- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Apa Pribumi Singapura 'Numpang' Di Tanahnya Sendiri?


TS
rwu777
Apa Pribumi Singapura 'Numpang' Di Tanahnya Sendiri?

Quote:
Singapura pernah memiliki masa lalu kelam dalam hubungan antar ras di negara itu. Pada tahun 1964, terjadi kerusuhan antara masyarakat etnis China dan Melayu, yang dikompori oleh serangkaian ucapan anggota komunitas masyarakat Melayu di koran Malaysia, "Utusan Melayu".
Sekitar 23 orang tewas dan 450 orang terluka dalam kerusuhan di bulan Juli tersebut. Singapura saat itu mengalami kerusakan parah pada properti dan kendaraan-kendaraan di jalan.
Pemerintah menahan sekitar 3.000 orang, termasuk 600 anggota ormas rahasia dan 256 orang yang dituduh memiliki senjata berbahaya. Sisanya ditangkap karena melanggar jam malam.
Setelah keluarnya Singapura dari Federasi Malaysia, pemerintah PAP di bawah pimpinan Perdana Menteri Lee Kuan Yew langsung sigap mengambil serangkaian langkah untuk mencegah terulangnya kerusuhan 1964.
Sekitar 23 orang tewas dan 450 orang terluka dalam kerusuhan di bulan Juli tersebut. Singapura saat itu mengalami kerusakan parah pada properti dan kendaraan-kendaraan di jalan.
Pemerintah menahan sekitar 3.000 orang, termasuk 600 anggota ormas rahasia dan 256 orang yang dituduh memiliki senjata berbahaya. Sisanya ditangkap karena melanggar jam malam.
Setelah keluarnya Singapura dari Federasi Malaysia, pemerintah PAP di bawah pimpinan Perdana Menteri Lee Kuan Yew langsung sigap mengambil serangkaian langkah untuk mencegah terulangnya kerusuhan 1964.

Singapura tempo dulu.
Quote:
Seperti Pribumi Australia, Pribumi Singapura diistimewakan untuk menenangkan mereka
Di awal-awal pembangunan, Orang Melayu diberi posisi khusus (meski hanya simbolis) di
Singapura.
Presiden pertama Singapura, Yusof Ishak berasal dari etnis Melayu. Lagu kebangsaan Singapura - "Majulah Singapura" ditulis dalam bahasa Melayu dan perintah dalam bahasa Melayu digunakan di tentara dan kepolisian.
Meskipun etnis China masih merupakan mayoritas penduduk dan Lee sendiri adalah seorang etnis China dari suku Hakka, ia terus berusaha menjangkau komunitas Melayu.
Lee belajar bahasa Melayu dan akhirnya fasih berbahasa Melayu. Pemimpin terkemuka di komunitas masyarakat Melayu diberi posisi di pemerintahan. Tanah-tanah dibagikan dengan gratis untuk membangun masjid. Organisasi "Mendaki" didirikan untuk membantu keluarga dan siswa Melayu yang membutuhkan.
Pada saat yang sama, bahasa Inggris diadopsi sebagai bahasa pertama di sekolah Singapura untuk mengurangi hambatan komunikasi antar berbagai ras. Studi sosial dan pendidikan nasional diperkenalkan di sekolah untuk menempa identitas umum.
Partai politik berbasis ras dan agama sejak saat itu dilarang keras di Singapura.Semua ras diizinkan untuk mempraktikkan agama mereka secara bebas tanpa batasan.
Harmoni rasial secara aktif dipromosikan melalui jalur resmi. Para pemimpin politik menghadiri festival keagamaan masing-masing masyarakat, sebuah praktik yang berlanjut sampai hari ini.
Di bawah kepemimpinan pemerintah yang baik, Singapura menikmati 40 tahun kedamaian dan harmoni yang berperan dalam transformasi luar biasa dari negeri dunia ketiga yang miskin ke negara maju hanya dalam rentang waktu satu generasi saja.
Generasi muda Singapura tidak lagi menganggap diri mereka sebagai orang China, Melayu atau India. Karena mereka adalah sesama orang Singapura, identitas Singapura muncul terlebih dahulu sebelum identitas etnis mereka.
Meskipun ketegangan dan ketidakcocokan antar ras tidak akan pernah bisa sepenuhnya dihilangkan, namun Singapura berhasil meredakan dan mengontrolnya.
Di awal-awal pembangunan, Orang Melayu diberi posisi khusus (meski hanya simbolis) di
Singapura.
Presiden pertama Singapura, Yusof Ishak berasal dari etnis Melayu. Lagu kebangsaan Singapura - "Majulah Singapura" ditulis dalam bahasa Melayu dan perintah dalam bahasa Melayu digunakan di tentara dan kepolisian.
Meskipun etnis China masih merupakan mayoritas penduduk dan Lee sendiri adalah seorang etnis China dari suku Hakka, ia terus berusaha menjangkau komunitas Melayu.
Lee belajar bahasa Melayu dan akhirnya fasih berbahasa Melayu. Pemimpin terkemuka di komunitas masyarakat Melayu diberi posisi di pemerintahan. Tanah-tanah dibagikan dengan gratis untuk membangun masjid. Organisasi "Mendaki" didirikan untuk membantu keluarga dan siswa Melayu yang membutuhkan.
Pada saat yang sama, bahasa Inggris diadopsi sebagai bahasa pertama di sekolah Singapura untuk mengurangi hambatan komunikasi antar berbagai ras. Studi sosial dan pendidikan nasional diperkenalkan di sekolah untuk menempa identitas umum.
Partai politik berbasis ras dan agama sejak saat itu dilarang keras di Singapura.Semua ras diizinkan untuk mempraktikkan agama mereka secara bebas tanpa batasan.
Harmoni rasial secara aktif dipromosikan melalui jalur resmi. Para pemimpin politik menghadiri festival keagamaan masing-masing masyarakat, sebuah praktik yang berlanjut sampai hari ini.
Di bawah kepemimpinan pemerintah yang baik, Singapura menikmati 40 tahun kedamaian dan harmoni yang berperan dalam transformasi luar biasa dari negeri dunia ketiga yang miskin ke negara maju hanya dalam rentang waktu satu generasi saja.
Generasi muda Singapura tidak lagi menganggap diri mereka sebagai orang China, Melayu atau India. Karena mereka adalah sesama orang Singapura, identitas Singapura muncul terlebih dahulu sebelum identitas etnis mereka.
Meskipun ketegangan dan ketidakcocokan antar ras tidak akan pernah bisa sepenuhnya dihilangkan, namun Singapura berhasil meredakan dan mengontrolnya.
Quote:
Apakah pribumi Melayu pemilik tanah di Singapura?
Berikut adalah kutipan pendapat beberapa warga Singapura yang ane dapat dari Quora:
Berikut adalah kutipan pendapat beberapa warga Singapura yang ane dapat dari Quora:

Quote:

Mengapa orang merasa berhak hanya karena nenek moyang mereka lebih dulu tinggal di 'tanah' tersebut.
Sekarang 'sebidang tanah' itu telah dikembangkan menjadi komunitas multiras yang makmur yang menyambut orang-orang dari berbagai budaya dan etnis dengan sistem meritokratik yang adil yang memungkinkan semua orang untuk sukses tanpa mempedulikan latar belakang mereka.
Merasa ini tanah mereka hanya karena mereka telah terlebih dahulu berada disini sebelum yang lain adalah ide primitif.
Berbagai ras dan etnis berkontribusi pada perkembangan Singapura yang kuat, bebas dan multiras yang kita kenal sekarang dan tidak serangpun boleh merasa berhak atas tanah ini.
Quote:

Tanah milik siapa yang memilikinya secara sah dan tidak ada satu ras pun yang memiliki tanah di Singapura, itu tidak masuk akal.
Jika saya melihat kembali sejarah SMA saya, Singapura pada awalnya dimiliki dan diperintah oleh orang Siam pada abad ke-13, setelah itu oleh kesultanan Malaka. Singapura akhirnya dibeli oleh Inggris pada awal abad ke-19.
Perhatikan bahwa di seluruh bagian periode waktu yang disebutkan, ada kehadiran orang China di Singapura dan kesultanan Malaka pada awalnya adalah negara bawahan dari dinasti Ming (yang memberi upeti ke kaisar Ming). Penduduk asli adalah Orang Asli (Singapura dan Malaysia memiliki suku asli yang bukan Melayu).
Quote:

Tanah tidak dimiliki oleh ras, etnis atau agama tertentu.
Tanah selalu milik kerajaan tertentu, kerajaan yang telah menguasai atau mengendalikannya. Pemenangnya menjadi pemilik baru. Mereka menjadi penduduk asli.
Tanah tersebut (Singapura) pernah dijual ke Inggris. Mereka mendirikan negara baru di tanah itu - Singapura.
Saat ini, orang China dan India lahir dan besar di Singapura. Mereka tidak berasal dari India atau China. Mereka bukan imigran.
Siapa pribumi asli wilayah Asia Tenggara? Orang Austronesia juga bermigrasi dari Taiwan.
Quote:

Ketika Stamford Raffles (sebelum diberi gelar Sir) mendarat di Singapura sekarang, ia menegosiasikan sebuah pulau sewaan dari Kesultanan Johor untuk masa sewa abadi Pulau Singapura dengan jumlah xx (menurut saya 20 pound) per tahun. Saya telah mendengar rumor bahwa sampai hari ini, pemerintah Singapura terus membayar sewa ke Sultan Johor.
Jadi jawabannya tidak, orang Melayu di Singapura tidak memiliki tanah, karena mereka tidak pernah memiliki tanah. Namun, dalam persyaratan hukum murni, kesulatanan Johore memiliki hak legal atas tanah Singapura, namun Singapura memiliki hak sewa tetap atas tanah tersebut sampai lama (hak yang adil). Bahkan jika "tuan tanah" ingin mengambil alih, semoga sukses dengan pemaksaannya!
Pokoknya, bisa dikatakan bahwa pemisahan Singapura dari Malaysia pada tahun 1965 menyiratkan niat Federasi Malaysia untuk melupakan hak apapun yang mungkin pernah ada di Singapura.
Dari thread ini ane ingin sampaikan kenapa istilah "pribumi" itu sangat tidak pantas krn menyiratkan sekelompok etnis tertentu ingin mendapat perlakuan istimewa dan dianggap memiliki sesuatu yg mereka tak pernah punya.
Krn kepemilikan berasal dari kerja keras, bukan koar-koar.

Quote:
Dirangkum dari:
https://www.quora.com/Do-Malays-in-Singapore-own-the-land
Diubah oleh rwu777 04-12-2017 17:09
0
26.5K
Kutip
140
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan