oleh skydavee 06-12-2017 01:11
0
18.3K
213
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan