- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Israel Dari Abu Ghosh (Kota Muslim Di Negeri Yahudi)


TS
hebatpart12
Mengenal Israel Dari Abu Ghosh (Kota Muslim Di Negeri Yahudi)
Quote:
Quote:
Mendengar Israel, sebagian orang mungkin akan langsung mempersepsikan negara di mana kaum Yahudi berumah. Yahudi memang mendominasi sejumlah kawasan di Israel. Namun demikian, bukan berarti tak ada keberagaman di negeri yang masih terlibat konflik dengan Palestina itu.

Adalah Abu Ghosh, kota yang mungkin menimbulkan pertanyaan 'benarkah ini masih di Israel?'. Dengan topografi berbukit, kota ini merupakan kampung Islam dengan julangan empat menara masjid yang sekejap menyita perhatian. 'Dilengkapi' dengan warga yang mengenakan 'atribut' Islam, wilayah yang berada ditengah antara Tel aviv dengan Yerusalem ini memberi warna lain akan Israel.
Hampir seluruh warga Abu Ghosh yang berjumlah sekitar 20 ribu jiwa adalah warga Arab dan 90 persen di antaranya beragama Islam. Sisanya beragama Yahudi, Kristen dan agama lainnya.
Mayoritas warganya berbahasa arab, tetapi hampir semua warga di sini juga menguasai bahasa Ibrani.
Kota Abu Ghosh, cukup artistik. Bangunan bernuansa Timur Tengah berpadu dengan eksotisme gotik dari yunani bisa dengan mudah kita temui dikota ini. Sejumlah penanda jalan dan nama-nama toko atau bangunan, menggunakan perpaduan tulisan bahasa Arab dan Ibrani.


Adalah Abu Ghosh, kota yang mungkin menimbulkan pertanyaan 'benarkah ini masih di Israel?'. Dengan topografi berbukit, kota ini merupakan kampung Islam dengan julangan empat menara masjid yang sekejap menyita perhatian. 'Dilengkapi' dengan warga yang mengenakan 'atribut' Islam, wilayah yang berada ditengah antara Tel aviv dengan Yerusalem ini memberi warna lain akan Israel.
Hampir seluruh warga Abu Ghosh yang berjumlah sekitar 20 ribu jiwa adalah warga Arab dan 90 persen di antaranya beragama Islam. Sisanya beragama Yahudi, Kristen dan agama lainnya.
Mayoritas warganya berbahasa arab, tetapi hampir semua warga di sini juga menguasai bahasa Ibrani.
Kota Abu Ghosh, cukup artistik. Bangunan bernuansa Timur Tengah berpadu dengan eksotisme gotik dari yunani bisa dengan mudah kita temui dikota ini. Sejumlah penanda jalan dan nama-nama toko atau bangunan, menggunakan perpaduan tulisan bahasa Arab dan Ibrani.

Quote:
Saat Adzan Berkumandang Di Abu Ghosh
Sewarna putih gading, masjid yang diklaim kedua terbesar di Israel ini sekiranya jadi bukti nyata bahwa Islam hidup di Abu Ghosh. 'Mengenakan' arsitektur khas Ottoman, masjid ini bisa dikatakan bangunan paling ikonis, selain gereja kuno yang berada tak jauh darinya.
Nuansa Islam kian kentara terasa karena dengan mudah bisa menemukan banyak penjaja makanan halal di sejumlah ruas jalan.

Mesjid Besar Abu Ghosh atau sering juga disebut sebagai Mesjid Akhmad Kadyrov.
Seperti kebanyakan masjid, tempat ini tak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah, melainkan juga sarana diskusi dan sejumlah kegiatan bernapaskan Islam. Di samping itu, keberadaan masjid ini pun dinilai sebagai simbol kedamaian antar umat beragama di Abu Ghosh.
Masjid ini dibangun atas biaya 10 juta dolar AS. Isa Jabar, Direktur pendidikan di dewan kota Abu Ghosh., mengatakan pemerintah Chechnya telah menyumbang 6 juta dolar untuk pendirian masjid. Tempat ibadah umat Islam ini memiliki empat menara dan membuatnya menjadi satu-satunya masjid dengan gaya arsitektur Ottoman di Israel.
"Tidak ada larangan dari pemerintah Israel bagi warga Muslim untuk menunaikan ibadah, termasuk haji atau umrah. Namun yang menjadi kendala adalah kebijakan dari pemerintah Arab Saudi yang menolak masuk warga Israel", kata Isa Jabar kepada rombongan jurnalis Thailand dan Indonesia.
“Dulu, antara tahun 1968-1978, kami tidak bisa pergi haji. Tetapi, saat Mesir di bawah Anwar Saddat (Presiden ke-3) dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, warga Muslim di Israel bisa pergi haji. Teknisnya melalui Jordania, kami diberi ID sementara sebagai warga negara Jordania, dan ID ini yang dipakai untuk mengurus visa haji,” katanya.
Issa mengakui bahwa selama ini tak ada masalah bagi umat Islam untuk mengumandangkan azan dari masjid-masjid di kota tersebut. Kehidupan bertetangga juga berjalan cukup baik."Tetangga saya ada yang Yahudi, Ortodoks, dan Arab", kata Issa yang beragama Islam ini.
Sewarna putih gading, masjid yang diklaim kedua terbesar di Israel ini sekiranya jadi bukti nyata bahwa Islam hidup di Abu Ghosh. 'Mengenakan' arsitektur khas Ottoman, masjid ini bisa dikatakan bangunan paling ikonis, selain gereja kuno yang berada tak jauh darinya.
Nuansa Islam kian kentara terasa karena dengan mudah bisa menemukan banyak penjaja makanan halal di sejumlah ruas jalan.

Mesjid Besar Abu Ghosh atau sering juga disebut sebagai Mesjid Akhmad Kadyrov.
Seperti kebanyakan masjid, tempat ini tak hanya berfungsi sebagai rumah ibadah, melainkan juga sarana diskusi dan sejumlah kegiatan bernapaskan Islam. Di samping itu, keberadaan masjid ini pun dinilai sebagai simbol kedamaian antar umat beragama di Abu Ghosh.
Masjid ini dibangun atas biaya 10 juta dolar AS. Isa Jabar, Direktur pendidikan di dewan kota Abu Ghosh., mengatakan pemerintah Chechnya telah menyumbang 6 juta dolar untuk pendirian masjid. Tempat ibadah umat Islam ini memiliki empat menara dan membuatnya menjadi satu-satunya masjid dengan gaya arsitektur Ottoman di Israel.
"Tidak ada larangan dari pemerintah Israel bagi warga Muslim untuk menunaikan ibadah, termasuk haji atau umrah. Namun yang menjadi kendala adalah kebijakan dari pemerintah Arab Saudi yang menolak masuk warga Israel", kata Isa Jabar kepada rombongan jurnalis Thailand dan Indonesia.
“Dulu, antara tahun 1968-1978, kami tidak bisa pergi haji. Tetapi, saat Mesir di bawah Anwar Saddat (Presiden ke-3) dan membuka hubungan diplomatik dengan Israel, warga Muslim di Israel bisa pergi haji. Teknisnya melalui Jordania, kami diberi ID sementara sebagai warga negara Jordania, dan ID ini yang dipakai untuk mengurus visa haji,” katanya.
Issa mengakui bahwa selama ini tak ada masalah bagi umat Islam untuk mengumandangkan azan dari masjid-masjid di kota tersebut. Kehidupan bertetangga juga berjalan cukup baik."Tetangga saya ada yang Yahudi, Ortodoks, dan Arab", kata Issa yang beragama Islam ini.
Quote:
Eskalasi Politik Israel - Palestina
Issa mengaku sangat nyaman hidup sebagai seorang Muslim di Israel. Walupun begitu dibeberapa kejadian mereka pernah jadi korban diskriminasi dari beberapa warga israel.
"Tetapi pada saat ketegangan antara Israel dengan negara-negara Arab memuncak, kami sering juga menjadi korban diskriminasi, dari beberapa warga” katanya.
Pada suatu kesempatan, kata Issa, dia berkunjung ke distrik lain di luar Abu Ghosh. Pada saat itu sedang jalan-jalan bersama keluarga, kebetulan di distrik terebut terdapat pasar musiman orang-orang Yahudi. Saat asyik sedang berbelanja, tiba-tiba kerumanan warga dikagetkan oleh ledakan sebuah roket tidak jauh dari pasar tersebut.
”Tak lama setelah ledakan roket tadi, saya dan keluarga menjadi sasaran intimidasi. Karena mereka pasti menuduh roket tersebut dari Palestina dan kami sebagai warga Arab dianggap sama dengan pelakunya. Beruntung banyak juga warga (Yahudi) laennya yang segera melerai,” kata Issa.
Namun, di luar peristiwa tadi, Issa mengaku kehidupannya bersama keluarga normal dan beraktifitas dengan nyaman bersama warga lainnya.
Hari Sabtu adalah puncak keramaian di Abu Ghosh. Mengapa demikian? Ketika kaum Yahudi sedang menjalankan ritual ibadah sabath (Sabtu); banyak ABG (remaja)Yahudi dari kota-kota lain berbondong-bondong datang ke Abu Ghosh untuk kongkow dan makan-makan di restoran, berbaur bersama kaum muda kota ini."Mungkin para remaja itu, Yahudi yang sekuler,” kata Issa seraya tertawa.







Issa mengaku sangat nyaman hidup sebagai seorang Muslim di Israel. Walupun begitu dibeberapa kejadian mereka pernah jadi korban diskriminasi dari beberapa warga israel.
"Tetapi pada saat ketegangan antara Israel dengan negara-negara Arab memuncak, kami sering juga menjadi korban diskriminasi, dari beberapa warga” katanya.
Pada suatu kesempatan, kata Issa, dia berkunjung ke distrik lain di luar Abu Ghosh. Pada saat itu sedang jalan-jalan bersama keluarga, kebetulan di distrik terebut terdapat pasar musiman orang-orang Yahudi. Saat asyik sedang berbelanja, tiba-tiba kerumanan warga dikagetkan oleh ledakan sebuah roket tidak jauh dari pasar tersebut.
”Tak lama setelah ledakan roket tadi, saya dan keluarga menjadi sasaran intimidasi. Karena mereka pasti menuduh roket tersebut dari Palestina dan kami sebagai warga Arab dianggap sama dengan pelakunya. Beruntung banyak juga warga (Yahudi) laennya yang segera melerai,” kata Issa.
Namun, di luar peristiwa tadi, Issa mengaku kehidupannya bersama keluarga normal dan beraktifitas dengan nyaman bersama warga lainnya.
Hari Sabtu adalah puncak keramaian di Abu Ghosh. Mengapa demikian? Ketika kaum Yahudi sedang menjalankan ritual ibadah sabath (Sabtu); banyak ABG (remaja)Yahudi dari kota-kota lain berbondong-bondong datang ke Abu Ghosh untuk kongkow dan makan-makan di restoran, berbaur bersama kaum muda kota ini."Mungkin para remaja itu, Yahudi yang sekuler,” kata Issa seraya tertawa.
Spoiler for jewish and muslim relations:









Diubah oleh hebatpart12 29-11-2017 12:41
0
50.2K
Kutip
305
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan