Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

toniovichAvatar border
TS
toniovich
Gunakan MSG Seperlunya Agar Tak Disebut Generasi Micin


Generasi micin. Frasa ini semakin ngetop beberapa waktu belakangan. Entah apa yang mulanya terbersit di benak pencetus dua kata tersebut, namun pelabelan generasi micin memiliki makna yang kurang mengenakkan. Biasanya menggambarkan kelakuan seseorang yang lebih sering bertingkah dulu mikir belakangan. Yang menjadi pertanyaannya sekarang, salah apa sih micin kok dikonotasikan dengan hal-hal konyol?

Micin, vetsin atau juga dikenal dengan MSG (MonoSodium Glutamate), dalam pengertian paling umum adalah garam natrium dari asam glutamat yang merupakan salah satu asam amino non-esensial terbanyak. Sebagian besar produsen makanan berskala industri menggunakan MSG sebagai penguat cita rasa produknya.

MSG dalam bentuknya yang sekarang pertama kali diciptakan oleh ilmuwan pangan Jepang, Kikunae Ikeda pada awal abad ke-20. Penguat rasa sintetis ini kemudian berkembang cepat di seluruh dunia karena penggunaannya sangat mudah. Tinggal taburkan sedikit pada makanan, maka makanan pun menjadi terasa lebih lezat.

Namun seiring dengan perjalanan waktu, MSG banyak dikritisi karena kecenderungannya yang bisa menyebabkan efek samping bagi tubuh manusia, yang di antaranya adalah menimbulkan reaksi alergi pada sebagian orang. Alergi dalam level ringan misalnya, gatal di tenggorokan atau mual. Mendadak pusing dan muntah-muntah adalah alergi dalam tingkatan sedang. Untuk alergi yang berakibat fatal, belum ada kabar orang mati karena mengkonsumsi micin (tentu pada batas konsumsi sewajarnya).

Artikel Terkait : Asupan Garam Berlebihan Berasal dari Makanan di Luar Rumah

MSG dalam bentuknya ada dua. Yakni sintetis dan alami. Yang alami ini terutama terdapat pada aneka jenis bumbu masakan. Istilah “glutamate” sendiri sebenarnya merujuk pada macam-macam wujud asam glutamik, asam amino non esensial, yang jumlahnya sangat melimpah di alam.

Banyak tanaman atau makanan yang dari sononya sudah mengandung sumber glutamat alami seperti jamur, kacang-kacangan, ikan, keju, dlsb. Asam glutamat inilah yang membuat makanan-makanan tersebut memiliki cita rasa yang kuat.

Cobalah memasak ikan tanpa dibumbui apa-apa. Pasti tetap akan ada cita rasa spesifik yang berbeda dengan makanan lain. Cita rasa itu berasal dari asam glutamat alami. Namun karena orang cenderung ingin masakan yang rasanya nano-nano alias rame banget, ditambahilah macam-macam bumbu, termasuk diberi micin.

Sayangnya pemberian penguat rasa tambahan ini kebanyakan dipicu sugesti makanan kurang maknyus kalau tidak dikasih micin. Mirip jingle iklan : apa pun makanannya, micin pelezatnya. Nah, tak beda kan dengan kelakuan kids jaman now : apa pun tingkahnya, yang penting viral di medsos. (Bisa jadi ini yang membuat micin kemudian diasosiasikan dengan ulah ABG alay yang sering aneh-aneh sehingga dijuluki generasi micin.)

Untuk gaya hidup masa kini yang menawarkan berbagai kemudahan dan kepraktisan, susah rasanya lepas dari MSG. Makanan kemasan yang Anda jumpai di toko-toko atau supermarket, nyaris seluruhnya mengandung penguat rasa sintetis. Termasuk pula snack-snack yang menjadi kesukaan anak-anak kecil.

Kendati memanjakan indera perasa di lidah, namun terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG tidaklah bagus. Sebuah penelitian menyatakan bahwa rutin menyantap makanan yang mengandung penyedap buatan berkorelasi dengan obesitas, depresi, kerusakan mata, diorientasi dan menurunnya kecerdasan. MSG juga dinilai sebagai pembunuh “berdarah dingin” yang bersembunyi di dapur Anda.

Artikel Terkait : Bijaklah Menyikapi Produk Makanan Kemasan

Kalau pun tak bisa menghindar sama sekali, usahakan secara ketat membatasi pemakaiannya. Jangan lupa pula bacalah dengan cermat bahan apa saja yang ada dalam makanan kemasan yang hendak Anda beli. Tak dicantumkannya “monosodium glutamate” bukan berarti makanan itu bebas MSG. Ada banyak variannya seperti kalsium kaseinat, sodium kaseinat, ekstrak ragi dan protein, monopotasium glutamat serta gelatin.

Mengkonsumsi makanan adalah pilihan. Memanfaatkan bumbu-bumbu alami kemudian mengolahnya dengan bahan-bahan lain sehingga menjadi masakan yang lezat dan sehat, sepenuhnya adalah pilihan. Sedikit repot memang, tapi pastinya lebih aman.

Selain itu, Anda juga tak perlu risau digolongkan sebagai generasi micin karena melakukan hal-hal bodoh hanya sekedar untuk terkenal.

(sumber)

Spoiler for bocah sableng:


Spoiler for bapak gendeng:


Spoiler for mbah2 sedeng:


Spoiler for koplak:


Spoiler for saran wong senewen:
0
3.3K
12
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan