Bagi kalian yang belum menikah, diharapkan untuk segera menikah sebelum terlaksananya pernikahan putri presiden minggu depan. Karena jika sudah lewat minggu depan, niscaya akan ada inflasi nilai pesta pernikahan dari calon-calon mertua kalian.

Memang pesta pernikahan itu hak bagi setiap orang, mau seberapa besar dan seberapa mahal pun, jika dia sanggup, ya, terserah dia. Namun, bagi kita yang punya penghasilan pas-pasan, pas mau sesuatu pas ada uangnya, mungkin sedikit keberatan dengan pesta pernikahan yang teramat sangat mahal bak pesta kerajaan.

Mungkin jika ditanya, apakah kalian ingin menikah dengan pesta yang mahal? Tentu jawabannya ingin, bukan? Menikah itu seperti momen yang para pengantin baru ingin rasakan sekali saja, karena sekali ini sampai ingin jor-joran atau istilah kerennya all out. Tapi sebaiknya, kita sewajarnya saja melaksanakan sebuah pesta pernikahan.

“Tapi calon mertua saya enggak bisa kompromi, nih, TS. Mesti resepsi di Bali, ngunduh mantu satu minggu, sama penghulunya mesti sama presiden.” Walah, jika ada yang sampai begini benar-benar sangat keterlaluan, ya.

Konsep menikah sendiri adalah melegalkan yang ilegal dengan penghulu, saksi dan mas kimpoi. Sudah itu saja. Toh, jika tanpa pesta pun kita tetap legal untuk melakukan ena-ena sama suami atau istri kita. Kalau menikah mesti pesta mewah, niscaya sex bebas akan lebih merajalela, lah wong yang nilai menikah masih murah saja sudah banyak yang melakukan sex bebas.

Sebenarnya, untuk kita yang tergolong rakyat jelantah, jangan terlalu melihat pernikahan-pernikahan orang yang berduit. Kalau bisa, calon mertua kalian culik dulu biar tidak melihat pernikahan anak presiden, yang bisa mengakibatkan inflasi nilai pesta pernikahan.

Jika calon mertua kalian tetap ngotot untuk pesta mewah, gampang saja. Kalian tinggal bilang kata-kata yang dipakai judul thread ini. Seberapa besar pun pesta pernikahan, cinta itu tetap tak ternilai. Saya jamin, setelah kalian mengatakan hal itu, kalian akan segera menikah, dengan calon yang lain.

Di Indonesia sendiri, pernikahan sangat dipengaruhi oleh adat dan budaya. Mungkin bagi kita yang bersuku Jawa atau Sunda, sekarang sudah mulai longgar tentang adat pernikahan. Namun, bagi suku yang berada di luar pulau jawa, adat masih dipegang teguh dan memaksa para calon pengantin untuk mengeluarkan uang yang bisa mencapai ratusan juta rupiah. Mulai dari uang mahar, uang panai, dan uang-uang lainnya.

Memang sebuah konflik antara melestarikan budaya dan melestarikan isi dompet. Namun, kita tidak perlu memaksakan, karena jika saatnya sudah tiba, ku ingin kau menjadi milikku. (malah nyanyi ) Saya bukan melarang untuk melestarikan budaya, tetapi kita harus bersifat realistis saja. Jangan sampai, karena pesta pernikahan sampai hutang sana sini, menjadi beban dan kita mati muda karena stres tak sanggup bayar hutang.

Menikahlah dengan tenang, dengan cara yang indah, karena bagaimana pun pernikahanmu, cinta kalian tidak ternilai. Apakah cinta bisa dimakan?