Anggaran Pendidikan RI-Vietnam Sama, Sri Mulyani: Hasilnya Lebih Mengenaskan
TS
aghilfath
Anggaran Pendidikan RI-Vietnam Sama, Sri Mulyani: Hasilnya Lebih Mengenaskan
Spoiler for Anggaran Pendidikan RI-Vietnam Sama, Sri Mulyani: Hasilnya Lebih Mengenaskan:
Quote:
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menugaskan jajarannya untuk memeriksa hasil dari uang negara yang sudah digunakan. Hal ini disampaikan usai dilakukannya sinergi antara Direktorat Jenderal Anggaran (DJA), Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan (DJPK) dan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Dia mencontohkan, pada tahun ini anggaran pendidikan naik menjadi Rp410 triliun. Namun fokus pemerintah yang telah mengalokasikan 20% Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ternyata hasilnya tidak masimal.
"Coba bandingkan, Pak Askolani dalam program pendidikan berapa jumlah belanja 20%. Itu hasilkan berapa jumlah BOS, penerimaan beasiswa dan guru. Pak Boediarso coba lihat tidak semua daerah siapkan 20% anggarannya," katanya di Kementerian Keuangan, Jakarta Rabu (22/11/2017).
Lebih lanjut, Sri Mulyani semakin membuka tidak efektifnya anggaran pendidikan. Di mana saat Presiden Joko Widodo bertemu dengan Bank Dunia, disampaikan bahwa Indonesia dan Vietnam memiliki komitmen belanja untuk pendidikan sama-sama disiapkan 20%.
"Tapi hasilnya untuk skor membaca kita peringkat 62 dari 66 negara, kemudian dari keseluruhannya kita peringkat 52 dari 55 negara. Vietnam ada di ranking 8. Lihat hasil lebih mengenaskan," tegasnya.
Dari contoh ini, Sri Mulyani sampaikan harapan kepada ketiga direktorat yang hari ini melakukan sinergi. Indonesia akan tertinggal dan terenyah untuk bisa menjadi negara maju. Untuk itu dibutuhkan satu evaluasi fiskal dari mulai alokasi, distribusi, hingga pelaksanannya.
"Jadi harus buat SOP sinergi ini. Bagaimana mungkin buat DAK fisik, tapi tidak merata. Ada yang sebelah dapat dana untuk bangun sekolah, sekolah sebelahnya tidak," ujarnya.
Di sisi lain untuk anggaran pendidikan, Sri Mulyani juga menyoroti anggaran yang setiap tahunnya naik. Di era menjadi Menteri Keuangan zaman Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, anggaran pendidikan disiapkan sebesar Rp10 triliun dan sekarang sudah Rp410 triliun.
"Itu kita fisik bangunan sekolah saja bisa diliham. Belum semuanya diperbaiki bangunannya. Belum kegiatan belajar mengajar, kalau 25% saja guru kita tidak kompeten, gimana muridnya. Jadi kalau hulu kualitas itu harus ditingkatkan," tukasnya.
Berita terakhir menunjukkan pengangguran justru banyak didominasi lulusan SMK yg mestinya siap kerja, pantas bu Menteri mengeluhkan besarnya anggaran yg tidak signifikan dengan hasil yg didapat