Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

semitajayaAvatar border
TS
semitajaya
NGAPAK Bukan Untuk Didiskriminasi
NGAPAK Bukan Untuk DidiskriminasiNGAPAK Bukan Untuk Didiskriminasi

Jadi ini adalah unek-unek ane sebagai orang ngapak dari Purbalingga. Bukan bermaksud curhat gak jelas, atau sekedar baper-baperan. Sebelumnya pasti di sini dah pada tau apa itu Ngapak? Bagi yang belum tahu Ngapak adalah dialek Banyumasan atau sering disebut Bahasa Ngapak (oleh masyarakat di luar Banyumas) adalah kelompok bahasa bahasa Jawa yang dipergunakan di wilayah barat Jawa Tengah, Indonesia. Beberapa kosakata dan dialeknya juga dipergunakan di daerah Banyumas, Puwokerto, Purbalingga, Tegal, Banten utara serta daerah Cirebon-Indramayu dll. Logat bahasanya agak berbeda dibanding dialek bahasa Jawa lainnya. Hal ini disebabkan bahasa Banyumasan masih berhubungan erat dengan bahasa Jawa Kuno (Kawi).

Dibandingkan dengan bahasa Jawa dialek Yogyakarta dan Surakarta, dialek Banyumasan banyak sekali bedanya. Perbedaan yang utama yakni akhiran 'a' tetap diucapkan 'a' bukan 'o'. Jadi jika di Solo orang makan 'sego' (nasi), di wilayah Banyumasan orang makan 'sega'. Selain itu, kata-kata yang berakhiran huruf mati dibaca penuh, misalnya kata enak oleh dialek lain bunyinya ena, sedangkan dalam dialek Banyumasan dibaca enak dengan suara huruf 'k' yang jelas, itulah sebabnya bahasa Banyumasan oleh masyarakat di luar Banyumas disebut sebagai bahasa Ngapak atau Ngapak-ngapak.

Bahasa Banyumasan terkenal dengan cara bicaranya yang khas. Dialek ini disebut Banyumasan karena dipakai oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Banyumasan. “Dalam kenyataan sehari-hari keberadaan basa banyumasan termasuk dialek lokal yang sungguh terancam. Maka kita sungguh pantas bertanya dengan nada cemas, tinggal berapa persenkah pengguna basa banyumasan 20 tahun ke depan? Padahal, bahasa atau dialek adalah salah satu ciri utama suatu suku bangsa. Jelasnya tanpa basa banyumasan sesungguhnya wong penginyongan boleh dikata akan terhapus dari peta etnik bangsa ini. Kekhawatiran belau lainnya: mana bacaan teks-teks lama Banyumasan seperti babad-babad Kamandaka, misalnya, malah lebih banyak ditulis dalam dialek Jawa wetanan. Jadi sebuah teks yang cukup mewakili budaya dan semangat wong penginyongan harus segera disediakan” (Ahmad Tohari)
[img]NGAPAK Bukan Untuk Didiskriminasi[/img]
Fokus Masalah

Nah sebenarnya dibilang diskriminasi mungkin terlalu berlebihan bagi orang lain, namun ane dalam menulis ini juga punya alasan sendiri. Ane sendiri sekeranag posisi kuliah di Yogyakarta, dan di sana adalah tempat yang sangat beragam karena banyak sekali perantauan dari seluruh Indonesia bahkan luar negeri. Dan itu menjadi masalah ketika suatu kelompok tertentu dianggap lebih rendah dari kelompok lain. Ya, kelompok orang Ngapak. Saya sendiri merasakannya, hingga saat ini diskriminasi itu masih kecil, namun sesuatu yang kecil akan bisa menumpuk jadi besar. Mungkin orang ngapak juga tidak terlalu bermasalah dengan diskriminasi padanya, namun lihatlah dampaknya.
Kita sebagai orang Ngapak harus adaptasi dengan wilayah kita berada, dan jika saya ngomong dengan dialek dan logat saya orang lain akan menertawakan saya. Ok kita anggap itu sebuah hal yang lumrah karena mereka yang menertawakan menganggap itu lucu dan asing bagi mereka. Namun menjadi masalah lagi adalah orang lain tersebut memandang bahwa Ngapak itu ANEH, KERAS, KASAR, BERISIK, CUPU, KAPMUNGAN, JIJIK, NDESO dll. Ini adalah hal nyata yang sering terjadi, bahkan dari orang-orang terdekat menyatakan hal semacam itu, sehingga membuat orang ngapak minder untuk mengeluarkan jati dirinya di dunia sosial. Namun kenapa dialek / bahasa lain tidak dianggap seperti itu? Kenapa Cuma ngapak yang jelas bagian dari Jawa. Nah disini perlu diklarifikasi, ok pendapat orang tentu berbeda-beda, namun ngapak juga merupakan suatu budaya, dan budaya itu perlu diwariskan dan terus di gunakan, atau akan lenyap dikemudian hari karen penggunanya akan MALU oleh JUDGE dari orang lain dengan persepsi buruknya. Pada masyarakat Ngapak punya slogan yang selalu terpatri pada hati yaitu “ORA NGAPAK, ORA KEPENAK”, ya itu adalah slogan yang seharusnya terpraktekan dikenyataan, namun dengan adanya ‘diskriminasi’ baik disadari atau tidak, slogan itu hanyalah slogan yang tak terlaksana. Itu yang kemudian mendorong ane buat thread ini, sekedar info mengingatkan saja, orang Ngapak juga Jawa gan, dan lebih penting lagi orang ngapak punya budaya yang wajib dihormati juga.

#OraNgapakOraKepenak
#OraNgapakDupak!!!
Diubah oleh semitajaya 04-12-2017 15:15
0
4.7K
31
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan