- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Selamat Hari Toleransi Internasional ( Kota Toleran di Indonesia )


TS
nasbungdiehard
Selamat Hari Toleransi Internasional ( Kota Toleran di Indonesia )
Awal Mula Tercetusnya Hari Toleransi Internasional
Spoiler for toleransi beragama:
Hari ini diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional. Hari spesial ini mulai diperingati sejak 1996. Saat itu, Majelis Umum PBB mengundang negara-negara anggota PBB untuk mematuhi Hari Toleransi Internasional pada 16 November.
Pada hari ulang tahun ke-50 PBB, 16 November 1995, negara-negara anggota UNESCO mengadopsi sebuah Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi, antara lain menegaskan bahwa toleransi merupakan cara untuk menghindari ketidakpedulian.
Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, dan marginalisasi di banyak negara. Padahal, keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis dunia kita bukanlah dalih untuk konflik, tapi sebagai pelengkap yang memperkaya kita semua.
Deklarasi dibuat sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap beragam budaya di dunia, bentuk ekspresi dan cara kita menjadi manusia.
Sikap toleransi adalah bentuk pengakuan hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental orang lain. Dengan adanya keberagaman manusia, toleransi bisa menjamin kelangsungan hidup komunitas di setiap wilayah dunia.
Tiga hal wujudkan toleransi berikut ini merupakan cara untuk mewujudkan toleransi :
1. Penegakan hak asasi manusia
Setiap negara bertanggung jawab untuk menegakkan hukum hak asasi manusia, melarang kebencian, dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.Negara juga harus memastikan akses yang sama bagi setiap orang terhadap pengadilan, komisaris hak asasi manusia atau ombudsman, sehingga tidak ada orang yang main hakim sendiri dan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan perselisihan.
2. Pendidikan
Intoleransi sangat sering berakar pada ketidaktahuan dan ketakutan. Intoleransi juga terkait erat dengan rasa harga diri dan kebanggaan yang berlebihan, baik personal, nasional maupun religius. Gagasan yang salah ini seringkali diajarkan dan dipelajari sejak usia dini.
Oleh karena itu, penekanan yang lebih besar perlu dilakukan untuk mendidik dengan cara yang lebih baik. Upaya yang lebih besar perlu dilakukan untuk mengajarkan anak-anak tentang toleransi dan hak asasi manusia serta tentang cara hidup lainnya.
3. Kesadaran individu
Kesombongan, stereotip, stigmatisasi, penghinaan dan lelucon rasial adalah contoh ekspresi intoleransi individu yang menimpa beberapa orang setiap hari. Intoleransi ini dapat menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat.
Untuk melawan intoleransi, individu harus menyadari bahwa intoleransi harus dihapuskan. Hal ini akan berhasil jika masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hak asasi manusia.
Pada hari ulang tahun ke-50 PBB, 16 November 1995, negara-negara anggota UNESCO mengadopsi sebuah Deklarasi Prinsip-Prinsip Toleransi, antara lain menegaskan bahwa toleransi merupakan cara untuk menghindari ketidakpedulian.
Hal ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus ketidakadilan, kekerasan, diskriminasi, dan marginalisasi di banyak negara. Padahal, keragaman agama, bahasa, budaya, dan etnis dunia kita bukanlah dalih untuk konflik, tapi sebagai pelengkap yang memperkaya kita semua.
Deklarasi dibuat sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap beragam budaya di dunia, bentuk ekspresi dan cara kita menjadi manusia.
Sikap toleransi adalah bentuk pengakuan hak asasi manusia universal dan kebebasan fundamental orang lain. Dengan adanya keberagaman manusia, toleransi bisa menjamin kelangsungan hidup komunitas di setiap wilayah dunia.
Tiga hal wujudkan toleransi berikut ini merupakan cara untuk mewujudkan toleransi :
1. Penegakan hak asasi manusia
Setiap negara bertanggung jawab untuk menegakkan hukum hak asasi manusia, melarang kebencian, dan diskriminasi terhadap kelompok minoritas.Negara juga harus memastikan akses yang sama bagi setiap orang terhadap pengadilan, komisaris hak asasi manusia atau ombudsman, sehingga tidak ada orang yang main hakim sendiri dan menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan perselisihan.
2. Pendidikan
Intoleransi sangat sering berakar pada ketidaktahuan dan ketakutan. Intoleransi juga terkait erat dengan rasa harga diri dan kebanggaan yang berlebihan, baik personal, nasional maupun religius. Gagasan yang salah ini seringkali diajarkan dan dipelajari sejak usia dini.
Oleh karena itu, penekanan yang lebih besar perlu dilakukan untuk mendidik dengan cara yang lebih baik. Upaya yang lebih besar perlu dilakukan untuk mengajarkan anak-anak tentang toleransi dan hak asasi manusia serta tentang cara hidup lainnya.
3. Kesadaran individu
Kesombongan, stereotip, stigmatisasi, penghinaan dan lelucon rasial adalah contoh ekspresi intoleransi individu yang menimpa beberapa orang setiap hari. Intoleransi ini dapat menimbulkan perpecahan di kalangan masyarakat.
Untuk melawan intoleransi, individu harus menyadari bahwa intoleransi harus dihapuskan. Hal ini akan berhasil jika masyarakat memiliki kesadaran yang tinggi untuk tidak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan hak asasi manusia.
Spoiler for Kita semua Indonesia:
Indeks Kota Toleran di Indonesia
Berdasarkan laporan Indeks Kota Toleran (IKT) dari Setara Institute ada enam indikator yang menjadi parameter dalam penyusunan laporan indeks kota toleran ini, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemerintah (RPJMD) Kota, Peraturan Daerah, pernyataan pemerintah, tindakan pemerintah terkait peristiwa intoleransi, peristiwa pelanggaran kebebasan beragama, dan demografi penduduk berdasarkan agama.
Berikut ini 10 kota di Indonesia, dengan skor tertinggi menurut Setara Institute dan UKP-PIP.
1. Manado dengan skor 5,90
2. Pematang Siantar dengan skor 5,90
3. Salatiga dengan skor 5,90
4. Singkawang dengan skor 5,90
5. Tual dengan skor 5,90
6. Binjai dengan skor 5,80
7. Kotamobagu dengan skor 5,80
8. Palu dengan skor 5,80
9. Tebing Tinggi dengan skor 5,80
10. Surakarta dengan skor 5,70
1. Manado dengan skor 5,90
2. Pematang Siantar dengan skor 5,90
3. Salatiga dengan skor 5,90
4. Singkawang dengan skor 5,90
5. Tual dengan skor 5,90
6. Binjai dengan skor 5,80
7. Kotamobagu dengan skor 5,80
8. Palu dengan skor 5,80
9. Tebing Tinggi dengan skor 5,80
10. Surakarta dengan skor 5,70
Berikut 10 kota mendapatkan skor toleransi terendah menurut setara institute dan UKP-PIP, yaitu
1. DKI Jakarta dengan skor 2,30
2. Banda Aceh dengan skor 2,90,
3. Bogor dengan skor 3,05,
4. Cilegon dengan skor 3,20,
5. Depok dengan skor 3,30,
6. Yogyakarta dengan skor 3,40,
7. Banjarmasin dengan skor 3,55,
8. Makassar dengan skor 3,65,
9. Padang dengan skor 3,75, dan
10. Mataram dengan skor 3,78.
1. DKI Jakarta dengan skor 2,30
2. Banda Aceh dengan skor 2,90,
3. Bogor dengan skor 3,05,
4. Cilegon dengan skor 3,20,
5. Depok dengan skor 3,30,
6. Yogyakarta dengan skor 3,40,
7. Banjarmasin dengan skor 3,55,
8. Makassar dengan skor 3,65,
9. Padang dengan skor 3,75, dan
10. Mataram dengan skor 3,78.
Kota paling toleran adalah Manado dan kota paling tidak toleran adalah DKI Jakarta
sumber 1
sumber 2
sumber 3
Diubah oleh nasbungdiehard 17-11-2017 16:29
0
2.3K
11


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan