TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Meski Gunung Agung sudah semakin kritis, namun masih ada pengungsi yang nekat pulang ke zona Kawasan Rawan Bencana (KRB).
Para pengungsi itu pulang untuk mengambil ternak dan barang-barang yang masih tertinggal di kampung halaman mereka.
"Babi saya masih delapan ekor dirumah. Sekarang mau saya ambil," kata Made Sudiarti, warga Desa Muncan, Karangasem ini, Rabu (29/11/2017) pukul 07.10 wita.
Meski takut, namun perempuan yang sudah mengungsi sejak dua hari lalu di Klungkung ini mengaku terpaksa harus pulang demi ternak babinya.
Tak hanya Sudiarti, Komang Ada, warga Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Bali, juga mengaku pulang untuk mengurus ternak sapinya yang masih tertinggal satu ekor.
"Cuma satu ekor saja, saya mau ambil sekarang," kata Komang Ada.
Sementara, sejumlah pengungsi lain juga tampak mengambil kendaraan roda dua di parkiran GOR Swecapura, Klungkung, Bali.
Mereka mengaku pulang untuk mengambil barang-barang seperti baju, dan bahkan ada yang cuma mengambil kunci rumah.
"Kunci kamar saya ketinggalan di rumah," kata warga Duda Utara, Karangasem, Ketut Suteja, kepada Tribun Bali.
Rata-rata pengungsi yang pulang tersebut mengungsi karena ada hujan abu, gempa, dan suara gemuruh yang membuat mereka takut.
"Iya suara gemuruh itu keras terdengar makanya saya mengungsi lagi," kata Komang Ada.
Tak hanya hujan abu, bau belerang ternyata sudah tercium dari radius 10 km tepatnya di Desa Muncan, Karangasem.
Hal ini juga membuat warga Muncan segera mengungsi ke GOR Swecapura.
Para pengungsi yang pulang pada pagi hari itu mengaku akan kembali ke pengungsian menjelang petang nanti. (*)
http://bali.tribunnews.com/2017/11/2...-ekor-di-rumah