- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
"Mangkal" Seenaknya, Ojek "Online" Jadi Penyebab Kemacetan


TS
rasrobek
"Mangkal" Seenaknya, Ojek "Online" Jadi Penyebab Kemacetan
Spoiler for buka gan:

HT KE 7

Quote:
"Mangkal" Seenaknya, Ojek "Online" Jadi Penyebab Kemacetan

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pengemudiojek online sering mengokupasi badan jalan sehingga menimbulkan kemacetan di sejumlah wilayah di DKI Jakarta.
Berdasarkan pantauan Kompas.com , di beberapa kawasan padat lalu lintas, seperti di depan kampus Universitas Kristen Indonesia (UKI), depan Mall Kasablanka, sampai Stasiun Tebet, Kamis (16/11/2017), banyak ojek online mangkal seenaknya di bahu jalan. Akibatnya, arus lalu lintas di sekitar lokasi itu menjadi terhambat.
Perilaku para ojek online yang berhenti dan melawan arah seenaknyajuga menjadi pemandangan umum.
"Hampir tiap hari memang begini, Mas, karena kebanyakan orang turun dari kereta langsung pesan (ojek online )," kata Narto, petugas parkir di salah satu ruko dekat Stasiun Tebet.
"Mereka (ojek online ) nunggu orderan sepertinya, jadi banyak yang mangkal di pinggir jalan," ujar Narto.
Tanpa adanya petugas lalu lintas, baik dari kepolisian maupun dinas perhubungan di lokasi, menandakan minimnya pengaturan di kawasan tersebut.
Selain parkir sembarangan di bahu jalan, ada beberapa ojek online yang sengaja ngetem di putaran jalan bawah kolong flyover Tebet arah Jatinegara. Kondisi ini membuat akses berputar arah bagi pengguna jalan lain terganggu akibat adanya penyempitan jalan.
Penulis: Stanly Ravel
Editor: Egidius Patnistik
http://megapolitan.kompas.com/read/2...ebab-kemacetan
Dumb ass

Quote:
Kata Pengemudi Ojek Online yang Dicap Biang Macet karena Sering Ngetem

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena ojek online yang diklaim bikin macet akibat suka mangkal alias ngetem sembarangan menjadi sorotan warga. Pengemudi ojek online mengakui kerap ngetem sembarangan karena tuntutan profesi.
Rahman Tohir, pengemudi Go-Jek yang juga merupakan Ketua Forum Komunitas Driver Online Indonesia (FKDOI) menjelaskan bahwa hal tersebut dilakukan karena mereka tidak difasilitasi pihak aplikator.
"Kami sudah menyampaikan tapi memang belum secara formil. Harusnya manajemen ini melihat realita di jalanan, apa yang jadi kebutuhan kami dalam bekerja," ucap Tohir kepada Kompas.com, Rabu (22/11/2017).
"Kami dan teman-teman ini memang dianggap memacetkan jalanan karena suka berhenti di sembarang tempat, bahkan di beberapa lokasi kami juga masih mendapatkan sikap diskriminasi dari beberapa pihak pengelola kawasan. Kami dibedakan dari opang (ojek pangkalan) atau bajaj, mereka mendapat tempat sedangkan kami diusir, padahal sama-sama mencari sesuap nasi," kata Tohir.
Menurut Tohir, harusnya manajemen atau aplikator lebih pekaterhadap kebutuhan para mitranya yang bekerja di lapangan. Mereka harus melihat bagaimana kendala-kendalanya dan memberikan solusi.
"Tolong dong pihak aplikator melihat gejala ini, kami sering diamankan Dishub, untuk nebus motor itu minimal Rp 100.000. Padahal itu bonus kami dalam satu hari yang sudah bercucuran keringat," ujar Tohir.
Dia mengimbau manajemen membuat shelter
seperti yang sudah ada di beberapa tempat.
"Harusnya pihak manajemen bisa mencontoh beberapa lokasi di Jakarta yang baik pada kami dengan memberikan shelter, seperti di FX Sudirman dan juga AXA Tower di Kuningan City. Manajemen ojek online harus lebih peka dan peduli, kami ini yang mencari uang di jalan untuk mereka juga," ujar Tohir.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...-sering-ngetem
lebih peka
Kamu gak peka mas

Quote:
Sudin Perhubungan Minta Ojek "Online" Dibimbing agar Tak "Mangkal" Seenaknya

JAKARTA, KOMPAS.com - Menanggapi ojek
online yang sering mangkal sembarangan di kawasan Stasiun Tebet dan daerah Selatan lainnya, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan mengatakan tidak memiliki hak untuk melakukan penindakan.
"Kami sudah cukup sering dan intens mengatur di sana, tapi ya itu, kami tidak punya hak melakukan penindakan tegas seperti menilang," ucap Kepala Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan Christianto kepada Kompas.com , Kamis (16/11/2017).
Menurut Christianto, untuk penilangan terhadap roda dua atau pelat nomor polisi hitam, Dinas Perhubungan tidak memiliki hak. Karena itu, pihaknya hanya bisa melakukan kerja sama dengan kepolisian saat melakukan pengaturan.
"Sebenarnya kita serba salah, kita hanya bisa mengatur, tidak punya hak menilang. Lagian harusnya menurut undang-undang, roda dua itu bukan untuk angkutan umum,"kata Christianto.

"Jadi selama ini kami lebih ke arahan, kalau peneguran keras untuk yang ngetem sembarangan saja seperti parkir di trotoar atau bahu jalan. Biasanya kita kempisin bannya. Kita minta pihak penyedia layanan (Grab, Uber, Gojek) untuk memberikan bimbingan bagi para mitranya lah, jangan sampai menggangu ketertiban," ucap Christianto.
Sebelumnya dari pantauan Kompas.com di Kawasan Stasiun Tebet cukup banyak para ojek daring yang mangkal, mulai dari di bahu jalan, trotoar, sampai ada yang di bawah kolong flyover menuju arah Jatinegara.
Kondisi ini membuat perjalanan sejumlah pengguna jalan lain menjadi lebih lambat akibat
bottleneck atau penyempitan ruas jalan.
http://megapolitan.kompas.com/read/2...gkal-seenaknya
Spoiler for bonus:
Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Quote:

Diubah oleh rasrobek 22-11-2017 18:03
0
18.3K
Kutip
214
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan