- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Begini Nasib Kulit Putih Afrika Selatan Setelah Si "Hitam" Berkuasa Kembali


TS
rwu777
Begini Nasib Kulit Putih Afrika Selatan Setelah Si "Hitam" Berkuasa Kembali

Quote:
Sejak Nelson Mandela dan Kongres Nasional Afrika (ANC) mengambil alih pemerintahan Afrika Selatan, lebih dari 70.000 orang kulit putih telah dibunuh sementara tak terhitung jumlahnya yang telah dirampok, dirudapaksa dan disiksa.

Kota Johannesburg, Afrika Selatan.

Quote:
MAKIN KACAU SEMENJAK SI HITAM BERKUASA
Claudia Bryan adalah seorang aktivis Afrika Selatan yang tinggal di London. Neneknya memiliki toko roti di Afrika Selatan.
Suatu hari enam orang pria kulit hitam memasuki toko roti dan merudapaksa neneknya. Mereka kemudian mencoba menembaknya. Ketika senjata macet, Dengan marah mereka merudapaksa neneknya kembali dan wanita berusia 70 tahun itu akhirnya meninggal. Perampokan bukanlah motif para pria hitamtersebut saat itu.
Setiap orang kulit putih di Afrika Selatan saat ini takut akan keamanan fisiknya. Kejahatan-pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan semakin merajalela semenjak kulit hitam kembali berkuasa di "tanah mereka".
Afrika Selatan memiliki tingkat rudapaksaan tertinggi di dunia dan tingkat pembunuhan tertinggi kedua, membuat negara ini lebih berbahaya daripada sebagian besar wilayah Irak.
Sebagian besar korban dan pelaku berkulit hitam. rudapaksaan merajalela di sekolah-sekolah kulit hitam, dan orang tua sering menerima sejumlah kecil uang sebagai kompensasi finansial untuk anak perempuan mereka yang dirudapaksa daripada pergi ke polisi yang korup atau tidak kompeten.
Situs web "GenocideWatch.com" mengamati: "Sekitar 50 orang rata-rata dibunuh di Afrika Selatan per hari, yang setidaknya 20 di antaranya adalah orang kulit putih (95% tingkat pembunuhan hitam-putih). Harap perhatikan bahwa orang kulit putih hanya 9% (4.500.000) dari total demografi penduduk di Afrika Selatan, dan oleh karena itu tingkat pembunuhan kulit putih di Afrika Selatan cukup signifikan. "

Untuk sogokan, arsip kasus polisi bisa dibuat lenyap dan kasusnya tidak pernah datang ke pengadilan. Lebih buruk lagi, polisi terkadang merupakan pelaku perampokan.
Satu insiden percobaan penculikan pasangan etnis China yang kaya di daerah kelas atas Johannesburg dilakukan oleh polisi yang pura-pura berhenti untuk menanyai pasangan tersebut.
KULIT PUTIH MISKIN TAK BISA KEMANA-MANA
"Saya tidak ingin tinggal di tempat seperti ini" kata Frans de Jaeger, seorang mantan tukang batu, yang dengan jenggot dan wajahnya yang keriput tampak seperti salah seorang Voortrekker tua. "Tapi aku tidak bisa keluar."
Istrinya meninggal mendadak karena kanker beberapa tahun yang lalu dan menjadikannya pemabuk yang semakin hanyut dalam kemiskinan.
Orang kulit putih yang tak terlalu memiliki skill dan pendidikan tinggi memiliki sedikit kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan ketika begitu banyak orang kulit hitam Afrika Selatan yang menganggur.
Claudia Bryan adalah seorang aktivis Afrika Selatan yang tinggal di London. Neneknya memiliki toko roti di Afrika Selatan.
Suatu hari enam orang pria kulit hitam memasuki toko roti dan merudapaksa neneknya. Mereka kemudian mencoba menembaknya. Ketika senjata macet, Dengan marah mereka merudapaksa neneknya kembali dan wanita berusia 70 tahun itu akhirnya meninggal. Perampokan bukanlah motif para pria hitamtersebut saat itu.
Setiap orang kulit putih di Afrika Selatan saat ini takut akan keamanan fisiknya. Kejahatan-pembunuhan, perampokan dan pemerkosaan semakin merajalela semenjak kulit hitam kembali berkuasa di "tanah mereka".
Afrika Selatan memiliki tingkat rudapaksaan tertinggi di dunia dan tingkat pembunuhan tertinggi kedua, membuat negara ini lebih berbahaya daripada sebagian besar wilayah Irak.
Sebagian besar korban dan pelaku berkulit hitam. rudapaksaan merajalela di sekolah-sekolah kulit hitam, dan orang tua sering menerima sejumlah kecil uang sebagai kompensasi finansial untuk anak perempuan mereka yang dirudapaksa daripada pergi ke polisi yang korup atau tidak kompeten.
Situs web "GenocideWatch.com" mengamati: "Sekitar 50 orang rata-rata dibunuh di Afrika Selatan per hari, yang setidaknya 20 di antaranya adalah orang kulit putih (95% tingkat pembunuhan hitam-putih). Harap perhatikan bahwa orang kulit putih hanya 9% (4.500.000) dari total demografi penduduk di Afrika Selatan, dan oleh karena itu tingkat pembunuhan kulit putih di Afrika Selatan cukup signifikan. "

