- Beranda
- Komunitas
- News
- Sejarah & Xenology
The Juche Idea sebagai Ideologi Korea Utara


TS
dragonroar
The Juche Idea sebagai Ideologi Korea Utara
Quote:
Tulisan ini akan memberikan penjelasan mengenai sebuah filsafat politik yang dikenal dengan Juche Idea yang merupakan ideologi Democratic People’s Republic of Korea (DPRK) atau yang biasa dikenal dengan sebutan Korea Utara. Sebagai ideologi, Juche Idea sering diartikan oleh ilmuwan luar negeri sebagai “self -reliance” atau kemandirian. Dalam juche idea, kemandirian dijunjung tinggi seraya mengakui bahwa kekuatan terbesar adalah manusia itu sendiri.
Tujuan dari penulisan ini mengacu pada pengertian tersebut, dimana Korea Utara adalah sebuah negara misterius yang keadaan didalamnya tidak banyak diketahui oleh dunia luar, tetapi mereka tetap bisa bertahan dengan menjunjung juche idea dan percaya dengan kemampuan individu mereka sebagai seorang manusia dalam mempertahankan negaranya. Di samping itu, penulisan ini juga dimaksudkan untuk menguak di bidang mana saja juche idea diterapkan di Korea Utara dan seberapa konsisten penerapannya.
Juche idea adalah Weltanschauung (pandangan dunia), yang menekankan bahwa manusia mempunyai kontrol yang besar terhadap dunia dan takdirnya karena manusia memiliki chajusong, yaitu kreativitas dan kesadaran diri. Kim Il – Sung, presiden pertama Korea Utara, mengatakan bahwa juche idea adalah sebuah bentuk tanggung jawab dari tiap individu di Korea Utara untuk bertanggung jawab terhadap pergerakan dari negaranya sendiri. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu harus percaya pada kekuatan, kemampuan, dan ilmu yang dimilikinya sendiri untuk kemerdekaan negaranya.
Kim Il – Sung menggunakan juche idea ini untuk membakar semangat nasionalis masyarakat Korea Utara pada saat itu. Pemikiran juche idea di bidang politik terlihat pada pandangan mereka yang menjunjung tinggi kesetaraan. Dimana, setiap bangsa berhak menjunjung tinggi haknya dalam mengamankan kebahagiaan negaranya. Sehingga, pada kenyataannya, Korea Utara dalam berhubungan dengan negara lain juga menjunjung tinggi asas mutualisme. Karena Kim Il – Sung juga mengatakan bahwa hubungan luar negeri dengan negara lain dapat mengganggu kemerdekaan negaranya sendiri. Hal ini untuk menghindari intervensi dalam proses berjalannya negara Korea Utara.
Presiden kedua Korea Utara, Kim Jong- Il, memprediksikan jika Korea Utara terus -menerus bergantung pada kekuatan luar, maka revolusi sosialisme di Korea Utara akan mengantarkan Korea Utara kepada kejatuhan. Itu sebabnya, pada masa pemerintahannya, Kim Jong- Il sangat membatasi hubungan diplomatik dengan luar negeri. Hubungan diplomatik dilakukan hanya dengan negara – negara sosialisme tertentu, seperti: Cina, Kuba, dan Uni Soviet.
Secara konsisten, Kim Jong-Il menggunakan Juche idea pada bidang ekonomi. Sehubungan dengan itu, dikatakannya bahwa menggerakkan bidang ekonomi dengan juche idea berarti membangun ekonomi yang berdiri di atas kaki sendiri dan tidak bergantung kepada pihak lain serta melayani rakyat demi dapat mengembangkan sumber- sumber ekonomi dengan usaha sendiri. Meskipun mengembangkan kemandirian ekonomi secara demikian, bukan berarti pula perekonomian Korea Utara harus terisolasi. Sebagaimana yang telah dialami oleh Korea Selatan yang mendapat bantuan besar dari Amerika Serikat, Korea Utara juga mendapatkan bantuan dari kelompok komunis. Dengan demikian, Korea Utara hanya bersedia untuk bekerjasama dengan negara – negara yang menganut sosialisme sepertinya sebagai bentuk persatuan ideologi.
Penerapan juche idea di bidang militer juga dilakukan oleh Kim Il – Sung. Hal tersebut tampak dalam pernyataan berikut ini, “We do not want war, nor are we afraid of it, nor do we beg peace from the imperialists.” Kemandirian dalam bidang militer ini terlihat pada perkataan tadi, dimana Korea Utara dengan militernya, di satu pihak tidak menghendaki pecahnya peperangan dengan pihak lain. Akan tetapi, jika memang tak mungkin dihindari, Korea Utara tidak akan segan menggunakan kekerasan dalam memerangi imperialisme demi melindungi ideologi mereka, sekalipun dalam bidang militer, Korea Utara masih belum memiliki kemandirian karena masih bergantung pada kekuatan luar dari negara komunis lainnya, seperti Beijing dan Moskow.
Pada kehidupan bermasyarakat, juche idea ditanamkan kepada setiap individu dari kecil, sehingga loyalitas mereka terhadap ideologi ini sangat besar. Dengan penanaman ideologi ke dalam kesadaran masing-masing individu di lapisan bawah, Kim Il-Sung telah meletakkan pengaruh politiknya untuk pada saatnya menjadi pemimpin Korea Utara. Selanjutnya, dengan kekuatan yang telah terbangun di lapisan bawah tersebut ia memimpin Korea Utara dengan berdasarkan kepada kekuatan diri bangsanya. Dengan itu pula, setiap elemen kehidupan masyarakat Korea Utara telah terindoktrinasi baik oleh Kim Il- Sung atau pun oleh penerusnya. Pada akhirnya, Kim Il – Sung, Kim Jong- Il, dan presiden ketiga mereka sekarang, Kim Jong-Un, dielu-elukan layaknya seperti Tuhan.
Juche idea pada kenyataannya tidak begitu berpengaruh besar pada keadaan di Korea Utara dan penerapannya sendiri masih belum terlalu menyeluruh dan tidak konsisten. Karena, Korea Utara sendiri dengan juche idea -nya masih mengalami banyak masalah, contohnya seperti krisis energi. Dan, Korea Utara pun masih bergantung pada Moskow dan Beijing dalam hal penyediaan peralatan militer. Kondisi demikian memperlihatkan bahwa mereka pun masih bergantung pada kekuatan luar. Juche idea di Korea Utara lebih digunakan oleh pemimpinnya, seperti Kim Il – Sung, untuk mendapatkan dukungan dari rakyatnya, dan membuat rakyatnya akhirnya tunduk kepadanya.
Dari paparan di atas terlihat bahwa sebagai ideologi negara yang diterapkan secara ketat menjadikan juche idea yang meyakini manusia sebagai kekuatan terbesar, di satu pihak telah menjadikan Kim Il – Sung dan pemimpin Korea Utara lainnya dianggap seperti Tuhan yang mempunyai kekuatan besar tersebut untuk membuat negara mereka menjadi lebih baik tetapi di lain pihak berperan menjadikan juche idea sebagai haluan politik yang diyakini akan mengantarkan Korea Utara ke dalam kejayaan dirinya sebagai negara sosialis di masa depan.
Daftar Pustaka
Grace, Lee. 2003. “The Political Philosophy of Juche.” Stanford Journal of East Asian
Affairs.
https://www.ekoreajournal.net/issue/...p.htm?Idx=3206Diakses pada 22
Maret 2015 (00.14)
sumber
Tujuan dari penulisan ini mengacu pada pengertian tersebut, dimana Korea Utara adalah sebuah negara misterius yang keadaan didalamnya tidak banyak diketahui oleh dunia luar, tetapi mereka tetap bisa bertahan dengan menjunjung juche idea dan percaya dengan kemampuan individu mereka sebagai seorang manusia dalam mempertahankan negaranya. Di samping itu, penulisan ini juga dimaksudkan untuk menguak di bidang mana saja juche idea diterapkan di Korea Utara dan seberapa konsisten penerapannya.
Quote:
A. Juche Idea pada Masa Kim Il-Sung
Juche idea adalah Weltanschauung (pandangan dunia), yang menekankan bahwa manusia mempunyai kontrol yang besar terhadap dunia dan takdirnya karena manusia memiliki chajusong, yaitu kreativitas dan kesadaran diri. Kim Il – Sung, presiden pertama Korea Utara, mengatakan bahwa juche idea adalah sebuah bentuk tanggung jawab dari tiap individu di Korea Utara untuk bertanggung jawab terhadap pergerakan dari negaranya sendiri. Ia juga mengatakan bahwa setiap individu harus percaya pada kekuatan, kemampuan, dan ilmu yang dimilikinya sendiri untuk kemerdekaan negaranya.
Spoiler for Kim Il-sung:

Kim Il – Sung menggunakan juche idea ini untuk membakar semangat nasionalis masyarakat Korea Utara pada saat itu. Pemikiran juche idea di bidang politik terlihat pada pandangan mereka yang menjunjung tinggi kesetaraan. Dimana, setiap bangsa berhak menjunjung tinggi haknya dalam mengamankan kebahagiaan negaranya. Sehingga, pada kenyataannya, Korea Utara dalam berhubungan dengan negara lain juga menjunjung tinggi asas mutualisme. Karena Kim Il – Sung juga mengatakan bahwa hubungan luar negeri dengan negara lain dapat mengganggu kemerdekaan negaranya sendiri. Hal ini untuk menghindari intervensi dalam proses berjalannya negara Korea Utara.
Quote:
B. Juche Idea di masa Kim Jong-Il
Presiden kedua Korea Utara, Kim Jong- Il, memprediksikan jika Korea Utara terus -menerus bergantung pada kekuatan luar, maka revolusi sosialisme di Korea Utara akan mengantarkan Korea Utara kepada kejatuhan. Itu sebabnya, pada masa pemerintahannya, Kim Jong- Il sangat membatasi hubungan diplomatik dengan luar negeri. Hubungan diplomatik dilakukan hanya dengan negara – negara sosialisme tertentu, seperti: Cina, Kuba, dan Uni Soviet.
Secara konsisten, Kim Jong-Il menggunakan Juche idea pada bidang ekonomi. Sehubungan dengan itu, dikatakannya bahwa menggerakkan bidang ekonomi dengan juche idea berarti membangun ekonomi yang berdiri di atas kaki sendiri dan tidak bergantung kepada pihak lain serta melayani rakyat demi dapat mengembangkan sumber- sumber ekonomi dengan usaha sendiri. Meskipun mengembangkan kemandirian ekonomi secara demikian, bukan berarti pula perekonomian Korea Utara harus terisolasi. Sebagaimana yang telah dialami oleh Korea Selatan yang mendapat bantuan besar dari Amerika Serikat, Korea Utara juga mendapatkan bantuan dari kelompok komunis. Dengan demikian, Korea Utara hanya bersedia untuk bekerjasama dengan negara – negara yang menganut sosialisme sepertinya sebagai bentuk persatuan ideologi.
Spoiler for Kim Jong-il:

Penerapan juche idea di bidang militer juga dilakukan oleh Kim Il – Sung. Hal tersebut tampak dalam pernyataan berikut ini, “We do not want war, nor are we afraid of it, nor do we beg peace from the imperialists.” Kemandirian dalam bidang militer ini terlihat pada perkataan tadi, dimana Korea Utara dengan militernya, di satu pihak tidak menghendaki pecahnya peperangan dengan pihak lain. Akan tetapi, jika memang tak mungkin dihindari, Korea Utara tidak akan segan menggunakan kekerasan dalam memerangi imperialisme demi melindungi ideologi mereka, sekalipun dalam bidang militer, Korea Utara masih belum memiliki kemandirian karena masih bergantung pada kekuatan luar dari negara komunis lainnya, seperti Beijing dan Moskow.
Quote:
C. Juche Idea sebagai Alat Politik
Pada kehidupan bermasyarakat, juche idea ditanamkan kepada setiap individu dari kecil, sehingga loyalitas mereka terhadap ideologi ini sangat besar. Dengan penanaman ideologi ke dalam kesadaran masing-masing individu di lapisan bawah, Kim Il-Sung telah meletakkan pengaruh politiknya untuk pada saatnya menjadi pemimpin Korea Utara. Selanjutnya, dengan kekuatan yang telah terbangun di lapisan bawah tersebut ia memimpin Korea Utara dengan berdasarkan kepada kekuatan diri bangsanya. Dengan itu pula, setiap elemen kehidupan masyarakat Korea Utara telah terindoktrinasi baik oleh Kim Il- Sung atau pun oleh penerusnya. Pada akhirnya, Kim Il – Sung, Kim Jong- Il, dan presiden ketiga mereka sekarang, Kim Jong-Un, dielu-elukan layaknya seperti Tuhan.
Spoiler for pic:

Juche idea pada kenyataannya tidak begitu berpengaruh besar pada keadaan di Korea Utara dan penerapannya sendiri masih belum terlalu menyeluruh dan tidak konsisten. Karena, Korea Utara sendiri dengan juche idea -nya masih mengalami banyak masalah, contohnya seperti krisis energi. Dan, Korea Utara pun masih bergantung pada Moskow dan Beijing dalam hal penyediaan peralatan militer. Kondisi demikian memperlihatkan bahwa mereka pun masih bergantung pada kekuatan luar. Juche idea di Korea Utara lebih digunakan oleh pemimpinnya, seperti Kim Il – Sung, untuk mendapatkan dukungan dari rakyatnya, dan membuat rakyatnya akhirnya tunduk kepadanya.
Dari paparan di atas terlihat bahwa sebagai ideologi negara yang diterapkan secara ketat menjadikan juche idea yang meyakini manusia sebagai kekuatan terbesar, di satu pihak telah menjadikan Kim Il – Sung dan pemimpin Korea Utara lainnya dianggap seperti Tuhan yang mempunyai kekuatan besar tersebut untuk membuat negara mereka menjadi lebih baik tetapi di lain pihak berperan menjadikan juche idea sebagai haluan politik yang diyakini akan mengantarkan Korea Utara ke dalam kejayaan dirinya sebagai negara sosialis di masa depan.
Daftar Pustaka
Grace, Lee. 2003. “The Political Philosophy of Juche.” Stanford Journal of East Asian
Affairs.
https://www.ekoreajournal.net/issue/...p.htm?Idx=3206Diakses pada 22
Maret 2015 (00.14)
sumber
0
29.8K
Kutip
140
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan