Quote:
GARDANASIONAL -Cina dianggap sebagai Negara yang paling potensial mengancam keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dominasi Cina yang telah mencengkeram ekonomi Indonesia serta kekuatan militer mereka dianggap menjadi ancaman terbesar negeri ini.
Hal tersebut merupakan hasil survey yang digelar Median, sebuah lembaga survey terkemuka, kepada sekitar seribu WNI di seluruh Indonesia. Menurut Direktur Riset Median, Sudarto, survei dilakukan pada kurun 14-22 September 2017. Ia menambahkan, mayoritas responden adalah warga masyarakat di kampung dan pelosok desa.
Dari survei tersebut didapat data bahwa sebanyak 31,2 persen masyarakat atau rakyat Indonesia menilai Cina telah menguasai bahkan menyandera perekonomian Indonesia. “Mayoritas Masyarakat menilai, ekonomi Indonesia saat ini sedang dikuasai Cina,” ujar Sudarto.
Alasan lain mengapa Cina menjadi negara yang memiliki potensi besar memberikan ancaman terhadap Indonesia, menurut Sudarto, juga karena saat ini sektor ekonomi di semua level telah didominasi Cina.
“Sebanyak 23,7 persen masyarakat menilai bahwa produk Cina telah membanjiri pasar Indonesia sehingga produk dalam negeri tidak mampu bersaing dengan produk Cina,”kata dia.
Tidak hanya itu, dalam pola pikir masyarakat Indonesia saat ini, hal itu terjadi karena ajaran Komunis Cina sudah mulai mencoba hidup kembali di Indonesia, sementara 6,5 persen masyarakat juga menyatakan karena sudah banyak orang Cina yang datang dan tinggal di Indonesia.
Menurut Sudarto, data yang didapatkan lembaganya itu semestinya diperhatikan dengan sungguh-sungguh oleh pemerintah. “Kita tak bisa lagi menganggap remeh hegemoni Cina, menyusul semakin membanjirnya para tenaga kerja asal Cina berdatangan masuk Indonesia,” kata dia.
Untuk itu, kata Sudarto, setidaknya pemerintah dan partai-partai politik yang ada mau menjaga jarak dengan Cina.
“Kami belum sampai pada kesimpulan apakah pemerintah dengan data ini perlu mengevaluasi ulang hubungan dengan Cina, misalnya. Tetapi faktanya masyarakat Indonesia memiliki resistensi tinggi terhadap Cina, bahkan lebih tinggi dibanding terhadap AS.”