- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Malam-Malam Panjang (Bagian Pertama)


TS
m.s.aswadi
Malam-Malam Panjang (Bagian Pertama)

Malam semakin pekat.
Sinola duduk di beranda kontrakannya sambil menghapus peluh yang bercucuran di dahi dan sekitar lehernya setelah seharian mengayuh becak. Dengan gerakan pelan, ia mengibas-ngibaskan kipas yang terbuat dari anyaman bambu kering sambil menutup mata menikmatinya. Ia kemudian membayangkan masa-masa kejayaannya dahulu sewaktu peminat becak masih sangat banyak, sampai-sampai ia pernah mendapatkan beberapa lembar pecahan lima puluh ribu dalam sehari. Tapi itu dulu ketika ojek online belum ada, kini ladang penghasilannya menjadi semakin sedikit, terkadang uang setoran kepada pemilik becak pun seringkali tidak mencukupi.
Belum lagi istrinya tengah hamil tua dan ia harus menyiapkan uang untuk proses kelahiran, uang akikah, uang untuk pakaian bayi, apalagi uang kontrakan belum dilunasi. Kepala Sinola pening seketika.
Dentingan suara cangkir terdengar dari dalam rumah berdinding papan beratap seng bekas dengan penerangan seadanya. Istri tercinta, Ratna, muncul dari pintu dengan segelas kopi hitam dengan kue kesukaan Sinola. Sambil mengelus-elus perut buncitnya, Ratna duduk di dekat Sinola yang sedang sibuk sendiri menikmati udara yang dihasilkan kipas bambu buatannya tempo hari.
“Bagaimana hari ini, Daeng?” Tanya Ratna penuh selidik. Sinola menarik napas panjang. Ia tahu maksud sesungguhnya pertanyaan Ratna yang sengaja diperhalus untuk menjaga perasaannya, kurang lebih mungkin redaksi dari pertanyaan tadi seperti ini, berapa uang yang daeng dapatkan hari ini?
Sinola menyeruput kopi perlahan, kemudian menoleh ke arah istrinya yang sedari tadi menunggu jawaban.
“Yah, lumayan...” nada suara Sinola menggantung. Ratna tahu betul makna dari kata-kata dengan nada seperti itu, pasti penghasilannya hari ini hanya cukup untuk uang setoran.
Setelah percakapan ganjil itu hanya suara kopi yang diseruput Sinola sesekali terdengar. Waktu terus berjalan merangkak meninggalkan Sinola dan Ratna yang sedang sibuk dengan lamunan masing-masing. Satu yang pasti dalam lamunan mereka yaitu uang, uang dan uang.
***
Hari-hari berlalu seperti biasa, tapi tidak dengan perut Ratna yang kian hari makin membesar. Perempuan itu nampak sudah sangat susah untuk bergerak lincah seperti biasanya, dengan tangan yang menumpu pinggang ia bawakan sepiring nasi goreng untuk sarapan pagi Sinola sebelum suaminya itu berangkat mencari rezeki yang bertebaran. Semoga saja suamiku tak lagi pulang dengan tangan hampa, gumamnya.
Masa-masa hamil tua yang dialaminya sangat berat sekali, badannya pun terlihat kurus kering. Seharusnya masa-masa itu asupan gizi dan berimbang menjadi hal yang penting, belum lagi beban pikiran yang terus merenggus tubuh gemulainya di masa muda dulu.
Sebelum perutnya membesar seperti ini Ratna bekerja sebagai pelayan di sebuah warung makan prasmanan yang berada tidak jauh dari rumah kontraknnya sekarang. Pemilik warung sangat senang dengan kinerjanya, Ratna tergolong pekerja yang gesit. Namun, semejak perutnya kian membesar Sinola memintanya untuk berhenti sebab akan sangat membahayakan bayi yang tengah dikandungnya jika ia terus bekerja. Ratna sempat berkilah ingin membantu keuangan keluarga, tapi satu pelukan hangat dari Sinola mampu meluluhkan hatinya. Satu hal yang sangat disukainya dari Sinola adalah sifat penyayang dan perhatian yang mungkin sudah jarang lelaki saat ini yang memilikinya.
Tegukan terakhir air putih sebagai pertanda penutup sarapan sederhana pagi ini, itu artinya Sinola telah siap kembali mengayuh becaknya, mengayuh harapan untuk menjemput pundi-pundi rezekinya. Selanjutnya selalu ada ritual kecil yang selalu dilakukan Sinola ketika hendak berangkat mengayuh becak yakni kecupan hangat di kening istrinya tercinta, pertanda sayang dan cintanya pada Ratna seorang.
Pelan namun pasti, Sinola telah menghilang dari pandangan Ratna, sebelum berangkat Sinola berpesan agar jangan menunggunya malam ini, ia ingin lembur, katanya dengan mata yang membendung air.


anasabila memberi reputasi
1
1.9K
8


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan