DERITA ISTRI PUNYA SUAMI BERMODAL TUBUH ATLETIS
Kamis 02 Nov 2017 19:13 WIB

INDOPOS.CO.ID - Donwori (48) termasuk pria yang sangat selektif dalam memilih pasangan hidup. Maklum saja, warga Lowokwaru, Kota Malang, itu memang memiliki modal untuk menjadi pria pemilih. Badannya atletis. Selama ini, dia dikenal sebagai cowok cakep cowok idola (coca cola). Selain itu, kulitnya kuning langsat. Hidungnya juga mancung.
Setelah lirik sana dan lirik sini, dia berhasil memikat hati Sephia (45).

Ceritanya, saat masih muda, Sephia memang termasuk anak orang golongan kaya dan penuh rencana (Golkar). Jadi, ketika dulu kuliah di Bandung, Jawa Barat, perempuan kelahiran Blitar itu termasuk gadis yang kehidupannya sangat tercukupi. Tahu ada gadis cantik dan kaya raya, Donwori pun melakukan PDKT.
Itung-itung dia numpang hidup selama kuliah. Akhirnya mereka pun resmi berpacaran. Donwori seperti memegang kendali hati Sephia. Saat itu, Sephia sering meminta uang kiriman kepada orang tuanya. Jumlahnya pun lebih dari biasanya. Uang itu sebagian untuk ngopeni Donwori. Hal itu dia lakukan karena telanjur cinta kepada Donwori. Karena itu, kebutuhan hidup Donwori terpenuhi setiap hari tanpa mendapat kiriman dari orang tuanya di Malang.

Ketika lulus kuliah, mereka memutuskan menikah. Selama 17 tahun pernikahan, rumah tangga mereka tampak mulus-mulus saja. Setelah menikah, Donwori meminta hidup di Malang agar jauh dari pantauan mertuanya. Lalu, Sephia dihadiahi rumah oleh orang tuanya untuk ditempati bersama Donwori dan kedua anaknya.

Di awal menikah hingga pernikahan umur dua tahun, Donwori sama sekali tidak bekerja.
Keduanya masih mengandalkan kiriman dari orang tua Sephia di Blitar. Donwori mulai bekerja tujuh tahun belakangan di sebuah perusahaan. Namun, hasilnya tidak bisa mencukupi keseharian keluarganya. Karena tak mau hidupnya makin susah, Sephia akhirnya meminta cerai. Daripada hidup dengan Donwori, Sephia memilih bergabung dengan komunitas ijo tomat alias ikatan jomblo terhormat. Lantas, Sephia mengurus gugatan cerai di Pengadilan Agama (PA) Kota Malang, beberapa waktu lalu.

(Fajrus Shiddiq/Kholid Amrullah/Dwi Lindawati/Radar Malang/JPNN)

Sambel