Untuk sogokan, arsip kasus polisi bisa dibuat lenyap dan kasusnya tidak pernah datang ke pengadilan. Lebih buruk lagi, polisi terkadang merupakan pelaku perampokan.
Satu insiden percobaan penculikan pasangan etnis China yang kaya di daerah kelas atas Johannesburg dilakukan oleh polisi yang pura-pura berhenti untuk menanyai pasangan tersebut.
KULIT PUTIH MISKIN TAK BISA KEMANA-MANA
"Saya tidak ingin tinggal di tempat seperti ini" kata Frans de Jaeger, seorang mantan tukang batu, yang dengan jenggot dan wajahnya yang keriput tampak seperti salah seorang Voortrekker tua. "Tapi aku tidak bisa keluar."
Istrinya meninggal mendadak karena kanker beberapa tahun yang lalu dan menjadikannya pemabuk yang semakin hanyut dalam kemiskinan.
Orang kulit putih yang tak terlalu memiliki skill dan pendidikan tinggi memiliki sedikit kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan ketika begitu banyak orang kulit hitam Afrika Selatan yang menganggur.

Quote:
ORANG KULIT PUTIH KAYA BANYAK YANG TINGGALKAN TANAH KELAHIRAN MEREKA DI AFRIKA SELATAN
Sekitar setengah juta orang kulit putih Afrika Selatan telah meninggalkan negara tersebut dalam tiga dekade terakhir, dan Statistik memperkirakan bahwa 112,740 orang akan diberangkatkan lagi dalam lima tahun ke depan.
Populasi kulit putih juga menua saat yang berusia muda pergi, meninggalkan orang tua mereka di Afsel dengan alasan tak adanya masa depan di negeri kelahiran mereka.
Perkiraan pertumbuhan penduduk menunjukkan bahwa populasi kulit putih menurun 22.250 orang, dari 4,52 juta pada tahun 2016 menjadi 4,49 juta pada tahun 2017.
Frans Cronjé dari Institute of Race Relations mengatakan bahwa struktur populasi kulit putih menyerupai jam pasir setelah tahun 1994, ketika pemerintahan Apartheid tak lagi berkuasa.
Banyak yang berusia antara 20 dan 40 tahun pergi berimigrasi ke negara lain.
Meskipun Statistik tidak bisa mengatakan mengapa orang kulit putih pergi, agen imigrasi percaya bahwa ketidakstabilan politik, kejahatan dan ketidakpastian masa depan adalah alasan yang membuat mereka pergi.
Emma Waldorf, konsultan senior di Compass Migration, menjelaskan: "Akhir-akhir ini, alasan kenaikan jumlah imigrasi adalah alasan politis, alasan keamanan dan ketidakpastian tentang masa depan."
Reuven Abeshouse, agen migrasi Migrasi 2 OZ, membuktikan hal ini. Ia menambahkan bahwa keinginan untuk migrasi ke Australia telah meningkat dalam dua tahun terakhir.
"Alasan umum banyaknya klien akhir-akhir ini adalah tidak ada kepastian mengenai masa depan Afrika Selatan, jadi mereka lebih suka pergi saat mereka masih bisa melakukannya. Banyak juga yang mengatakan bahwa mereka khawatir anak-anak mereka mungkin tidak memiliki kesempatan yang mereka miliki dahulu karena apa yang sedang terjadi di negara ini, terutama dengan politik dan kebijakan seputar pemberdayaan dan pengistimewaan kulit hitam, "katanya.
Waldorf mengatakan bahwa agennya di Cape Town juga melihat adanya peningkatan pada mereka yang ingin pergi, terutama ke Australia, Kanada, Inggris, Irlandia dan Amerika Serikat.
Sekitar setengah juta orang kulit putih Afrika Selatan telah meninggalkan negara tersebut dalam tiga dekade terakhir, dan Statistik memperkirakan bahwa 112,740 orang akan diberangkatkan lagi dalam lima tahun ke depan.
Populasi kulit putih juga menua saat yang berusia muda pergi, meninggalkan orang tua mereka di Afsel dengan alasan tak adanya masa depan di negeri kelahiran mereka.
Perkiraan pertumbuhan penduduk menunjukkan bahwa populasi kulit putih menurun 22.250 orang, dari 4,52 juta pada tahun 2016 menjadi 4,49 juta pada tahun 2017.
Frans Cronjé dari Institute of Race Relations mengatakan bahwa struktur populasi kulit putih menyerupai jam pasir setelah tahun 1994, ketika pemerintahan Apartheid tak lagi berkuasa.
Banyak yang berusia antara 20 dan 40 tahun pergi berimigrasi ke negara lain.
Meskipun Statistik tidak bisa mengatakan mengapa orang kulit putih pergi, agen imigrasi percaya bahwa ketidakstabilan politik, kejahatan dan ketidakpastian masa depan adalah alasan yang membuat mereka pergi.
Emma Waldorf, konsultan senior di Compass Migration, menjelaskan: "Akhir-akhir ini, alasan kenaikan jumlah imigrasi adalah alasan politis, alasan keamanan dan ketidakpastian tentang masa depan."
Reuven Abeshouse, agen migrasi Migrasi 2 OZ, membuktikan hal ini. Ia menambahkan bahwa keinginan untuk migrasi ke Australia telah meningkat dalam dua tahun terakhir.
"Alasan umum banyaknya klien akhir-akhir ini adalah tidak ada kepastian mengenai masa depan Afrika Selatan, jadi mereka lebih suka pergi saat mereka masih bisa melakukannya. Banyak juga yang mengatakan bahwa mereka khawatir anak-anak mereka mungkin tidak memiliki kesempatan yang mereka miliki dahulu karena apa yang sedang terjadi di negara ini, terutama dengan politik dan kebijakan seputar pemberdayaan dan pengistimewaan kulit hitam, "katanya.
Waldorf mengatakan bahwa agennya di Cape Town juga melihat adanya peningkatan pada mereka yang ingin pergi, terutama ke Australia, Kanada, Inggris, Irlandia dan Amerika Serikat.

Quote:
ORANG KULIT PUTIH AFRIKA SELATAN RINDUKAN APARTHEID SEPERTI DULU
Afrikaners adalah kelompok etnis Afrika Selatan yang berasal dari keturunan penjajah Belanda yang pertama kali tiba di negara tersebut pada abad ke-17 dan ke-18.
Komunitas ini mengembangkan bahasa mereka sendiri, identitas nasional, sejarah dan agama. Mereka engambil alih kekuasaan pemerintah Afrika Selatan pada tahun 1948 dan mulai memperkenalkan rezim rasis Apartheid.
Hampir 70 tahun kemudian Afrika Selatan kini adalah sebuah negara yang telah berubah.
Namun beberapa orang Afrikaner terus merindukan hari-hari gelap di kala masih ada pemisahan etnis berdasarkan warna kulit mereka.
DESA KHUSUS KULIT PUTIH

Perjalanan setengah jam menuju luar kota Johannesburg akan menuntun kita ke sebuah desa yang bernama Kleinfontein yang kecil dan sepi.
Desa "eksklusif" ini adalah tempat yang sedikit berbeda dari komunitas pedesaan Afrika Selatan lainnya: semua penghuninya berkulit putih.
Keamanannya membuat Kleinfontein terasa tak ramah untuk pengunjung, namun sangat aman. Seluruh desa dikelilingi pagar setinggi dua meter yang dijaga keamanan 24/7.
Hanya keturunan dari 'Voortrekkers' atau Afrikaners, penjajah Belanda yang datang ke Afrika Selatan pada abad ke-19, diizinkan untuk tinggal di desa Kleinfontein. Mereka harus Kristen, berbicara bahasa Afrikaans, dan hanya pengunjung tertentu yang diperbolehkan masuk.
Semua pekerjaan dilakukan oleh orang kulit putih: dari berkebun hingga pembersihan rumah dan pekerjaan konstruksi. Orang kulit hitam hanya diperbolehkan masuk ke dalam untuk melakukan pengiriman, ditemani petugas keamanan.
"Tidak ada orang yang saya temui di Kleinfontein yang menyebut diri mereka rasis," kata Jonas. "Banyak yang mengatakan bahwa mereka pindah ke sini karena alasan keamanan. Tapi keseluruhan konsep Kleinfontein didasarkan pada pemisahan diri. "Warga desa tidak ingin menjadi bagian dari masyarakat yang bersatu (hitam dan putih Afsel).
Jonas dapat dengan mudah melihat beberapa kesulitan menjadi Afrikaner (keturunan Belanda) di Afrika Selatan hari ini, tapi masih melihat apartheid sebagai ide bagus dan ia tidak melihat kekejamannya.
"Banyak penduduk desa merasa bahwa mereka akan kehilangan budaya mereka jika tidak tinggal di tempat seperti Kleinfontein," Jonas mengatakan. "Mereka merasa bergaul dengan budaya lain akan mengakibatkan mereka kehilangan identitas mereka."
Afrikaners adalah kelompok etnis Afrika Selatan yang berasal dari keturunan penjajah Belanda yang pertama kali tiba di negara tersebut pada abad ke-17 dan ke-18.
Komunitas ini mengembangkan bahasa mereka sendiri, identitas nasional, sejarah dan agama. Mereka engambil alih kekuasaan pemerintah Afrika Selatan pada tahun 1948 dan mulai memperkenalkan rezim rasis Apartheid.
Hampir 70 tahun kemudian Afrika Selatan kini adalah sebuah negara yang telah berubah.
Namun beberapa orang Afrikaner terus merindukan hari-hari gelap di kala masih ada pemisahan etnis berdasarkan warna kulit mereka.
DESA KHUSUS KULIT PUTIH

Perjalanan setengah jam menuju luar kota Johannesburg akan menuntun kita ke sebuah desa yang bernama Kleinfontein yang kecil dan sepi.
Desa "eksklusif" ini adalah tempat yang sedikit berbeda dari komunitas pedesaan Afrika Selatan lainnya: semua penghuninya berkulit putih.
Keamanannya membuat Kleinfontein terasa tak ramah untuk pengunjung, namun sangat aman. Seluruh desa dikelilingi pagar setinggi dua meter yang dijaga keamanan 24/7.
Hanya keturunan dari 'Voortrekkers' atau Afrikaners, penjajah Belanda yang datang ke Afrika Selatan pada abad ke-19, diizinkan untuk tinggal di desa Kleinfontein. Mereka harus Kristen, berbicara bahasa Afrikaans, dan hanya pengunjung tertentu yang diperbolehkan masuk.
Semua pekerjaan dilakukan oleh orang kulit putih: dari berkebun hingga pembersihan rumah dan pekerjaan konstruksi. Orang kulit hitam hanya diperbolehkan masuk ke dalam untuk melakukan pengiriman, ditemani petugas keamanan.
"Tidak ada orang yang saya temui di Kleinfontein yang menyebut diri mereka rasis," kata Jonas. "Banyak yang mengatakan bahwa mereka pindah ke sini karena alasan keamanan. Tapi keseluruhan konsep Kleinfontein didasarkan pada pemisahan diri. "Warga desa tidak ingin menjadi bagian dari masyarakat yang bersatu (hitam dan putih Afsel).
Jonas dapat dengan mudah melihat beberapa kesulitan menjadi Afrikaner (keturunan Belanda) di Afrika Selatan hari ini, tapi masih melihat apartheid sebagai ide bagus dan ia tidak melihat kekejamannya.
"Banyak penduduk desa merasa bahwa mereka akan kehilangan budaya mereka jika tidak tinggal di tempat seperti Kleinfontein," Jonas mengatakan. "Mereka merasa bergaul dengan budaya lain akan mengakibatkan mereka kehilangan identitas mereka."
Quote:
Dirangkum dari:
http://americanfreepress.net/70000-whites-murdered-in-modern-south-africa-obamas-african-legacy/
http://www.huckmagazine.com/art-and-culture/photography-2/inside-kleinfontein-south-africa/
http://www.bbc.com/news/magazine-22554709
Diubah oleh rwu777 02-12-2017 01:25




muhamad.hanif.2 dan KurohinaM1911 memberi reputasi
0
44K
Kutip
194
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan