- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bagaimana bisa Perokok Habiskan Ratusan Triliun Hanya untuk Kesehatanya?


TS
suaraasap
Bagaimana bisa Perokok Habiskan Ratusan Triliun Hanya untuk Kesehatanya?
Rokok dapat dikaitkan dengan biang atas munculnya berbagai macam penyakit. Penyakit itu mulai dari jantung, kanker, stroke hingga gangguan kesuburan pada wanita. Kerugian tersebut diderita dari segi kesehatan. Namun bagaimana dengan biaya untuk kesehatan yang di keluarkan untuk pengguna rokok?
Kementrian Kesehatan melakukan sebuah penelitian bahwa selama ini pengobatan untuk sekian penyakit akibat rokok dapat dikaitkan cukup tinggi. seperti yang dilansir dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hi...aya-kesehatan/
Saat Soewarta Kosen dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI presentasi mengenai Nilai ekonomi dan kesehatan tembakau di Indonesia di Aula Siwabessy, Kemenkes, Jakarta Selatan, mengomentari bahwa Jika ditotal kerugian ekonomi pada 2015 untuk biaya kesehatan sebesar Rp596,61 triliu.
Dirinya menambahkan bahwa beban ekonomi sebenarnya lebih rendah dari rill karena belum memperhitungkan biaya tidak langsung selama pengobatan contohnya seperti biaya transpotasi dan waktu produktif keluarga.
Seperti yang dilansir dari Kementrian Kesehatan dari sebuah laporan penelitian pada 2015, konsumsi rokok rata-rata orang per hari yaitu 12,3 batang atau 369 per bulan. Jika harga pokok per batang Rp700, maka belanja rokok per kapitaper bulan sebesar Rp258.500 atau setahun sebesar Rp3.099.600. Bagi perokok aktif sebesar Rp36,3 persen dari total jumlah perokok aktif dikali Rp3.099.600 ialah Rp208,8 triliun.
Biaya rawat inap untu kesehatan mengambil dari data Asuransi Kesehatan Nasioanl pada RS kelas B pada2015 sebesar Rp 13.6 triliun. Sedang dengan biaya rawat jalan asumsi satu kunjungan per kasus sebesar Rp53,4 miliar, begitu menurut Soewarto. Tetapi IMF mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar US$3,362 atau Rp43.706.000. Jadi jika dihitung maka kerugian makroekonomi sebesar US$28,7 miliar atau Rp374,06 triliun.

Perlu ada penajaman
Soal Soewarta yang menghitung total kerugian ekonomi akibat tembakau atau rokok cukup fantastis dan mengundang sorotan dari Profesor Ascobat Gani dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
“PDB terdiri dari beberapa komponen yakni Consumption (pengeluaran rumah tangga), Government (pengeluaran pemerintah), Investment (pengeluaran investasi), Export (ekspor) dan Import (import). Pada riset Soewarto, ia menggunakan total PDB sebesar US$3,362, padahal dalam angka ini mencakup seluruh komponen PDB,” jelas Profesor Ascobat Gani.
Menurut Profesor Ascobat pada CNNIndonesia.com usai peluncuran buku "Health and Economics Costs of Tobacco in Indonesia" di Aula Siwabessy, gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, padahal kita hanya ingin menghitung Consumption-nya, pengeluaran rumah tangganya. Dan kalau dilihat juga menurut data dari Kementerian Keuangan kita, kira-kira belanja rumah tangga itu sebesar 73,9 persen dari total PDB.
Menurutnya ada selisih cukup besar, tapi memang bukan berarti kita anggap angka pengeluarannya jadi kecil. Namun hal ini perlu jadi perhatian. Apabila dihitung, 73,9 persen dari US$3.362 ialah US$2.484. Kemudian angka ini dikalikan DALYs sehingga kerugian makroekonomi sebesar Rp276 trilyun.
Jadi apa penyebab orang merokok? Hal ini perlu dilihat dari segi sosiologi apakah merokok karena kebutuhan komunitas atau seseorang diterima dalam kelompok saat diriya merokok, atau memang itu terjadi pada lingkungan mereka masing-masing. Berbagai macam sisi alasanya, jika hal ini terjadi pada sisi psikologis, orang akan lebih produktif saat merokok atau menemukan ketenangan bersama asap rokok. Sedangkan pada sisi kultural ada cultural bound di mana merokok adalah bagian dari budaya. Tidak merokok sama saja bukan bagian dari komunitas budaya tersebut.
Dirinya menegaskan bahwa, jika kita menemukan hal-hal yang membuat orang memutuskan untuk merokok maupun hal-hal yang membuat orang berhenti merokok maka barulah bisa diformulasikan intervensi apa yang baiknya dilakukan.
Jadi gimana nih gan, udah berani coba untuk berhenti merokok gak? demi kesahatan kita bersama ayo hentikan merokok. Lumayan gan, uangnya buat kita tabung buat kita jalan-jalan hehehe

Kementrian Kesehatan melakukan sebuah penelitian bahwa selama ini pengobatan untuk sekian penyakit akibat rokok dapat dikaitkan cukup tinggi. seperti yang dilansir dari https://www.cnnindonesia.com/gaya-hi...aya-kesehatan/
Saat Soewarta Kosen dari Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI presentasi mengenai Nilai ekonomi dan kesehatan tembakau di Indonesia di Aula Siwabessy, Kemenkes, Jakarta Selatan, mengomentari bahwa Jika ditotal kerugian ekonomi pada 2015 untuk biaya kesehatan sebesar Rp596,61 triliu.

Quote:
Dirinya menambahkan bahwa beban ekonomi sebenarnya lebih rendah dari rill karena belum memperhitungkan biaya tidak langsung selama pengobatan contohnya seperti biaya transpotasi dan waktu produktif keluarga.

Seperti yang dilansir dari Kementrian Kesehatan dari sebuah laporan penelitian pada 2015, konsumsi rokok rata-rata orang per hari yaitu 12,3 batang atau 369 per bulan. Jika harga pokok per batang Rp700, maka belanja rokok per kapitaper bulan sebesar Rp258.500 atau setahun sebesar Rp3.099.600. Bagi perokok aktif sebesar Rp36,3 persen dari total jumlah perokok aktif dikali Rp3.099.600 ialah Rp208,8 triliun.

Quote:
Biaya rawat inap untu kesehatan mengambil dari data Asuransi Kesehatan Nasioanl pada RS kelas B pada2015 sebesar Rp 13.6 triliun. Sedang dengan biaya rawat jalan asumsi satu kunjungan per kasus sebesar Rp53,4 miliar, begitu menurut Soewarto. Tetapi IMF mengatakan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebesar US$3,362 atau Rp43.706.000. Jadi jika dihitung maka kerugian makroekonomi sebesar US$28,7 miliar atau Rp374,06 triliun.

Perlu ada penajaman
Soal Soewarta yang menghitung total kerugian ekonomi akibat tembakau atau rokok cukup fantastis dan mengundang sorotan dari Profesor Ascobat Gani dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

“PDB terdiri dari beberapa komponen yakni Consumption (pengeluaran rumah tangga), Government (pengeluaran pemerintah), Investment (pengeluaran investasi), Export (ekspor) dan Import (import). Pada riset Soewarto, ia menggunakan total PDB sebesar US$3,362, padahal dalam angka ini mencakup seluruh komponen PDB,” jelas Profesor Ascobat Gani.
Menurut Profesor Ascobat pada CNNIndonesia.com usai peluncuran buku "Health and Economics Costs of Tobacco in Indonesia" di Aula Siwabessy, gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, padahal kita hanya ingin menghitung Consumption-nya, pengeluaran rumah tangganya. Dan kalau dilihat juga menurut data dari Kementerian Keuangan kita, kira-kira belanja rumah tangga itu sebesar 73,9 persen dari total PDB.

Menurutnya ada selisih cukup besar, tapi memang bukan berarti kita anggap angka pengeluarannya jadi kecil. Namun hal ini perlu jadi perhatian. Apabila dihitung, 73,9 persen dari US$3.362 ialah US$2.484. Kemudian angka ini dikalikan DALYs sehingga kerugian makroekonomi sebesar Rp276 trilyun.
Quote:
Jadi apa penyebab orang merokok? Hal ini perlu dilihat dari segi sosiologi apakah merokok karena kebutuhan komunitas atau seseorang diterima dalam kelompok saat diriya merokok, atau memang itu terjadi pada lingkungan mereka masing-masing. Berbagai macam sisi alasanya, jika hal ini terjadi pada sisi psikologis, orang akan lebih produktif saat merokok atau menemukan ketenangan bersama asap rokok. Sedangkan pada sisi kultural ada cultural bound di mana merokok adalah bagian dari budaya. Tidak merokok sama saja bukan bagian dari komunitas budaya tersebut.


Dirinya menegaskan bahwa, jika kita menemukan hal-hal yang membuat orang memutuskan untuk merokok maupun hal-hal yang membuat orang berhenti merokok maka barulah bisa diformulasikan intervensi apa yang baiknya dilakukan.

Jadi gimana nih gan, udah berani coba untuk berhenti merokok gak? demi kesahatan kita bersama ayo hentikan merokok. Lumayan gan, uangnya buat kita tabung buat kita jalan-jalan hehehe

0
1.7K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan