- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Memahami Hubungan Antara Introvert dan Fobia Sosial


TS
magnadefender
Memahami Hubungan Antara Introvert dan Fobia Sosial
Kalau mendengar kata “Fobia” pasti yang terbayang dalam pikiran kita adalah ketakutan yang berlebihan terhadap suatu benda atau keadaan tertentu. Contohnya fobia ketinggian (acrophobia), berarti ketakutan terhadap tempat tinggi, lalu ada juga claustrophobia, yakni ketakutan berada di tempat yang tertutup dan sempit, misalnya lift. Lantas bagaimana dengan fobia sosial ? Apakah seseorang yang mengidap fobia sosial berarti ia takut berada di lingkungan masyarakat / sosial? Secara garis besar jawabannya adalah YA.
Fobia sosial merupakan kelainan mental (mental disorder) yang diidap oleh sedikit orang, dan sedikit pula orang yang memahami apa itu Fobia Sosial. Salah satu sifat dasar yang dimiliki oleh pengidap fobia sosial adalah tidak menyukai berada di tempat yang ramai atau berada di tengah kerumunan orang, mereka lebih nyaman ketika sendiri. Bukankah sifat itu juga dimiliki oleh orang introvert? Lantas apakah berarti orang introvert adalah pengidap fobia sosial? Untuk menjawabnya silahkan baca ulasan berikut ini.
INTROVERT
Istilah mengenai introvert dan ektrovert pertama dicetuskan oleh Carl Jung, istilah ini mengacu kepada jenis kepribadian seseorang dalam hal berinteraksi dengan lingkungan sosial. Ekstrovert adalah kepribadian yang cenderung mendapatkan energi / gairah melalui interaksi sosial, senang terlibat dalam kegiatan yang terdiri dari kelompok orang, dan lebih peka terhadap apa yang ada di sekitar mereka. Sebaliknya, orang yang memiliki kepribadian introvert cenderung pendiam, tertutup, suka merenung, serta lebih peduli tentang pemikiran dalam dunia mereka sendiri.
Seorang introvert memperoleh energi dari ide, gambaran, memori, dan reaksi yang bersumber dari dunia dalam diri mereka sendiri. Introvert lebih senang mengerjakan sesuatu seorang diri atau dengan orang-orang yang mereka anggap akrab atau nyaman. Introvert memerlukan waktu untuk berpikir dan menentukan langkah apa yang akan diambil sebelum bertindak.
Umumnya introvert digambarkan dengan pernyataan berikut ini.
Dalam hal interaksi sosial, Introvert tidak begitu menyukai banyak sosialisasi. Meskipun demikian bukan berarti mereka menghindari atau takut terhadap orang lain. Mereka dapat berinteraksi dengan orang yang baru mereka kenal ataupun orang yang kurang akrab dengannya, namun akan merasa lebih nyaman jika mereka berada di dalam suatu kelompok kecil yang berisi sedikit teman terdekatnya yang mereka percayai. Introvert akan sangat loyal serta setia terhadap sahabatnya.
FOBIA SOSIAL
KESIMPULAN
PESAN
Sumur
Fobia sosial merupakan kelainan mental (mental disorder) yang diidap oleh sedikit orang, dan sedikit pula orang yang memahami apa itu Fobia Sosial. Salah satu sifat dasar yang dimiliki oleh pengidap fobia sosial adalah tidak menyukai berada di tempat yang ramai atau berada di tengah kerumunan orang, mereka lebih nyaman ketika sendiri. Bukankah sifat itu juga dimiliki oleh orang introvert? Lantas apakah berarti orang introvert adalah pengidap fobia sosial? Untuk menjawabnya silahkan baca ulasan berikut ini.
INTROVERT
Quote:
Spoiler for Gambar:

Istilah mengenai introvert dan ektrovert pertama dicetuskan oleh Carl Jung, istilah ini mengacu kepada jenis kepribadian seseorang dalam hal berinteraksi dengan lingkungan sosial. Ekstrovert adalah kepribadian yang cenderung mendapatkan energi / gairah melalui interaksi sosial, senang terlibat dalam kegiatan yang terdiri dari kelompok orang, dan lebih peka terhadap apa yang ada di sekitar mereka. Sebaliknya, orang yang memiliki kepribadian introvert cenderung pendiam, tertutup, suka merenung, serta lebih peduli tentang pemikiran dalam dunia mereka sendiri.
Seorang introvert memperoleh energi dari ide, gambaran, memori, dan reaksi yang bersumber dari dunia dalam diri mereka sendiri. Introvert lebih senang mengerjakan sesuatu seorang diri atau dengan orang-orang yang mereka anggap akrab atau nyaman. Introvert memerlukan waktu untuk berpikir dan menentukan langkah apa yang akan diambil sebelum bertindak.
Umumnya introvert digambarkan dengan pernyataan berikut ini.
- Introvert terlihat seperti sosok perenung dan pendiam.
- Introvert merasa nyaman ketika sendiri dan suka mengerjakan sesuatu sendiri.
- Introvert lebih suka mengenal sedikit orang.
- Terkadang introvert menghabiskan terlalu banyak waktu untuk merenung dan tidak cukup cepat dalam bertindak.
- Introvert terkadang lupa memeriksa kembali apakah ide-idenya sesuai untuk diterapkan di dunia luar.
Dalam hal interaksi sosial, Introvert tidak begitu menyukai banyak sosialisasi. Meskipun demikian bukan berarti mereka menghindari atau takut terhadap orang lain. Mereka dapat berinteraksi dengan orang yang baru mereka kenal ataupun orang yang kurang akrab dengannya, namun akan merasa lebih nyaman jika mereka berada di dalam suatu kelompok kecil yang berisi sedikit teman terdekatnya yang mereka percayai. Introvert akan sangat loyal serta setia terhadap sahabatnya.
Spoiler for Gambar:

FOBIA SOSIAL
Quote:
Beberapa waktu yang lalu, tidak sengaja ane melihat salah satu grup komunitas fobia sosial di facebook melalui menu suggestion group, kemudian ane iseng-iseng gabung ke dalamnya. Grup tersebut dipenuhi curhatan, keluhan, dan masalah-masalah para member di dalamnya yang menderita fobia sosial. Masalahnya macam-macam, mulai dari susah dapat kerjaan karena takut ketemu orang, berhenti kuliah di tengah jalan gara-gara tidak tahan dengan lingkungannya, sampai takut keluar rumah untuk ketemu orang.
Bagaimana dengan keseharian mereka? Diantara mereka ada yang sekolah dan bahkan kerja, namun di lingkungan sekolah atau tempat kerjanya sering merasa tidak nyaman serta menyendiri karena menganggap teman-teman mereka memandang mereka aneh. Ada juga yang kerja di rumah / freelance, bantu orang tua atau kakaknya di rumah. Ada juga yang setiap hari cuma stay di rumah, karena mau keluar rumah cemas takut ketemu teman, tetangga, atau saudaranya dengan berbagai alasan. Dan yang menarik, ada yang memproklamirkan dirinya melakukan Hikikomori. Hikikomori merupakan istilah dalam bahasa Jepang untuk menyebut suatu fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosia, kesehariannya hanya di habiskan di kamar dan aktifitasnya hanya main games, online, atau baca buku.

Seorang pemuda hikikomori di Jepang, 2004
Berangkat dari sana ane mulai mempelajari lebih dalam lagi tentang apa itu fobia sosial dari berbagai literatur di internet, bahkan ane tanya-tanya langsung kepada mereka yang mengidap fobia sosial. Well, mari kita bahas satu per satu.
Pengertian Fobia Sosial
Social Anxiety Disrorder (SAD) atau biasa yang dikenal dengan fobia sosial merupakan permasalahan mental ketiga terbesar di dunia saat ini. Tingkat lifetime-prevalency (kemungkinan seseorang terkena fobia sosial) adalah diatas 13%. Kecemasan sosial (fobia sosial) adalah ketakutan akan situasi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, kecemasan sosial adalah rasa cemas dan takut dihakimi atau dinilai orang lain. Penderita fobia sosial sering terlihat sebagai sosok pemalu, pendiam, terbelakang, menarik diri, terhambat, tidak ramah, gerogi, penyendiri, dan tidak merasa tertarik terhadap orang lain.
Ketika seorang pengidap fobia sosial berhadapan dengan banyak orang atau bahkan hanya dengan satu orang, ia akan merasa cemas, gugup, resah, dan tidak percaya diri. Ia takut orang yang sedang berhadapan dengannya akan menganggapnya aneh. Penderita fobia sosial sebenarnya memiliki keinginan untuk berteman dengan orang lain, terlibat dalam suatu kelompok, dan berinteraksi sosial. Tapi gangguan kecemasan sosial membuat mereka tidak bisa melakukan semua itu. Gangguan kecemasan sosial telah menahan mereka untuk bersikap ramah, terbuka, dan bersosialisasi.
Penderita Fobia sosial biasanya sadar bahwa kecemasan yang merasakan sebenarnya tidak masuk akal dan apa yang mereka lakukan tidak wajar karena tidak sama seperti orang kebanyakan. Meskipun demikian mereka masih sulit untuk melepaskan kecemasan dan ketakutan mereka.
Seseorang yang menderita fobia sosial biasanya merasa kesulitan ketika dihadapkan pada situasi berikut ini:
Gejala Emosional
Perasaan yang menyertai fobia sosial meliputi kecemasan, takut luar biasa, gugup, emosi negatif, jantung berdebar, malu, keringat berlebihan, mulut dan tenggorokan kering, gemetar, dan otot kaku. Dalam beberapa situasi, penderita fobia sosial merasa ada bagian yang salah dari tubuhnya sehingga ia menganggap orang lain memandangnya aneh (dysmorphia). Contoh, ketika seorang dengan penderita fobia sosial melihat sesuatu yang lucu maka ia akan tertawa terbahak-bahak, sesaat kemudian sesaat kemudian ia menghentikan tawanya, ia merasa malu dan cemas karena menurutnya ketika ia tertawa wajahnya terlihat jelek serta aneh, ia tak mau orang-orang melihatnya seperti itu. Padahal, belum tentu orang akan berpikir demikian. Gejala yang paling umum yang bisa dilihat dari penderita fobia sosial adalah rasa cemas atau takut.
Penyebab
Penyebab pasti fobia sosial sampai saat ini belum diketahui, tapi beberapa riset terkini menduga fobia sosial terjadi karena faktor gabungan antara genetik dan lingkungan. Pengalaman buruk bisa jadi berkontribusi memicu seseorang mengidap fobia sosial, misalnya bullying, konflik keluarga, dan kekerasan seksual.
Kelainan hormonal seperti ketidakseimbangan serotonin juga bisa menyebabkan seseorang didera fobia sosial. Serotonin adalah hormon dalam otak yang membantu mengatur suasana hati. Amigdala (struktur di otak yang mengontrol respon rasa takut dan perasaan atau pikiran dari kecemasan) yang terlalu aktif juga dapat menyebabkan gangguan ini.
Dari beberapa pengidap fobia sosial yang ane ‘wawancarai’ kebanyakan dari mereka menjadi fobia sosial dikarenakan faktor lingkungan. Ketika kecil atau remaja, mereka sering di bully, baik secara fisik maupun verbal. Bullying tersebut membuat mereka trauma, dan diam menjadi senjata ampuh bagi mereka agar tidak semakin parah di-bully. Trauma serta sikap diam mereka ini kemudian menjadi kebiasaan yang terbawa sampai mereka dewasa. Dari awalnya trauma takut di bully kemudian berkembang lebih buruk menjadi takut berinteraksi dengan orang lain. Mungkin ketakutan mereka disebabkan karena pola pikir mereka yang menganggap orang lain akan menilai mereka aneh, sehingga mereka bisa di-bully lagi, sama seperti perlakuan teman-temannya di masa lalu.
Penyembuhan
Selama beberapa dekade, penelitian telah menyimpulkan, satu-satunya cara menyembuhkan fobia sosial adalah Cognitive-Behavioural Teraphy (CBT). CBT diklaim bisa mengubah pola pikir dan membantu seseorang mengatasi permasalahan fobia sosialnya. Tujuan dari CBT adalah untuk memandu pikiran seseorang ke arah yang lebih rasional dan membantunya mengurangi atau bahkan menghilangkan kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu. Terapi ini mengajarkan orang untuk bereaksi berbeda terhadap situasi yang memicu gejala kecemasan mereka.
CBT membantu pasien menyadari bahwa yang menentukan bagaimana mereka bereaksi atau berperilaku adalah pikiran mereka sendiri, bukan situasi atau orang lain. Cara seseorang berpikir positif dapat mempengaruhi perilaku mereka, dalam hal ini pasien belajar bagaimana mengenali dan mengubah pikiran negatif tentang diri mereka sendiri.
CBT memiliki dua bagian utama:
Pasien CBT juga dapat menerima terapi pemaparan (exposure) di mana mereka secara bertahap dihadapkan pada situasi yang mereka takuti. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan pasien dalam mengatasi situasi kecemasan, merangsang dan mengembangkan kepercayaan diri untuk menghadapinya. Terapi ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus dibawah arahan dan pengawasan terapis / psikiater.
Berdasarkan apa yang ane baca dari pengalaman mereka yang pernah ke psikiater untuk menyembuhkan fobia sosialnya, kebanyakan dari mereka hanya diberi semacam obat golongan benzodiazepin untuk mengatasi rasa cemasnya. Memang obat tersebut manjur, tapi hanya berlangsung sementara, jika rasa cemas kambuh, maka harus minum obat lagi. Bahkan ada yang mengaku kalau obat-obatan tersebut sudah tidak mempan lagi untuk mengatasi kecemasannya.
Yang perlu diperhatikan adalah konsumsi obat-obatan tersebut memang seringkali ampuh untuk megurangi atau menghilangkan rasa cemas, tapi untuk sementara alias temporal, belum lagi efek samping penggunaannya. Dan pastinya obat-obatan seperti ini tidak baik jika dikonsumsi terus menerus.
Ane pernah baca, banyak pengidap fobia sosial yang sembuh tanpa harus terapi atau obat-obatan, salah satunya bisa dibaca disini. Kuncinya ada pada diri sendiri. Mau tidak mau, seorang pengidap fobia sosial harus memaksa dengan amat sangat keras diri mereka untuk keluar dari rasa cemasnya jika ingin sembuh. Tanyakan kembali kepada diri sendiri, apa yang menyebabkan takut ketika berhadapan dengan banyak orang, kemudian sering-seringlah menghadapi rasa takut itu, dan lawanlah dengan pikiran-pikiran positif. Ketika sedikit demi sedikit melawan rasa takut itu dengan pikiran positif, maka perlahan akan muncul semangat untuk sembuh, dan disaat yang bersamaan akan muncul sugesti bahwa ketakutan-ketakutan yang kita fikirkan kenyataannya tidak begitu mengerikan.
Bagaimana dengan keseharian mereka? Diantara mereka ada yang sekolah dan bahkan kerja, namun di lingkungan sekolah atau tempat kerjanya sering merasa tidak nyaman serta menyendiri karena menganggap teman-teman mereka memandang mereka aneh. Ada juga yang kerja di rumah / freelance, bantu orang tua atau kakaknya di rumah. Ada juga yang setiap hari cuma stay di rumah, karena mau keluar rumah cemas takut ketemu teman, tetangga, atau saudaranya dengan berbagai alasan. Dan yang menarik, ada yang memproklamirkan dirinya melakukan Hikikomori. Hikikomori merupakan istilah dalam bahasa Jepang untuk menyebut suatu fenomena di kalangan remaja atau dewasa muda di Jepang yang menarik diri dan mengurung diri dari kehidupan sosia, kesehariannya hanya di habiskan di kamar dan aktifitasnya hanya main games, online, atau baca buku.
Spoiler for Gambar:

Seorang pemuda hikikomori di Jepang, 2004
Berangkat dari sana ane mulai mempelajari lebih dalam lagi tentang apa itu fobia sosial dari berbagai literatur di internet, bahkan ane tanya-tanya langsung kepada mereka yang mengidap fobia sosial. Well, mari kita bahas satu per satu.
Pengertian Fobia Sosial
Spoiler for Gambar:

Social Anxiety Disrorder (SAD) atau biasa yang dikenal dengan fobia sosial merupakan permasalahan mental ketiga terbesar di dunia saat ini. Tingkat lifetime-prevalency (kemungkinan seseorang terkena fobia sosial) adalah diatas 13%. Kecemasan sosial (fobia sosial) adalah ketakutan akan situasi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Dengan kata lain, kecemasan sosial adalah rasa cemas dan takut dihakimi atau dinilai orang lain. Penderita fobia sosial sering terlihat sebagai sosok pemalu, pendiam, terbelakang, menarik diri, terhambat, tidak ramah, gerogi, penyendiri, dan tidak merasa tertarik terhadap orang lain.
Ketika seorang pengidap fobia sosial berhadapan dengan banyak orang atau bahkan hanya dengan satu orang, ia akan merasa cemas, gugup, resah, dan tidak percaya diri. Ia takut orang yang sedang berhadapan dengannya akan menganggapnya aneh. Penderita fobia sosial sebenarnya memiliki keinginan untuk berteman dengan orang lain, terlibat dalam suatu kelompok, dan berinteraksi sosial. Tapi gangguan kecemasan sosial membuat mereka tidak bisa melakukan semua itu. Gangguan kecemasan sosial telah menahan mereka untuk bersikap ramah, terbuka, dan bersosialisasi.
Spoiler for Gambar:

Penderita Fobia sosial biasanya sadar bahwa kecemasan yang merasakan sebenarnya tidak masuk akal dan apa yang mereka lakukan tidak wajar karena tidak sama seperti orang kebanyakan. Meskipun demikian mereka masih sulit untuk melepaskan kecemasan dan ketakutan mereka.
Seseorang yang menderita fobia sosial biasanya merasa kesulitan ketika dihadapkan pada situasi berikut ini:
- Dikenalkan pada orang lain
- Digoda atau dikritik
- Menjadi pusat perhatian
- Dilihat atau diamati ketika sedang melakukan sesuatu
- Mempunyai sesuatu yang harus dibicarakan ke publik
- Bertemu dengan orang penting
- Berada diantara banyak orang
- Mudah malu
- Menatap mata orang lain
- Menulis, berbiacara, dan menelpon di tempat umum.
Gejala Emosional
Spoiler for Gambar:

Perasaan yang menyertai fobia sosial meliputi kecemasan, takut luar biasa, gugup, emosi negatif, jantung berdebar, malu, keringat berlebihan, mulut dan tenggorokan kering, gemetar, dan otot kaku. Dalam beberapa situasi, penderita fobia sosial merasa ada bagian yang salah dari tubuhnya sehingga ia menganggap orang lain memandangnya aneh (dysmorphia). Contoh, ketika seorang dengan penderita fobia sosial melihat sesuatu yang lucu maka ia akan tertawa terbahak-bahak, sesaat kemudian sesaat kemudian ia menghentikan tawanya, ia merasa malu dan cemas karena menurutnya ketika ia tertawa wajahnya terlihat jelek serta aneh, ia tak mau orang-orang melihatnya seperti itu. Padahal, belum tentu orang akan berpikir demikian. Gejala yang paling umum yang bisa dilihat dari penderita fobia sosial adalah rasa cemas atau takut.
Penyebab
Spoiler for Gambar:

Penyebab pasti fobia sosial sampai saat ini belum diketahui, tapi beberapa riset terkini menduga fobia sosial terjadi karena faktor gabungan antara genetik dan lingkungan. Pengalaman buruk bisa jadi berkontribusi memicu seseorang mengidap fobia sosial, misalnya bullying, konflik keluarga, dan kekerasan seksual.
Kelainan hormonal seperti ketidakseimbangan serotonin juga bisa menyebabkan seseorang didera fobia sosial. Serotonin adalah hormon dalam otak yang membantu mengatur suasana hati. Amigdala (struktur di otak yang mengontrol respon rasa takut dan perasaan atau pikiran dari kecemasan) yang terlalu aktif juga dapat menyebabkan gangguan ini.
Dari beberapa pengidap fobia sosial yang ane ‘wawancarai’ kebanyakan dari mereka menjadi fobia sosial dikarenakan faktor lingkungan. Ketika kecil atau remaja, mereka sering di bully, baik secara fisik maupun verbal. Bullying tersebut membuat mereka trauma, dan diam menjadi senjata ampuh bagi mereka agar tidak semakin parah di-bully. Trauma serta sikap diam mereka ini kemudian menjadi kebiasaan yang terbawa sampai mereka dewasa. Dari awalnya trauma takut di bully kemudian berkembang lebih buruk menjadi takut berinteraksi dengan orang lain. Mungkin ketakutan mereka disebabkan karena pola pikir mereka yang menganggap orang lain akan menilai mereka aneh, sehingga mereka bisa di-bully lagi, sama seperti perlakuan teman-temannya di masa lalu.
Penyembuhan
Spoiler for Gambar:

Selama beberapa dekade, penelitian telah menyimpulkan, satu-satunya cara menyembuhkan fobia sosial adalah Cognitive-Behavioural Teraphy (CBT). CBT diklaim bisa mengubah pola pikir dan membantu seseorang mengatasi permasalahan fobia sosialnya. Tujuan dari CBT adalah untuk memandu pikiran seseorang ke arah yang lebih rasional dan membantunya mengurangi atau bahkan menghilangkan kecemasan yang berlebihan terhadap sesuatu. Terapi ini mengajarkan orang untuk bereaksi berbeda terhadap situasi yang memicu gejala kecemasan mereka.
CBT membantu pasien menyadari bahwa yang menentukan bagaimana mereka bereaksi atau berperilaku adalah pikiran mereka sendiri, bukan situasi atau orang lain. Cara seseorang berpikir positif dapat mempengaruhi perilaku mereka, dalam hal ini pasien belajar bagaimana mengenali dan mengubah pikiran negatif tentang diri mereka sendiri.
CBT memiliki dua bagian utama:
- Bagian kognitif / cognitive yang dirancang untuk membatasi pemikiran menyimpang.
- Bagian perilaku / behavioural yang dirancang untuk mengubah cara orang bereaksi terhadap objek atau situasi yang memicu kecemasan.
Pasien CBT juga dapat menerima terapi pemaparan (exposure) di mana mereka secara bertahap dihadapkan pada situasi yang mereka takuti. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterampilan pasien dalam mengatasi situasi kecemasan, merangsang dan mengembangkan kepercayaan diri untuk menghadapinya. Terapi ini tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus dibawah arahan dan pengawasan terapis / psikiater.
Berdasarkan apa yang ane baca dari pengalaman mereka yang pernah ke psikiater untuk menyembuhkan fobia sosialnya, kebanyakan dari mereka hanya diberi semacam obat golongan benzodiazepin untuk mengatasi rasa cemasnya. Memang obat tersebut manjur, tapi hanya berlangsung sementara, jika rasa cemas kambuh, maka harus minum obat lagi. Bahkan ada yang mengaku kalau obat-obatan tersebut sudah tidak mempan lagi untuk mengatasi kecemasannya.
Yang perlu diperhatikan adalah konsumsi obat-obatan tersebut memang seringkali ampuh untuk megurangi atau menghilangkan rasa cemas, tapi untuk sementara alias temporal, belum lagi efek samping penggunaannya. Dan pastinya obat-obatan seperti ini tidak baik jika dikonsumsi terus menerus.
Ane pernah baca, banyak pengidap fobia sosial yang sembuh tanpa harus terapi atau obat-obatan, salah satunya bisa dibaca disini. Kuncinya ada pada diri sendiri. Mau tidak mau, seorang pengidap fobia sosial harus memaksa dengan amat sangat keras diri mereka untuk keluar dari rasa cemasnya jika ingin sembuh. Tanyakan kembali kepada diri sendiri, apa yang menyebabkan takut ketika berhadapan dengan banyak orang, kemudian sering-seringlah menghadapi rasa takut itu, dan lawanlah dengan pikiran-pikiran positif. Ketika sedikit demi sedikit melawan rasa takut itu dengan pikiran positif, maka perlahan akan muncul semangat untuk sembuh, dan disaat yang bersamaan akan muncul sugesti bahwa ketakutan-ketakutan yang kita fikirkan kenyataannya tidak begitu mengerikan.
KESIMPULAN
Quote:
Kita dapat melihat sifat introvert di dalam diri seorang penderita fobia sosial, seperti kurang menyukai berada di tempat yang ramai atau berada di tengah kerumunan orang dan lebih nyaman ketika sendiri. Namun ‘dosis’ sifat introvert di dalam diri pengidap fobia sosial sangat besar dan berlebihan, ditambah lagi rasa cemas dan takut dihakimi atau dinilai negatif oleh orang lain, sehingga mereka memilih menjauh dari lingkungan sosial. Seorang fobia sosial sudah pasti introvert, namun begitu seorang introvert bukan berarti pengidap fobia sosial.
PESAN
Quote:
Kalau ada teman kita di sekolah atau di tempat kerja yang pendiam dan menyendiri jangan dijauhi apa lagi di bully gan. Kemungkinan besar dia adalah introvert atau justru mengidap fobia sosial. Mereka juga ingin bersosialisasi dan punya teman seperti kebanyakan orang, namun mereka tidak tahu harus mulai dari mana, dan itu adalah kelemahan mereka. Kalau sudah begitu kita harus merangkul mereka, jadikan dia teman serta jangan memandang dia berbeda. Mungkin respon mereka ketika kita akrabi pertama kali hanya menjawab seadanya atau menunjukkan ekspresi-ekspresi lainnya yang ‘terkesan sombong’. Padahal aslinya tidak demikian, bisa jadi mereka canggung, atau malu karena diakrabi, tapi seiring berjalannya waktu mereka mampu menerima dan menyesuaikan diri dengan kita.
Stop Bullying!Seperti yang sudah ane paparkan sebelumnya, bullying baik secara fisik ataupun verbal bisa menimbulkan perasaan trauma pada korbannya. Pengidap fobia sosial kebanyakan karena perlakuan bullying yang mereka terima ketika masih kecil atau remaja, dan jika tidak ditangani dengan baik, mungkin seseorang bisa menderita fobia sosial seumur hidupnya.
Buat para pengidap fobia sosial, mengeluh tidak akan menyelesaikan apa-apa. Jadi, Stop Mengeluh! PAKSA diri ente untuk berubah. Tanpa niat dan motivasi yang besar dari diri sendiri fobia sosial tidak bisa hilang atau sembuh meskipun sudah mengkonsumsi obat atau terapi sekalipun.
Stop Bullying!Seperti yang sudah ane paparkan sebelumnya, bullying baik secara fisik ataupun verbal bisa menimbulkan perasaan trauma pada korbannya. Pengidap fobia sosial kebanyakan karena perlakuan bullying yang mereka terima ketika masih kecil atau remaja, dan jika tidak ditangani dengan baik, mungkin seseorang bisa menderita fobia sosial seumur hidupnya.
Buat para pengidap fobia sosial, mengeluh tidak akan menyelesaikan apa-apa. Jadi, Stop Mengeluh! PAKSA diri ente untuk berubah. Tanpa niat dan motivasi yang besar dari diri sendiri fobia sosial tidak bisa hilang atau sembuh meskipun sudah mengkonsumsi obat atau terapi sekalipun.
Spoiler for Gambar:

Sumur
Spoiler for Sumur:
http://socialphobia.org/social-anxie...ight-prognosis
https://introvertsurvivor.wordpress....overt/#more-56
https://www.fastcompany.com/3016031/...or-your-career
http://www.myersbriggs.org/my-mbti-p...troversion.htm
http://www.medicalnewstoday.com/arti...891.php?page=3
http://www.webmd.com/anxiety-panic/g...isorder?page=3
http://phobiasosial.blogspot.com/201...ia-sosial.html
http://www.healthline.com/health/anx...phobia#Causes3
https://id.wikipedia.org/wiki/Hikikomori
Illustration image was taken from Google
https://introvertsurvivor.wordpress....overt/#more-56
https://www.fastcompany.com/3016031/...or-your-career
http://www.myersbriggs.org/my-mbti-p...troversion.htm
http://www.medicalnewstoday.com/arti...891.php?page=3
http://www.webmd.com/anxiety-panic/g...isorder?page=3
http://phobiasosial.blogspot.com/201...ia-sosial.html
http://www.healthline.com/health/anx...phobia#Causes3
https://id.wikipedia.org/wiki/Hikikomori
Illustration image was taken from Google
Diubah oleh magnadefender 21-10-2016 10:56
0
11.7K
Kutip
48
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan