Sesuatu yang indah memerlukan waktu untuk berubah, begitu pula diri ini. Tak terasa sepuluh tahun sudah aku menulis sesuatu yang telah lama aku pendam.

Puisi, ya puisi. Sebuah kumpulan kata yang terangkai dari perasaan sang penulis untuk menggambarkan suasana hati baik sang penulis maupun orang yang pernah ditemui oleh sang penulis. Suka cita menjadi bumbu dalam setiap karyanya.

Definisi sebuah puisi kadang berbeda satu sama lain, namun kita ambil garis tengahnya, bila puisi adalah bahasa hati yang ingin disampaikan pada sesama. Termasuk diri ini yang ingin rasanya mengutarakan isi hati terdahulu yang tak sampai.

Sebenarnya aku merasa malu untuk mengatakan bila aku seorang penulis, aku lebih suka menyebut diriku sebagai musafir hikmah karena jujur, kita takkan lepas dari "pembelajaran" dari sang khalik. Setiap perjalanan hidup manusia yang kita temui adalah risalah bagi kita untuk merenungkan sejenak tentang diri kita.

Mungkin dengan puisi saya ini bisa menjadi hikmah bagi kita semua. Sebelum itu saya mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan.

Mimpi yang terindah

Angin berhembus menyapamu.
Saat engkau datang dengan senyummu.
Hingga langit bumi menanyaiku.
Siapa bidadari yang turun Ini.

Kau datang dengan angin.
Yang mengikuti jejak langkahmu.
Kau.
Bagai peri kecilku.

Seakan memberi pesan.
Yang berharga bagiku.
Betapa sakralnya.
Mimpi terbaik dari dirimu.

Kau datang dengan pelangi.
Yang mengikuti jejak langkahmu

Kau.
Bagaikan pelangi.
Yang memberikan mimpi terbaik

Kau mimpi yang terindah.
Dalam dunia ini.
Menanti.
Perjuangan suci.

Cinta yang sejati.
Bila engkau berjuang
Tulus hati.
Menggapai mimpi.

Tetaplah disana.
Singgasana yang suci.
Wahai kasih.
Kaulah impianku.

Tak ada impian.
Bila tak ada sebuah.
Pengorbanan.
Dari dirimu.


Pengorbanan !
Dari dirimu !


Kobaran api ini !
Berpadu dengan angin.
Kasih sayang !
Tulus untuk kamu.

Aku akan terus bersamamu.
Selalu menemanimu.
Hingga akhir waktu.
Menjemputku.


Aku akan selalu bersamamu.
Menemani langkahku.
Terus bersamamu.
Selamanya......

Genggamlah tanganku ini.
Melangkahlah bersamaku.
Terus bersamaku.
Selamanya !

Kyota hamzah
15/1/2016

Hujan penyambung hati

Hujan deras saat senja menanti.

Entah apa yang akan datang kelak.

Kebimbangan dan tak tahu arah.

Entah sampai kapan akan begini.

Aku berada dalam hujan yang lebat.

Menanti pesan dari sang hujan.

Namun hujan tidak menyampaikan kabar.

Entah apa yang menghambatnya.

Diriku terombang-ambing dalam keraguan.

Seakan langkah takut berjalan.

Melihat masa depan yang begitu pekat.

Oleh tekanan dan pengaruh dunia yang terus menghasut.

Entah mengapa aku bimbang.

Meski aku tahu jalan keluarnya.

Namun seakan diri ini ikut memberontak.

Seakan raga dan nafsu menginginkan status quo.

Dalam zona aman tak kekurangan apapun.

Namun jiwa ini menginginkan kemerdekaan.

Bebas melanyang menembus langit.

Tanpa ada belenggu mengekang.

Perang itupun terjadi jua.

Dua kubu saling beradu.

Entah siapa yang akan jadi pemenang.

Hanya air hujan yang menjadi saksi.

Perselisihan seorang anak manusia

Mencari jati diri yang masih terbungkus.

Oleh ego dan rasio.


Kyota hamzah
5/2/2016

Angin sunyi

Angin sunyi ...
Sampaikan pesanku !


Angin sunyi ....
Sampaikan padanya !


Angin sunyi ...
Tunjukkan arahmu !


Angin sunyi ...
Akukan kembali !




Angin sunyi Sampaikanlah pesanku.

Sampaikanlah kepada dirinya.

Angin sunyi berikan petunjuk.

Aku akan segera kembali.

Langit malam jadilah saksi.

Kisah cinta yang kekal abadi.

Wahai dinda tunggulah diriku.

Aku akan segera kembali.


Kyota hamzah
8/10/2014