heaven.aboveAvatar border
TS
heaven.above
Ingin Hemat Listrik di Balaikota Sandi Bawa Perusahaan Temannya
Ingin Hemat Listrik di Balaikota Sandi Bawa Perusahaan Temannya
Jumat, 24 November 2017 — 18:21 WIB





JAKARTA (Pos Kota) – Hari ini Wakil Gubernur DKI Jakarta menerima perusahaan di bidang green energy, PT. Azbil Berca Indonesia. Gara-garanya, Sandi merasa kedinginan karena suhu AC di ruangannya dinilai terlalu rendah.

Menurutnya, pemakaian AC dengan temperatur yang rendah membuat boros energi. Karenanya, Sandi ingin penggunaan energi di Gedung Balaikota dapat diminimalisir.

“Pengalaman saya waktu masuk Balaikota 16 Oktober di hari kedua 17 Oktober saya merasa kedingiann sekali, karena AC nya dingin sekali. Dan untuk dikurangi itu memerlukan waktu karena AC nya sentral. Jadi saya hubungi teman-teman di Azbil saya bilang bisa ngga kita lihat kemungkinan diaudit penggunaan energi di Balai Kota karena kita ingin pengehematan,” ungkapnya di Balaikota Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jumat (24/11/2017).

Sandi berharap, penerapan penghematan energi juga dapat diterapkan di semua gedung pemerintahan di Jakarta. Anies ingin menjadikan penerapan green energy di konpleks Balaikota menjadi percontohan karena dapat menghemat biaya listrik yang artinya menekan penggunaan APBD.

“Berdasarkan pengalaman dari teman-teman di Azbil bahwa penggunaan biaya energi bisa 20-30 persen berarti ini adalah penghematan yang sangat luar biasa. Itu yang ingin kita share,” kata Sandi.

Mombang Sihite, President Director PT Azbil Berca Indonesia menjelaskan dalam melakukan penghematan penggunaan AC, pihaknya akan memasang Energy Manajement System (EMS), alat semacam sensor untuk mengurangi energi ketika jumlah orang didalam ruangan sedikit.

Mombang mengatakan teknologi tersebut sudah diterpakan di beberapa gedung dan pusat perbelanjaan seperti Pondok Indah Mall, WTC, Plaza Indonesia dan Grand Indonesia.

“Jadi ketika misal dalam suatu ruangan. Suhu sudah ditentukan tertentu misalnya. Tapi kalau orangnya banyak. Tentu bebannya berbeda. Nah ketika orangnya kurang seharusnya dia reduksi otomatis. Jadi tidak perlu lagi setting pakai tangan,” terang Mombang.

Lebih lanjut, Mombang menjelaskan, untuk pemasangan sensor penghemat energi, Pemprov DKI tidak akan langsung membayar. Pembayaran alat diambil dari biaya hasil penghematan. Dalam jangka waktu tertentu, setelah biaya sensor terlunasi, maka alat akan menjadi aset Pemprov.

“Kan misalkan ini bayar listrik uangnya Rp1 miliar sebulan. Dengan konsep itu mereka turun Rp800 juta. Artinya Rp200 juta terjadi penghematan. Nah sejak penurunan ini kita minta di bayar dalam waktu tertentu sampai investasi kita terbyaar semua. Kalau sudah terbayar semua investasi tidak ada lagi pembayaran. Diperkirakan selama 3 tahun,” tandas Mombang. (ikbal/b)

sumber:
http://poskotanews.com/2017/11/24/in...haan-temannya/


Sandi gerak cepat. Mumpung jabatan masih di tangan. emoticon-Leh Uga


Quote:
Diubah oleh heaven.above 24-11-2017 16:43
0
4K
51
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan