- Beranda
- Komunitas
- Story
- Heart to Heart
Derita seorang pendiam


TS
wardah.agatha
Derita seorang pendiam
Dulunya aku tidak begitu. Saat aku masih kelas 1 sd, aku cerewet sekali. Dulu aku sering diajak pergi ke Semarang dan didongengin sama tanteku, aku selalu banyak tanya ke tanteku. Saat mau diajak ke Semarang lagi, tiba tiba aku kena diare dan lemas sekali. Semuanya merasa ada yang beda denganku, tak seperti biasa yang selalu cerewet sama tanteku. Nah dari situlah aku menjadi bocah pendiam. Setiap diajak ke Semarang aku selalu diam, aku yang cerewet telah hilang.
Di Sekolah pun aku menjadi pendiam. Hingga aku selalu dikucilkan oleh teman-temanku terutama teman laki-laki. Aku selalu merasa minder, karena temanku kebanyakan anak orang kaya dan aku dari keluarga biasa. Aku hanya mempunyai 3 teman yang keluarganya juga sama sepertiku.
Aku masih ingat dengan apa yang telah mereka lakukan padaku, mencaci, membully , hingga memukul. Aku tetap diam, sampai dirumah aku selalu menangis. Aku menahan beban selama bertahun-tahun. Hingga aku berfikir kalau aku tidak akan mau suka sama teman satu kelas. Rasa sakit yang aku alami bertahun-tahun sampai sekarang sangat membekas.
Tak hanya disitu, di dalam persaudaraan pun aku juga pendiam. Aku selalu dijauhi, tidak diajak main. Aku berusaha mengajak bicara tapi tidak ada yang mau mendengarkan. Padahal aku masih kecil, apa kesalahanku begitu besar hingga tak ada yang mau berteman denganku. Apa seumur aku tidak boleh bersenang senang, kenapa malah menanggung beban hingga aku dewasa?
Di Sekolah pun aku menjadi pendiam. Hingga aku selalu dikucilkan oleh teman-temanku terutama teman laki-laki. Aku selalu merasa minder, karena temanku kebanyakan anak orang kaya dan aku dari keluarga biasa. Aku hanya mempunyai 3 teman yang keluarganya juga sama sepertiku.
Aku masih ingat dengan apa yang telah mereka lakukan padaku, mencaci, membully , hingga memukul. Aku tetap diam, sampai dirumah aku selalu menangis. Aku menahan beban selama bertahun-tahun. Hingga aku berfikir kalau aku tidak akan mau suka sama teman satu kelas. Rasa sakit yang aku alami bertahun-tahun sampai sekarang sangat membekas.
Tak hanya disitu, di dalam persaudaraan pun aku juga pendiam. Aku selalu dijauhi, tidak diajak main. Aku berusaha mengajak bicara tapi tidak ada yang mau mendengarkan. Padahal aku masih kecil, apa kesalahanku begitu besar hingga tak ada yang mau berteman denganku. Apa seumur aku tidak boleh bersenang senang, kenapa malah menanggung beban hingga aku dewasa?
Polling
Poll ini sudah ditutup. - 12 suara
Susu apa yang kamu suka
Susu Putih
33%
Susu Coklat
67%
0
4.5K
28


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan