ridhoaltAvatar border
TS
ridhoalt
JIKA JUGA RINDU (3)


https://m.kaskus.co.id/thread/5a1fbc...ktikan-cinta-2

https://m.kaskus.co.id/thread/5a1e22...ktikan-cinta-1

*sambungan

Sebenarnya Uli mulai lelah dengan kegalauannya menentukan di antara Dua pilihan.

Mulai berusaha menerima jika nantinya bukan An yang melamarnya, juga kalau seandainya lelaki itu yang mulai intens komunikasi dengan orang tuanya datang melamar.

Bahkan sudah menjelaskan pada An kalau ia sedang berusaha melupakannya, tapi ia tak bisa berbohong kalau di langit hati ada harap juga rindu pada An (lelaki yang lebih dulu dikenalnya), membuatnya tak bisa tegas bersikap.

Ada kekhawatiran memunculkan kebingungan pada orang tuanya jika Dua lelaki sama-sama menyatakan niat mempersunting anak gadisnya.

“Kak Ridho”, sapa Uli di media whatsapp yang beberapa saat baru saya buka.

“Bilang apa kak An kak”, pertanyaanya kemudian. Saya menduga mereka baru saja berkomunikasi dan Uli tahu betul, kalau An sering konsultasi padaku sejak hubungan mereka yang rumit Saya ketahui.

“An ikuti saranku perjuangkanki, mau serius datang hari Sabtu ke rumahta asal dapat izin de'”, benar kemarin kawanku An menelponku, kami bicara agak lama, bahkan terdengar dari balik telepon ia mengusap hidung yang tersumbat, terisak dan mungkin di lubuk hatinya sedang kalut dan takut jika ia tak lagi punya kesempatan memperjuangkan Uli, wajar saja karena di hati mereka saling tahu perasaan masing-masing sejak benih cinta saling bertumbuh dan melentingkan harap ke Langit menjadi doa cinta mereka.

“Trus Kak Ridho bilang apa? Dia suruhki temani datang”

“Saya bilang, satu-satunya cara memperjuangkan yah harus datang ke rumah ortunya, jadi tergantung Uli mau izinkan atau tidak. Saya ndak bisa temani karena mau keluar daerah hari Sabtu InsyaAllah”

“Saya sudah larang sebenarnya kak, tapi An ngotot, jadi saya bilang kalau mau datang, datang saja ndak perlu saya tau atau ada di rumah, karena yang dulu datang ke bapakku saya juga tidak ada, karena sekarang pun ndak tau kak dia mau datang karena memang dia mau sempurnakan setengah agamanya sama saya, atau terpaksa karena ada yang duluan datang ke ortuku”

“Berarti sdh tetapmi hati ta de'?, pertanyaanku memastikan apakah ia sudah mengambil sikap tak lagi memberi kesempatan pada An.

“Untuk dibilang tetap mungkin masih berusaha ka kak, meskipun sebenarnya ndak bakalan ditau sama siapa saya pada akhirnya, tapi takutka kak, jangan sampai sakiti hati Kak An hanya karena dia salah telat ambil keputusan datang ke rumah ortuku”, jelas ia tak bisa sepenuhnya melarang An melanjutkan perjuangan dan menerima segera lelaki yang lebih dulu datang ke ortunya.

“Iyah, ndak perlu juga ketemu An kalau misalnya mau ke rumahmu, cukup isyarat lampu hijau”

“Dari duluka kasi harapan dan lampu hijau kak, bahkan untuk saat ini kalau tetap ngotot saya bilang terserah”, terang Uli bahwa harapan bagi An selalu ada, bahkan dari dulu sebelum lelaki lain datang mammanu-manu.

“Menurut kak ridho bgmn? Kak ridho ndak usah bilang sama dia kalo saya chatki nah”. Lanjut meminta pendapatku bagaimana selanjutnya.

“Cukup itu sj de', saya sudah bilang, yang penting datang dulu (kalau Uli kasi kesempatan bertamu), tapi harus bersiap diri ditanya kapan kembali datang (ortunya) melamar”.

“Salat istikharah saja sering-sering de', kalau Allah beri jawaban insyaAllah dimudahkan, termasuk dimudahkannya jalan salah satunya duluan melamar setelah ketemu ortu”.

“Tapi kasi juga kesempatan An buktikan keseriusannya, kecuali hati sudah menolaknya, mau gimana lagi”

“Kemarin sudahma bilang sama kak An untuk stop dan sudahi berharap sama saya dan minta tolong dimudahkan jalanku kalau memang bukan kak An jodohku, walaupun hatiku juga belum sepenuhnya bisa terima kakak yang satu, karena ndak mudah jatuh cinta makanya berusahaka tumbuhkan seiring proses, tapi di lain sisi selalu saya pikirkan Kak An”

“Menikah itu niatnya karena Allah, kesampingkan dahulu yang membuat keraguan selain dari (paras, harta, keturunan, agama), cinta yang berkah itu bertumbuhnya setelah nikah” kataku menutup percakapan kami di WA.

Beberapa hari setelahnya, pembicaraan mereka sudah lumayan jauh, An kawanku pun sudah datang ke rumah ortu Uli, bahkan saya dengar darinya keluarganya akan datang segera melamar, berarti perjuangannya bertemu ortu Uli tak sia-sia, ia sebenarnya diuntungkan karena lelaki yang lebih dulu datang mammanu-manu tak bisa cepat melamar karena sesuatu dan lain hal. Saya pun akhirnya memebersamai proses perjuangannya, saya dipanggil untuk menemani keluarganya nanti jika datang melamar, bahkan sampai acara mappettuada (penentuan tangga pernikahan) mereka saya hadir, tapi nantilah saya ceritakan proses lamaran dan proses-proses selanjutnya setelah An membuktikan keseriusannya untuk menyempurnakan separuh agamanya bersama Uli. *bersambung
#sinyaldarilangit
anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.1K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan