Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

geby.raono91Avatar border
TS
geby.raono91
Melihat Gunung Fuji Jepang, Dalam Film Ascent yang Benar-benar kelihatan Nyata
Melihat Gunung Fuji Jepang, Dalam Film Ascent yang Benar-benar kelihatan Nyata

Ascent adalah salah satu film terbaik sepanjang masayang ditulis dan disutradarai oleh seniman visual Fiona Tan. Ini adalah sebuah montase hipnosis yang terdiri lebih dari 4.000 gambar gunung yang paling dipuja di Jepang. Film ini juga merupakan meditasi tentang transiensi dan keabadian juga sebuah keanggunan untuk kekasih dan bangsa.

Mary, disuarakan oleh Tan dan sosoknya yang tidak diperlihatkan di film berbicara dengan pasangannya Hiroshi (aktor Hiroki Hasegawa) yang secara tak terduga meninggal lima tahun sebelumnya. Mary telah menerima dari Hiroshi sebuah paket berisi surat dan foto. Lalu Mary menyebarkan foto-foto tersebut di lantai. Serta merta ingatan dan pertanyaannya muncul.

Saat membaca surat-suratnya, Mary ‘mendengar’ Hiroshi menggambarkan pendakian dan turunnya dari Gunung Fuji yang sepi, yang ditunjukkannya di setiap foto. Foto yang dilihat Mary bermacam-macam mulai dari gunung yang muncul berselimut salju, tajam tanpa ditutupi apa pun, diliputi awan, ditopang oleh matahari terbit dan disambut oleh turis di dekat puncak.

Melihat Gunung Fuji Jepang, Dalam Film Ascent yang Benar-benar kelihatan Nyata

Foto ini dilukis di layar studio fotografer komersial awal. Foto-foto ini juga dalam pengaturan warna monokrom untuk manuver tentara di era statisme Shōwa. Dari jauh, gunung itu adalah kerucut safir, inspirasi bagi Hokusai dan Van Gogh. Dari dekat, gunung ini adalah tumpukan abu vulkanik berwarna merah dan kusam, serta lava yang beku, cukup indah.

Jadi meskipun bercerita tentang gunung berapi, namun ini bukanlah film horor terseram di duniabahkan malah kebalikannya, karena ini merupakan film yang lebih mendekati keindahan dan romance.

Gambar dan termasuk foto kabinet abad pertengahan hingga akhir ke-19, pandangan stereoskopis, cetakan arsip dan foto-foto dari yang indah sampai yang biasa saja, dari yang biasa sampai yang aneh. Kartu pos berwarna yang dipalsukan dari tahun 1930-an bahkan lebih bagus daripada komposisi palsu ini yang diambil dengan, katakanlah, Fujifilm. Mary mengamati bahwa beberapa foto diambil hanya untuk diambil, untuk menyatakan si fotografer pernah ada di situ.

Kami melihat foto-foto itu seperti yang Mary lakukan, satu demi satu, banyak di antaranya menggambarkan kelompok pendaki tahun 1920-an yang sedang bersiap-siap di punggung bukit atau menuruni menuruni bukit, pemain cosplay Jepang abad ke-19 berpose canggung dengan becak dan payung, bunga di ladang, kereta peluru, bahkan foto fotografer memasang kamera mereka di gunung berapi.

Melihat Gunung Fuji Jepang, Dalam Film Ascent yang Benar-benar kelihatan Nyata

Kadang-kadang, gunung tersebut menunjukkan patung Buddha tanpa kepala, tenang dan tak kenal lelah. Tapi kita tahu gunung itu juga raksasa api yang tertidur menengadah ke arah ‘Sodom dan Gomora di Tokyo’.

Fuji terakhir kali ‘melepaskan amarahnya’ pada tanggal 16 Desember 1707. Memuntahkan abu sampai jarak sekitar 60 mil (97km). Namun, tidak mengelurkan lava, tapi letusan berikutnya yang mungkin diperkirakan terjadi pada tsunami 2011 lalu dimana kerusakan besar serta beberapa warga jepang tramuma akibat kejadian yang lebih seram dari film horor terseramdimana tsunami memakan banyak korban jiwa, tidak bisa dibuktikan.
Tan kadang-kadang mencari foto-fotonya, tapi ini adalah prosesi gambar mirip-slideshow yang memberi kesan gerak lebih besar. Mary menyamakan stasis fotografi menjadi es dan mutabilitas film menjadi api atau uap.

Dia sendiri ‘beku’ secara emosional. Dia melihat Hiroshi dengan kerinduan yang tenang. Dia merasa mungkin dia telah membuat tugas atau teka-teki dalam foto-fotonya. Mengapa cinta tidak bisa dibedakan bila objeknya telah lenyap? Mengapa Hiroshi mengirim foto Kaisar Hirohito dengan nuansa pakaian hiking barat?

Melihat Gunung Fuji Jepang, Dalam Film Ascent yang Benar-benar kelihatan Nyata

Mary adalah seorang wanita barat yang jatuh cinta dengan Hiroshi, yang serupa dengan pasangan di Hiroshima Mon Amour (1959). Tan mengutip dialog dari film memoriAlain Resnais. B-29 yang menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Bom itu tidak berada di dekat Gunung Fuji, namun pesawat yang melintas di atas gunung di pendakian tersebut sedang dalam perjalanan ke firebomb Tokyo.

Hirohito mengenakan seragam tentara, bukan ala barat, saat dia memeriksa kota yang hancur itu. Lelah di akhir perang, Hiroshi terlihat sedang berjuang untuk bernapas di lereng gunung. Mary tidak hanya berdukacita karna itu tapi juga untuk semua orang Jepang yang meninggal. Dan pegunungan yang menakjubkan tetap terlihat tak tergoyahkan sampai saat ini.
0
2.3K
11
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan