Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

noneedanameAvatar border
TS
noneedaname
"Pelakor", Istilah Yang Menggelitik.


Hai agan sista
Kali ini ane mau ngebahas topik recehan yang lagi lumayan happening...
Yuk kita bahas...




Belakangan ini ramai dibicarakan sebuah istilah baru yang disebut 'pelakor' atau kepanjangan dari 'perebut laki orang'.

Walaupun istilah ini bukan merupakan istilah resmi yang dicatat dalam KBBI, namun tentu saja makna istilah tersebut bukan tidak pantas kita bahas.

Maraknya kasus perselingkuhan dikalangan public figure bisa dikatakan sebagai awal mencuatnya istilah 'pelakor', bagaimana warganet yang mengikuti berita dan menyimpulkan informasi-informasi dari hal-hal yang mereka saksikan menimbulkan julukan bagi pihak-pihak tertentu.
Menurut mereka ada pihak-pihak (public figure) yang dengan sengaja 'usil' merebut pasangan laki-laki dari pasangan wanitanya untuk kesenangan.

'pelakor' sendiri bukan fenomena baru, ini seperti fenomena perselingkuhan atau 'main serong' pada umumnya, namun kali ini istilahnya lebih dititik beratkan kepada pihak ketiga sebagai sang perebut.

Tetapi dalam kenyataannya,
saat seorang laki-laki berkomitmen untuk berselingkuh atau menjalin hubungan asmara dengan pihak ketiga, tentu semua dilakukan dengan kesadaran.

Lain hal pada istilah pelakor yang seakan meletakan sang pria sebagai objek yang direbut dari sang pasangan wanita oleh pihak ketiga, seakan mengesampingkan aspek kehendak serta kesadaran dari pria itu sendiri.
Posisi sang pria dalam kasus ini sama sekali bukanlah objek belaka, ia merupakan subjek sama seperti pihak pertama dan ketiga.

Tidak ada yang namanya 'merebut' (atau pengambilan hak milik seseorang secara paksa), karena situasinya berdasarkan kehendak pihak-pihak, sang pria selaku pihak kedua dengan wanita baru selaku pihak ketiga sama-sama mengidamkan kedekatan antara mereka, mereka sama-sama menginisiasi hubungan tersebut.
Istilah gampangnya, "sama-sama mau". Terlebih lagi seorang manusia tidak dimiliki oleh manusia lainnya karena pernikahan. Melainkan pernikahan merupakan suatu komitmen sah dua belah pihak dimana komitmen tersebut dipayungi dan dilindungi oleh hukum.

Lalu apa atau siapa yang direbut?

Toh sang pria berselingkuh atas kehendak pribadinya juga.

Walaupun kedengarannya pembahasan istilah pelakor ini adalah topik yang sangat remeh, tetapi ada hal serius dibalik itu. Tidak lebih istilah itu merefleksikan cara kita memandang suatu persoalan yang boleh dikatakan hanya berdasarkan perasaan suka tidak suka, dan bukan pada situasi yang sebenarnya.

Akibat kita terlampau tidak suka, bahkan benci dengan seseorang, umumnya kita akan sangat mudah mengungkapkan pernyataan tanpa argumentasi yang kuat.

Bayangkan jika pola-pola pikir dan perilaku semacam itu membudaya, mudah sekali kita menunjuk hidung seseorang. Lunak sekali cara berpikir kita.

Dan saya rasa kita semua sepakat bahwa semakin bergulirnya zaman, maka harus semakin diperbaiki pula seluruh aspek kehidupan manusia.

Tinggalkan pola-pola berpikir dan sikap kontra produktif, bahwa sesungguhnya semesta tidak sesempit perasaan dan pikiranmu saja.

Merasa tidak suka boleh saja, bersikap bodoh yang jangan.




Sumber: Otak
Diubah oleh noneedaname 23-11-2017 18:39
0
18.3K
115
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan