Halo gue Youtuber Kepo Gaming.
Ini versi videonya:
Quote:
Ini versi artikelnya:
Kali ini gue bakal ngebahas pemain toxic dalam game MOBA terutama game Mobile Legends dan Arena of Valor. Sebenarnya semua game online dipastikan ada pemain toxic-nya tapi untuk video kali ini gue mengkhususkan untuk game MOBA. Toxic tuh artinya beracun alias memberikan efek negatif bagi kita dan tim. Oke berikut adalah ciri-ciri pemain toxic dalam game MOBA.
Quote:
1. Suka ngebacot, berkata kasar, menyalahkan tim

Yang pertama tentu adalah suka ngebacot, berkata-kata kasar, mengumpat, meremehkan, dan menyalahkan tim. Misalnya ada Archer alias Marksman yang sudah mati 3x, sedangkan teman-temannya masih 0. Setiap pemain tentu harus berusaha supaya tidak mati, karena semakin sering pemain mati, maka musuh akan menjadi semakin kaya dan semakin kuat. Karena itu sebelum menyalahkan pemain lain, lihat dulu diri sendiri apakah bisa menjaga diri supaya tidak mati, kalau mati dibunuh berkali-kali bisa-bisa cuma jadi feeder alias makanan musuh. Setelah menjadi feeder kemudian pemain tersebut menyalahkan tim, katanya tim sampah lah, tim payah, tim noob, tanknya bego, assassinnya butut, dan lain-lain padahal pemain tersebut yang berkontribusi paling sedikit dalam tim dan hanya menjadi feeder musuh saja. Pemain toxic juga kadang ada dalam tim lawan, yang suka mengetik kata-kata meremehkan seperti, ah lemah banget nih tim lawan easy win, atau satu lawan satu luh sama gue, kalau mati terus chat lagi alah beraninya keroyokan luh gue bilang satu lawan satu, pengecut luh, banci, dll. Yaelah kalau mau satu lawan satu main game lain lah kaya Clash Royale atau game fighting Tekken. Game MOBA kan permainan tim jadi harus siap sama yang namanya dikeroyok. Bahasa kebun binatang juga bisa keluar dari kolom chat kalau bertemu pemain toxic kaya gini. Solusinya matikan ruang chat saja biar aman sentosa.
Quote:
2. Like a boss

Yang kedua adalah pemain yang suka memerintah dan menyuruh-nyuruh. Ada pemain yang merasa professional dan merasa paling hebat sendiri. Pemain ini suka memerintah pemain lain supaya sesuai dengan keinginannya. Dalam permainan MOBA tentunya tidak ada yang namanya bos walaupun seandainya levelnya lebih tinggi. Kita tidak bisa memaksakan pemain lain untuk melakukan hal yang kita inginkan apalagi kalau ternyata permainan kita masih jelek dan pengaturan strategi masih kacau balau ga jelas. Perintah yang seperti, woy equip loe salah ganti luh cupu, woy talent-nya apaan tuh ganti pake heal noob, kalau gue bilang mundur ya mundur maju ya maju ikutin kata gue, dan lain-lain yang sok bossy. Padahal kalau ingin bantuan atau memberi saran kan bisa dengan cara yang lebih sopan daripada mengetik bahasa-bahasa yang terkesan tidak enak. Pernah ketemu pemain yang waktu semua musuh udah habis dan gue sama temen tim berdua nyerang tower terakhir, kemudian ada satu pemain yang udah mati rewel nyuruh mundur sambil ngata-ngatain, "woy, mundur luh! mundur ngapain loe oon!" Lah, musuh udah mati semua ngapain disuruh mundur, ini waktu yang tepat buat nyerang tower lah. Akhirnya gue sama temen tim cuekin sampai lambang victory muncul di layar. Jadi boss silakan kalau perintahnya masuk akal, kalau bikin mengernyitkan dahi ngapain juga diturutin. Kalau kalian sudah tidak tahan sama perintahnya yang ga jelas solusinya ya tutup ruang chat supaya bisa bermain dengan tenang.
Quote:
3. Pemain tidak memperhatikan susunan tim
Yang ketiga adalah pemain yang tidak memperhatikan susunan tim. Dalam game MOBA sebaiknya sih dalam satu tim ada lengkap semua class mulai dari tank, assassin, archer atau marksman kalau di Mobile Legends, mage, dan support. Dalam game AoV juga ada sistemnya yang secara otomatis memberitahu kalau susunan dalam tim sudah seimbang atau belum. Susunan tim yang seimbang akan saling melengkapi dan mempermudah kemenangan. Sayangnya masih banyak pemain yang auto lock memilih hero yang mereka inginkan saja tanpa memperhatikan susunan tim. Waktu itu gue pernah ketemu tim lawan heronya class mage semua, tentu saja dengan mudah tim tersebut kita bantai. Paling sering sih dalam satu tim ga ada yang mau jadi tank, semuanya pengen ngekill ga ada yang mau nahan badan. Kalau ketemu tim seperti ini terpaksa mau tidak mau kita yang mengalah memilih hero belakangan, karena kemenangan tim itu lebih penting daripada skor pribadi.
Quote:
4. Pemain yang tidak mau bekerja sama

Yang keempat adalah pemain yang tidak menjalankan peran sesuai dengan class-nya alias tidak bekerja sama. Misalnya ada tank yang ngehunt di jungle, mage dan archer mengambil buff merah yang sebenarnya lebih cocok untuk assassin atau warrior. Sekedar informasi buff merah dalam Arena of Valor efeknya tuh hanya setengah bagi archer karena itu kalau ada archer yang ngebotakin semua hutan tanpa membagi ke Assassin sampai melupakan tugasnya jaga tower dan kemudian ujung-ujungnya bilang “noob team.” Sebenarnya tim bisa main noob gara-gara dirinya sendiri juga tapi pemain toxic ini tidak sadar dan menyalahkan tim. Gue pernah ketemu sama satu pemain class Archer alias Marksman yang ga mau jaga tower tengah ngelawan Archer lagi, dia cuma pengen nemenin temennya yang mage di bawah. Jadinya terpaksa Assassin jaga tower ngelawan Archer. Udah jelas auto lose. Atau ada pemain yang HP-nya masih penuh saat ganking dan tiba-tiba kabur kembali ke markas karena takut mati sehingga semua teman-temannya ditinggalin. Ya, mereka pemain yang lebih mementingkan skornya sendiri ketimbang tim.
Quote:
5. AFK (Away From Keyboard)
Yang kelima adalah AFK alias Away From Keyboard. Gue pernah main di satu tim tiba-tiba ada yang AFK. Kalau misal karena jaringan jelek, tiba-tiba kuota abis lupa isi, smartphone ngehang, sakit perut mau ke WC, kita masih bisa maklumi lah. Tapi kadang ada yang di tengah-tengah permainan AFK dengan alasan yang kocak, misalnya mau beli baso dulu. Jujur ini gue pernah ngalamin, permainan baru 5 menit tiba-tiba ada yang pamit AFK alasannya mau jajan dulu beli baso, ditinggalin aja match-nya selama 10 menit. Auto lose. Yang lebih lucu lagi ada pemain yang suka ngambek. Dulu temen satu guild gue ada yang ngambek cuma karena buff birunya diambil sekali sama temen satu tim. Setelah itu dia langsung ngambek AFK ga mau main lagi. Pemain seperti ini sudah sewajarnya kita report supaya mendapatkan hukuman yang setimpal karena sangat merugikan tim.
Kelakuan-kelakuan pemain toxic ini bisa membuat main game yang tujuannya untuk have fun malah jadi bikin kesel. Hal tersebut juga bisa membuat teman satu tim menjadi jatuh mentalnya, bikin males main, emosi, dan lain-lain. Hal tersebut jelas semakin menjauhkan tim dari kemenangan. Pemain toxic memang merugikan tim dan membawa dampak negatif bagi tim. Semoga yang menonton video atau membaca artikel ini ini tidak ada pemain toxic, jika ada yang pernah melakukan poin-poin tersebut sebaiknya intropeksi diri jangan sampai terus-terusan menjadi pemain toxic.