- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
SPBU VIVO Jual Bensin Lebih Murah dari Premium, Pertamina Tak Khawatir


TS
hecktator
SPBU VIVO Jual Bensin Lebih Murah dari Premium, Pertamina Tak Khawatir
Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia akhirnya mengoperasikan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pertamanya, yang berlokasi di Jalan Raya Cilangkap, Jakarta Timur.
Ada 3 jenis BBM yang dijual di SPBU VIVO Cilangkap ini, antara lain Revvo 89, Revvo 90, dan Revvo 92. Untuk Revvo 89 yang oktannya sedikit di atas bensin Premium milik Pertamina, dan harganya dijual Rp 6.100 per liter.
Menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito, mengaku tidak khawatir dengan kehadiran VIVO. Pertamina siap bersaing dalam menjual BBM sejenis kepada masyarakat.
"Enggak usah takut, buat Pertamina sejarah pernah membuktikan bahwa pendatang baru belum tentu sukses," tutur Adiatma kepada detikFinance, Jumat (27/10/2017).
Adiatma menambahkan, Pertamina sudah bersaing dengan SPBU swasta lainnya sejak 2007 silam. Beberapa SPBU tersebut pun akhirnya berguguran.
"Pertama kali, buat Pertamina persaingan sudah ada sejak 2007 kan sudah ada dan beberapa SPBU yang jadi kompetitor kan bisa dibeli sama Pertamina," tutur Adiatma.
Pertamina menginginkan adanya kewajiban yang sama bagi VIVO. Pemerintah juga harus adil dalam memberikan penugasan kepada VIVO untuk mendistribusikan BBM ke daerah-dearah terluar yang secara bisnis kurang menguntungkan.
"Yang lebih penting sebetulnya adalah fairness-nya itu loh. Kalau cuma satu titik di satu kota di Jakarta lebih mudah distribusinya kemudian supply-nya jauh lebih gampang. Sementara kan Pertamina melayani bangsa ini," ujar Adiatma.
Terlebih lagi, saat ini ada penerapan standar emisi Euro 4. Artinya, penggunaan BBM dengan kadar oktan rendah seperti RON 88 atau RON 89 perlahan mulai ditinggalkan dan diajak beralih menggunakan bensin RON 90 (Pertalite) dan RON 92 (Pertamax).
"RON segitu (88 dan 89) kami sudah berusaha meninggalkan. Sudah enggak adab (bagus untuk) lingkungan dan Pertamina berusaha meninggalkan itu merusak lingkungan," ujar Adiatma.
https://finance.detik.com/energi/370...a-tak-khawatir
Ini Dia Profil PT Vivo Energy Indonesia, Pemilik SPBU Vivo
Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi, kini masuk ke pasar pompa bensin dalam negeri. Untuk menembus pasar domestik, perusahaan bahkan menjual pasar bensin beroktan 88 yang saat ini hanya dijual PT Pertamina (Persero). Strategi penjualan yang belum pernah dijajal perusahaan lainnya seperti Total dan Shell.
PT Vivo Energi Indonesia merupakan anak usaha Vitol Group yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang dibentuk di Rotterdam pada 1966 ini, merupakan pemegang saham terbesar Vivo Indonesia. Selain di Indonesia, Vivo juga telah beroperasi di Singapura, Belanda, London, Afrika dan Australia.
"Di Afrika ada hampir lima ribu SPBU. "Kami memiliki merek yang berbeda di tiap negara. Di Australia pakai merek Viva, di Afrika Vivo. Kebanyakan Vivo dan Viva," kata Corporate Communication Vivo, Maldi Al Jufrie di Jakarta, Senin, 23 Oktober 2017.
Di Indonesia, perusahaan yang berkantor di Gama Tower, Kuningan, Jakarta ini memiliki unit kilang mini dan tangki BBM di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Maldi mengatakan Vivo Indonesia berencana membangun kilang lainnya di Indonesia. Namun, dia belum bisa memastikan waktu realisasinya. "Segera. Kami berkomitmen akan segera membangun kilang."
Saat ini Vivo Indonesia baru memiliki satu SPBU yang beralamat di Jalan Raya Cilangkap RT007/RW003 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Maldi mengatakan hingga akhir tahun, Vivo akan menambah jumlah SPBU. SPBU Vivo memperoleh pasokan BBM dari induk usahanya yakni Vitol Group.
Menurut pantauan Tempo, SPBU Vivo menempati lahan seluas sekitar 5000 meter persegi. SPBU menjual tiga jenis bahan bakar dengan nama dagang Revvo . Ketiga jenis BBM itu diklasifikasi berdasarkan kadar Research Octane Number RON yakni Revvo 88, Revvo 90 dan Revvo 92.
Untuk Revvo 88 yang setara jenis bensin Premium milik Pertamina, SPBU Vivo menjualnya dengan harga Rp 6.550. Lalu untuk Revvo 90 yang setara dengan Pertalite dijual Rp 7.500. Harga untuk kedua jenis BBM itu setara dengan yang ditawarkan Pertamina di wilayah Jakarta.
Sementara untuk jenis Revvo 92 juga dijual dengan harga yang sama dengan Pertamax milik Pertamina yaitu Rp 8.250. Namun, lebih murah Rp 50 dibanding harga yang ditawarkan SPBU Total dan lebih murah Rp 350 dibanding Shell untuk jenis bensin RON 92.
Corporate Communication PT Vivo Milda Al Jufrie mengatakan harga jual BBM dengan RON 88 oleh SPBU Vivo mengikuti ketetapan pemerintah. Sementara untuk harga RON 90 dan RON 92 ditentukan oleh perusahaan.
"Untuk RON 90 ke atas kami tetapkan harga yang bersaing. Sudah prinsip pasar kalau harga ketinggian enggak laku," kata dia di SPBU Vivo, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
PT Vivo Energy Indonesia berencana melakukan tes operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) miliknya pada Rabu pekan ini. Izin operasi dikantongi setelah perusahaan itu melakukan penggantian nama dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI) menjadi PT Vivo Energy Indonesia.
Corporate Communication Vivo Indonesia Maldi Al-Jufrie mengatakan pengubahan nama dilakukan untuk menyesuaikan ketentuan merek dagang dari SPBU harus sama dengan pemilik izin niaga umum BBM. "PT NEPI sudah ganti nama sejak 19 oktober 2017 sehingga jadi Vivo. Segala izin sudah kami penuhi pekan lalu," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah sempat menghentikan operasi SPBU Vivo pada September lalu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menghentikan operasi SPBU Vivo karena belum mengantongi surat keterangan penyalur (SKP).
https://bisnis.tempo.co/read/1027306...ilik-spbu-vivo
welcome to the jungle, selamat bersaing
tread lain ane
https://www.kaskus.co.id/thread/59fc...rp6750-triliun
Ada 3 jenis BBM yang dijual di SPBU VIVO Cilangkap ini, antara lain Revvo 89, Revvo 90, dan Revvo 92. Untuk Revvo 89 yang oktannya sedikit di atas bensin Premium milik Pertamina, dan harganya dijual Rp 6.100 per liter.
Menanggapi hal tersebut, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Adiatma Sardjito, mengaku tidak khawatir dengan kehadiran VIVO. Pertamina siap bersaing dalam menjual BBM sejenis kepada masyarakat.
"Enggak usah takut, buat Pertamina sejarah pernah membuktikan bahwa pendatang baru belum tentu sukses," tutur Adiatma kepada detikFinance, Jumat (27/10/2017).
Adiatma menambahkan, Pertamina sudah bersaing dengan SPBU swasta lainnya sejak 2007 silam. Beberapa SPBU tersebut pun akhirnya berguguran.
"Pertama kali, buat Pertamina persaingan sudah ada sejak 2007 kan sudah ada dan beberapa SPBU yang jadi kompetitor kan bisa dibeli sama Pertamina," tutur Adiatma.
Pertamina menginginkan adanya kewajiban yang sama bagi VIVO. Pemerintah juga harus adil dalam memberikan penugasan kepada VIVO untuk mendistribusikan BBM ke daerah-dearah terluar yang secara bisnis kurang menguntungkan.
"Yang lebih penting sebetulnya adalah fairness-nya itu loh. Kalau cuma satu titik di satu kota di Jakarta lebih mudah distribusinya kemudian supply-nya jauh lebih gampang. Sementara kan Pertamina melayani bangsa ini," ujar Adiatma.
Terlebih lagi, saat ini ada penerapan standar emisi Euro 4. Artinya, penggunaan BBM dengan kadar oktan rendah seperti RON 88 atau RON 89 perlahan mulai ditinggalkan dan diajak beralih menggunakan bensin RON 90 (Pertalite) dan RON 92 (Pertamax).
"RON segitu (88 dan 89) kami sudah berusaha meninggalkan. Sudah enggak adab (bagus untuk) lingkungan dan Pertamina berusaha meninggalkan itu merusak lingkungan," ujar Adiatma.
https://finance.detik.com/energi/370...a-tak-khawatir
Ini Dia Profil PT Vivo Energy Indonesia, Pemilik SPBU Vivo
Jakarta - PT Vivo Energy Indonesia, perusahaan sektor hilir minyak dan gas bumi, kini masuk ke pasar pompa bensin dalam negeri. Untuk menembus pasar domestik, perusahaan bahkan menjual pasar bensin beroktan 88 yang saat ini hanya dijual PT Pertamina (Persero). Strategi penjualan yang belum pernah dijajal perusahaan lainnya seperti Total dan Shell.
PT Vivo Energi Indonesia merupakan anak usaha Vitol Group yang berbasis di Swiss. Perusahaan yang dibentuk di Rotterdam pada 1966 ini, merupakan pemegang saham terbesar Vivo Indonesia. Selain di Indonesia, Vivo juga telah beroperasi di Singapura, Belanda, London, Afrika dan Australia.
"Di Afrika ada hampir lima ribu SPBU. "Kami memiliki merek yang berbeda di tiap negara. Di Australia pakai merek Viva, di Afrika Vivo. Kebanyakan Vivo dan Viva," kata Corporate Communication Vivo, Maldi Al Jufrie di Jakarta, Senin, 23 Oktober 2017.
Di Indonesia, perusahaan yang berkantor di Gama Tower, Kuningan, Jakarta ini memiliki unit kilang mini dan tangki BBM di Tanjung Priok, Jakarta Utara. Maldi mengatakan Vivo Indonesia berencana membangun kilang lainnya di Indonesia. Namun, dia belum bisa memastikan waktu realisasinya. "Segera. Kami berkomitmen akan segera membangun kilang."
Saat ini Vivo Indonesia baru memiliki satu SPBU yang beralamat di Jalan Raya Cilangkap RT007/RW003 Kelurahan Cilangkap, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Maldi mengatakan hingga akhir tahun, Vivo akan menambah jumlah SPBU. SPBU Vivo memperoleh pasokan BBM dari induk usahanya yakni Vitol Group.
Menurut pantauan Tempo, SPBU Vivo menempati lahan seluas sekitar 5000 meter persegi. SPBU menjual tiga jenis bahan bakar dengan nama dagang Revvo . Ketiga jenis BBM itu diklasifikasi berdasarkan kadar Research Octane Number RON yakni Revvo 88, Revvo 90 dan Revvo 92.
Untuk Revvo 88 yang setara jenis bensin Premium milik Pertamina, SPBU Vivo menjualnya dengan harga Rp 6.550. Lalu untuk Revvo 90 yang setara dengan Pertalite dijual Rp 7.500. Harga untuk kedua jenis BBM itu setara dengan yang ditawarkan Pertamina di wilayah Jakarta.
Sementara untuk jenis Revvo 92 juga dijual dengan harga yang sama dengan Pertamax milik Pertamina yaitu Rp 8.250. Namun, lebih murah Rp 50 dibanding harga yang ditawarkan SPBU Total dan lebih murah Rp 350 dibanding Shell untuk jenis bensin RON 92.
Corporate Communication PT Vivo Milda Al Jufrie mengatakan harga jual BBM dengan RON 88 oleh SPBU Vivo mengikuti ketetapan pemerintah. Sementara untuk harga RON 90 dan RON 92 ditentukan oleh perusahaan.
"Untuk RON 90 ke atas kami tetapkan harga yang bersaing. Sudah prinsip pasar kalau harga ketinggian enggak laku," kata dia di SPBU Vivo, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.
PT Vivo Energy Indonesia berencana melakukan tes operasional Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) miliknya pada Rabu pekan ini. Izin operasi dikantongi setelah perusahaan itu melakukan penggantian nama dari PT Nusantara Energi Plant Indonesia (NEPI) menjadi PT Vivo Energy Indonesia.
Corporate Communication Vivo Indonesia Maldi Al-Jufrie mengatakan pengubahan nama dilakukan untuk menyesuaikan ketentuan merek dagang dari SPBU harus sama dengan pemilik izin niaga umum BBM. "PT NEPI sudah ganti nama sejak 19 oktober 2017 sehingga jadi Vivo. Segala izin sudah kami penuhi pekan lalu," kata dia.
Sebelumnya, pemerintah sempat menghentikan operasi SPBU Vivo pada September lalu. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melalui Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas) menghentikan operasi SPBU Vivo karena belum mengantongi surat keterangan penyalur (SKP).
https://bisnis.tempo.co/read/1027306...ilik-spbu-vivo
welcome to the jungle, selamat bersaing


tread lain ane
https://www.kaskus.co.id/thread/59fc...rp6750-triliun
Diubah oleh hecktator 03-11-2017 20:22


bebeninfinix313 memberi reputasi
1
2.1K
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan