- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Pelaku Pemerkosaan Sering Pimpin Pengajian dan Doa Tahlil
TS
4l.idiot
Pelaku Pemerkosaan Sering Pimpin Pengajian dan Doa Tahlil
Quote:
Fakta baru kasus dugaan pemerkosaan terhadap SO (inisial) terkuak. Berdasarkan pengakuan ibunya, TH, 51, remaja putri 21 tahun itu mengidap keterbelakangan mental. Akibat kejadian itu, kini korban mengalami trauma mendalam.
Kepada Jawa Pos Radar Madura (JPRM), TH mengaku, tidak menyangka Usman melakukan perbuatan bejat itu. Sebab pensiunan PNS itu dikenal baik oleh masyarakat. Usman sering memimpin pengajian dan doa tahlil. Pelaku juga pernah menjadi takmir masjid.
TH menjelaskan, sebelum dilaporkan, pelaku sudah tidak ada di kediamannya. Dia berharap, kepolisian segera menangkap dan mengadili pelaku. Dia juga meminta pelaku dihukum sesuai perbuatannya. ”Informasinya pelaku kabur ke daerah Kwanyar,” ucapnya.
Kapolres Bangkalan AKBP Anissullah M. Ridha melalui Kasatreskrim AKP Anton Widodo mengatkan, sebelum dilaporkan, keluarga korban sempat akan melakukan mediasi. Namun, pelaku telah melarikan diri, sehingga mediasi tidak bisa dilanjutkan.
Pihaknya telah meminta keterangan korban dan keluarganya. Selain itu, melakukan visum dan memeriksakan korban kepada psikiater. Namun, hasil visum dan pemeriksaan psikiater belum diterima. ”Kami belum terima hasilnya,” terangnya.
Menurut dia, setelah berkas penyelidikan rampung akan dilakukan gelar perkara. Tujuannya, mengetahui pasti peristiwa dugaan pemerkosaan itu. Pihaknya juga terus mencari informasi keberadaan Usman. Pihaknya juga menyelidiki pelaku yang merekam perbuatan cabul itu.
Pengurus takmir masjid asal kelurahan setempat, Abdul Kadir, 52, menjelaskan pelaku tidak lagi menjadi anggota takmir masjid. Menurutnya, pada 2014 Usman pernah menjabat ketua takmir masjid. Namun, karena tidak sejalan dengan pengurus yang lain, tahun itu juga dia diberhentikan.
”Sudah lama pelaku diberhentikan sebagai takmir masjid. Sebab tidak sejalan dengan pengurus lain,” katanya. Kepala SDN Binoh 1 itu mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa Usman. Sebab, korbannya mengidap keterbelakangan mental.
Awalnya, dia tidak menyangka pelaku tega berbuat tindakan seperti itu. Namun, beredarnya video tidak senonohnya dan laporan keluarga membuatnya percaya. ”Sebenarnya kami tidak mau ikut campur masalah ini. Tapi, kami meluruskan dan menegaskan kalau Usman bukan takmir masjid,” ucapanya.
Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Polres Bangkalan untuk melakukan penyelidikan. Selain Usman, dia juga meminta perekam vidio dan pelaku yang menyebarkan diproses. ”Kami pertegas kalau Usman bukan takmir masjid,” pungkasnya.
Kepada Jawa Pos Radar Madura (JPRM), TH mengaku, tidak menyangka Usman melakukan perbuatan bejat itu. Sebab pensiunan PNS itu dikenal baik oleh masyarakat. Usman sering memimpin pengajian dan doa tahlil. Pelaku juga pernah menjadi takmir masjid.
TH menjelaskan, sebelum dilaporkan, pelaku sudah tidak ada di kediamannya. Dia berharap, kepolisian segera menangkap dan mengadili pelaku. Dia juga meminta pelaku dihukum sesuai perbuatannya. ”Informasinya pelaku kabur ke daerah Kwanyar,” ucapnya.
Kapolres Bangkalan AKBP Anissullah M. Ridha melalui Kasatreskrim AKP Anton Widodo mengatkan, sebelum dilaporkan, keluarga korban sempat akan melakukan mediasi. Namun, pelaku telah melarikan diri, sehingga mediasi tidak bisa dilanjutkan.
Pihaknya telah meminta keterangan korban dan keluarganya. Selain itu, melakukan visum dan memeriksakan korban kepada psikiater. Namun, hasil visum dan pemeriksaan psikiater belum diterima. ”Kami belum terima hasilnya,” terangnya.
Menurut dia, setelah berkas penyelidikan rampung akan dilakukan gelar perkara. Tujuannya, mengetahui pasti peristiwa dugaan pemerkosaan itu. Pihaknya juga terus mencari informasi keberadaan Usman. Pihaknya juga menyelidiki pelaku yang merekam perbuatan cabul itu.
Pengurus takmir masjid asal kelurahan setempat, Abdul Kadir, 52, menjelaskan pelaku tidak lagi menjadi anggota takmir masjid. Menurutnya, pada 2014 Usman pernah menjabat ketua takmir masjid. Namun, karena tidak sejalan dengan pengurus yang lain, tahun itu juga dia diberhentikan.
”Sudah lama pelaku diberhentikan sebagai takmir masjid. Sebab tidak sejalan dengan pengurus lain,” katanya. Kepala SDN Binoh 1 itu mengaku prihatin dengan kasus yang menimpa Usman. Sebab, korbannya mengidap keterbelakangan mental.
Awalnya, dia tidak menyangka pelaku tega berbuat tindakan seperti itu. Namun, beredarnya video tidak senonohnya dan laporan keluarga membuatnya percaya. ”Sebenarnya kami tidak mau ikut campur masalah ini. Tapi, kami meluruskan dan menegaskan kalau Usman bukan takmir masjid,” ucapanya.
Pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Polres Bangkalan untuk melakukan penyelidikan. Selain Usman, dia juga meminta perekam vidio dan pelaku yang menyebarkan diproses. ”Kami pertegas kalau Usman bukan takmir masjid,” pungkasnya.
SUMBER
0
4.5K
Kutip
54
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan