- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
My Friend Frieza-kun! [TAMAT]


TS
the.collega
My Friend Frieza-kun! [TAMAT]
Quote:
Dragon Ball Kai, ©2009-2015 Toei Animation All Right Reserved.
Quote:
![My Friend Frieza-kun! [TAMAT]](https://s.kaskus.id/images/2017/12/02/2385673_20171202115933.jpg)
Quote:
Menjadi orang yang terlalu baik kadang menyebalkan, semua orang yang selalu mengandalkanmu, meminta bantuanmu tanpa sama sekali memikirkan orang yang sudah membantu, datang ketika ada suatu keperluan saja. Bahkan jarang dari mereka mengucapkan terima kasih hanya sebagai pemanis hubungan yang tidak didasari oleh ikatan apapun. Begitulah yang dipikirkan oleh Ryuta ‘Uta’, dia dicap sebagai orang yang selalu senang membantu. Padahal dia hanya merasa tidak enak dan hatinya selalu bergejolak ketika mengatakan tidak.
Seperti kejadian pada hari ini, ketika semua orang sedang bersantai di kelas dia malah sibuk membawa berkas-berkas siswa lain. Ketua kelasnya memintanya untuk mengumpulkan dan memberikannya ke guru wali, ini sudah sering terjadi bahkan guru walinya pernah menanyakan apa Uta seorang ketua kelas apa bukan. Dia tidak enak hati jika berbicara sebenarnya, dia bilang ke guru walinya bahwa ketua kelas sedang ada urusan dengan ketua kelas lain membicarakan acara tahunan.
Belum lagi bekal yang sering diminta oleh teman-temannya, meminjamkan uang, dan hal-hal lainnya. Seorang temannya pernah mengatakan, “Menjadi orang baik tidak salah, hanya saja jika kamu terlalu baik maka orang-orang akan mudah memanfaatkan kamu,” saat mereka berdua pulang dari sekolah bersama. Tanggapan Uta sangat bijak, dia merasa tidak apa-apa orang lain memanfaatkannya asal perasaan mereka senang.
Siang hari di sekolah, masuk jam istirahat. Seorang temannya dua orang perempuan datang kepadanya.
“Ryuta…,” sambil membawa buku catatan. “bisa tolong kami salinkan catatanmu ke buku ini? Tadi kami berdua tidak mencatatnya karena terlalu panjang.”
Baru saja Uta ingin mengiyakan temannya itu yang juga seorang perempuan melabrak mereka, “Hei! Aku tadi melihat kalian berdua hanya mengobrol saja tidak memperhatikan. Dan ingat, Ryuta bukanlah pesuruh di kelas ini!” dua orang perempuan itu pergi dengan memasang muka jutek. Lalu dia berdiri di depan meja Ryuta, “kenapa kamu membiarkan mereka? Kamu tadi melihatnya juga kan?”
“Tidak masalah, lagipula aku ingin membantu mereka,” temannya terlihat kecewa dengan jawaban Ryuta, lalu dia pergi.
Anehnya Uta malah menghampiri dua temannya tadi, dia meminta maaf atas sikap temannya barusan lalu mengambil buku catatan mereka dan dia berjanji sebelum waktu istirahat usai catatannya sudah selesai disalinkan. Sambil melahap bekalnya dia menulis kembali uraian yang sudah dijelaskan oleh gurunya, temannya mengintip dari luar kelas. Dia merasa kasihan kepada Uta.
Sepulang sekolah temannya membicarakan hal barusan kepada Uta, mereka berdua kebetulan berada dalam lingkungan yang berdekatan. Tiap paginya mereka selalu bertemu di halte bus kota.
“Ryuta…, apa kamu tidak merasa terlalu dimanfaatkan oleh yang lain?”
“Tidak…hanya menuliskan catatan saja kok, kamu juga pernah kan memintaku untuk menuliskan catatan untukmu Chisato?”
Wajah Chisato menjadi merah, “Ah…waktu itu kan aku sedang tidak masuk sekolah karena sakit. itu pengecualian,” ucapnya dengan yakin.
Hari minggu biasanya dia habiskan untuk menonton anime kesukaannya, Dragon Ball Kai. Dia meminjam dvd di toko hobi dekat rumahnya. Kebetulan volume yang dia pinjam kemarin sudah selesai dia tonton, dia berencana untuk mengembalikan sekaligus menyewa volume selanjutnya. Sesampainya di toko hobi dia dilayani oleh perempuan berkaca mata.
“Selamat datang! Ah…Ryuta,” perempuan itu menyapanya.
“Pagi Haruka-san, aku ingin mengembalikan dvd anime ini. Oh iya aku juga ingin menyewa volume lanjutannya,” dia memberikan dvd itu lalu Haruka meminta Uta menunggu sebentar selagi dia mengambil volume lanjutannnya. “Suara ribut apa ini? Pagi begini toko ini sudah ramai…,” dia melihat-lihat mainan yang ada di toko ini.
Uta melihat sebuah gantungan kunci yang bagus, gantungan kunci itu bentuknya seperti salah satu karakter di anime itu.
“Frieza…,” memegang gantungan kuncinya.
Haruka sudah kembali dengan membawa dvd volume selanjutnya, “Ryuta, dvdnya sudah aku bawakan.”
“Ah…iya,” dia kembali ke meja kasir, membayar tuk dvdnya dan sebuah gantungan kunci.
Uta membeli gantungan kunci itu, dia tidak mengerti kenapa membeli gantungan kunci itu. Padahal karakter favoritnya adalah Vegeta. Dia menempelkan gantungan kunci itu pada tasnya, lalu menghabiskan waktu menonton anime kesukaannya. Keesokan harinya dia berangkat seperti biasa, bertemu Chisato di halte bus dan bersama-sama jalan ke sekolah.
“Eh…gantungan kunci ini, kamu baru membelinya?” Chisato menyadari kehadiran gantungan kunci itu.
“Iya, aku membelinya kemarin.”
“Bentuknya seram yah…,” mereka berdua melanjutkan perjalanan ke sekolah.
Hari-hari di sekolah berlalu seperti biasanya, tidak ada hal special yang terjadi kecuali teman-teman Uta yang masih memanfaatkan kebaikannya. Bahkan suatu hari sepulang sekolah Uta memberikan uang kepada temannya, yang beralasan kehabisan uang untuk pulang ke rumah dan berjanji akan mengembalikannya besok. Lagi-lagi Chisato kecewa terhadap sikap Uta, temannya itu bahkan belum mengembalikan uang yang dipinjamnya beberapa minggu lalu.
Uta pulang lalu melempar tasnya di kamar, di saat dia bebenah diri ada suara yang datang entah darimana.
“Sial! beraninya kau!” suara itu seperti memaki seseorang, Uta melihat keluar. Jalanan di depan rumahnya sepi. “Hei! Kamu!” kembali melongok keluar, dia tidak melihat ada seseorang yang memanggilnya. Suara itu muncul lagi, “Kamu memang menyedihkan,” karena tidak melihat siapapun Uta menutup jendela kamarnya. “Aku di sini bodoh!”.
Uta mengamati kamarnya, lalu mengambil benda didekatnya. Dia merasa ada seseorang yang menyusup masuk kekamarnya. “Keluarlah! Keluar dari persembunyianmu!”
“Aku tidak bersembunyi, aku di sini!” Uta berjalan pelan, suara itu membimbing langkahnya. Dia sudah ada di depan tasnya, dia menggesernya. Tidak ada apa-apa, lalu suara keluar dari gantungan kunci miliknya.”Halo…” tidak hanya bersuara gantungan kunci itu bergerak, Uta kaget lalu terjatuh. Dia merangkak mundur.
Dia mengira sedang bermimpi, lalu mencubit pipinya sendiri. Karena merasa sakit dia berkesimpulan bahwa dia sedang tidak bermimpi. Dia mendekati tasnya lagi, melepas gantungan kuncinya lalu memegangnya. Memeriksa apakah ada fitur tersembunyi di gantungan kunci itu. Tiba-tiba dalam genggamannya gantungan kunci itu berbicara.
“Aku akan membantumu keluar dari hidupmu yang menyedihkan,” ucap Frieza sang gantungan kunci.




khuman dan anasabila memberi reputasi
2
3.5K
Kutip
23
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan